Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan Empiema
Paru-paru merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Organ ini berpengaruh pada sistem pernapasan dan berhubungan dengan sistem peredaran darah. Fungsi paru-paru yaitu menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Di Indonesia penyakit yang berhubungan dengan paru-paru seperti infeksi pada paru-paru dan yang lainnya merupakan penyakit dengan tingkat kejadian yang tinggi. Khususnya pada artikel ini yang akan membahas tentang penyakit empiema.
Empiema masih merupakan masalah dalam bidang penyakit paru karena secara signifikan masih menyebabkan kecacatan dan kematian walaupun sudah ditunjang dengan kemajuan terapi antibiotik dan drainase rongga pleura maupun dengan tindakan operasi. Untuk itu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit ini, artikel dibawah ini akan membahasnya lebih mendetail lagi. Selamat membaca.
Apa sih penyakit empiema itu?
Empiema merupakan kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura yang dapat timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya. Empiema juga di artikan, sebagai akumulasi nanah diantara paru dan membran yang menyelimutinya atau ruang pleura yang dapat terjadi bilamana terjadi infeksi paru. Empiema biasanya merupakan komplikasi dari infeksi paru- paru atau kumpulan nanah yang terlokalisasi dalam paru.
Meskipun empiema sering kali disebabkan oleh komplikasi dari infeksi pulmonal, namun tidak jarang penyakit ini terjadi karena pengobatan yang terlambat. Rata-rata kematian akibat penyakit empiema terjadi sekitar 20-70%, kejadian ini meningkat pada usia lanjut, malnutrisi, penyakit kronik dan faktor sosial ekonomi yang menyebabkan pasien terlambat untuk mendapatkan antibiotik.
Apa yang menyebabkan terjadinya empiema?
Seperti yang Anda ketahui sebelumnya, empiema merupakan efusi pleura yang terinfeksi oleh mikroba. Empiema paling sering terjadi karena infeksi paru yang penanganannya tidak sempurna, dapat juga terjadi karena trauma.
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini yaitu empiema yang berasal dari paru (seperti, pneumonia, abses paru, adanya fistel pada paru, bronchiektasis, dan tuberculosis). Infeksi diluar Paru (seperti, trauma darigt;tumor, pembedahan otak, thorakocentesis, abses hati karena amuba). Selain disebabkan oleh dua hal tersebut empiema juga dapat disebabkan oleh bakteri seperti:
- Staphilococcus Pyogenes.Terjadi pada semua umur, paling sering terjadi pada anak
- Streptococcus Pyogenes
- Bakteri gram negatif
- Bakteri anaerob
Apa saja tanda dan gejala-gejala pada penyakit empiema?
Empiema dapat dibagi menjadi dua stadium yaitu akut dan kronik. Pada empiema akut biasanya awal permulaan, gejala-gejalanya mirip dengan pneumonia, yaitu panas tinggi, batuk kering, nafsu makan menurun, berkeringat dan nyeri pada dada. Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan adanya tanda-tanda cairan dalam rongga pleura. Bila stadium ini dibiarkan sampai beberapa minggu maka akan timbul anemia dan lain-lain. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronkopleura. Adanya fistel ini ditandai dengan batuk yang makin produktif, bercampur nanah dan darah.
Sedangkan pada empiema kronis yaitu terjadinya empiema yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan. Pada stadium ini penderita biasanya mengeluh badannya terasa lemas, sesak nafas, nyeri pada dada, berat badan menurun, kesehatan makin menurun, pucat, terdapat jari tabuh, dan adanya tanda-tanda cairan pleura. Pada pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya cairan dalam pleura.
Diagnosis Empiema
Apabila pengobatan pneumonia tidak berjalan dengan baik, dokter dapat menduga kemungkinan penyakit empiema. Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat keluhan dan penyakit sebelumnya, serta melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara-suara tidak normal di paru-paru Anda.
Beberapa tes penunjang juga akan dilakukan untuk membantuk memastikan diagnosis, termasuk:
- Foto Rontgen dan CT scan. - Bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya cairan di dalam ruang pleura.
- USG dada - Untuk mengetahui jumlah cairan dan lokasi yang sebenarnya.
- Tes darah. - Untuk mengetahui jumlah sel darah putih dan C-reactive protein (CRP). Peningkatan sel darah putih dan CRP dapat terjadi saat terjadi infeksi.
- Thoracocentesis. - Untuk mengambil sampel cairan dan mencari faktor penyebab.
Bagaimana cara mengobati penderita dengan empiema?
Tujuan utama penatalaksanaan empiema yaitu mengembalikan fungsi paru secepatnya dengan cara membersihkan rongga pleura dengan pemberian obat yang tepat, cepat dan adekuat serta drainase cairan dan pengembangan paru. Pemberian obat-obatan khususnya antibiotik harus mempertimbangkan fungsi hati dan ginjal pasien. Antibiotik dapat memberikan hasil yang baik pada cairan empiema stadium awal ketika pleura parietal dan visceral masih dapat bergerak bebas, jumlah sel darah putih yang sedikit dan belum terjadi adesi pleura.
Antibiotik yang sesuai untuk terapi tunggal yaitu golongan betalaktam dengan penghambat beta laktamase (seperti amoksisilin, tikarsilin, piperasilin-tazobaktam atau ampisilin), golongan quinolon dan imipenem atau meropenem. Obat golongan sefalosporin perlu ditambah dengan metronidazol atau klindamisin jika dicurigai terdapat bakteri anaerob.
Selain pemberian antibiotik penanganan empiema dapat dilakukn dengan memberikan terapi seperti:
- Torasentesis
- Penyaliran selang dada / Water Seal Drainage (WSD)
- Tindakan bedah
- Fisioterapi
Semua tindakan pengobatan akan dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan dari empiema itu sendiri. Penanganan empiema sejak dini sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kondisi buruk lainya. Jika terdapat tanda dan gejala-gejala yang telah disebutkan seperti diatas segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan dan pengobatan yang tepat. Semoga bermanfaat.
Maaf dok mengganggu waktunya, saat saya check up tahun lalu ada keterangan restriksi sedang pada fungsi paru-paru saya. Maksudnya apa ya itu, dok? Terima kasih.