Beberapa infeksi yang terjadi pada tubuh manusia mungkin tidak bisa ditangani hanya dengan penggunaan antibiotik biasa. Hal ini disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap pemberian obat-obatan antibiotik, artinya bakteri tersebut sudah kebal terhadap serangan antibiotik yang biasa. Oleh karena itu penggunaan obat antibiotik seperti Ertapenem dapat digunakan untuk menangani infeksi bakteri semacam ini.
Ertapenem adalah obat antibiotik golongan Karbapenem yang merupakan agen antibiotik yang sangat efektif yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang parah dan dapat membahayakan jiwa.
Biasanya antibiotik golongan ini hanya digunakan untuk infeksi bakteri yang sudah kebal terhadap segalam macam antibiotik (bakteri super/ Bakteri Multi Drug Resistance) yang diketahui.
Mengenai Ertapenem
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Suntikan injeksi
Kandungan:
Obat antibiotik
Apa saja kegunaan Ertapenem?
Ertapenem diindikasikan pada pasien anak-anak (usia 3 bulan hingga 17 tahun) dan pada orang dewasa untuk pengobatan infeksi ketika disebabkan oleh bakteri yang diketahui sangat kuat atau kebal terhadap penggunaan antibiotik lainnya.
Ertapenem digunakan pada penyakit-penyakit seperti:
- Infeksi di dalam rongga perut
- Pneumonia (paru-paru basah) yang didapat di masyarakat
- Infeksi pada kelamin
- Infeksi pada kaki akibat penyakit diabetes melitus
- Ertapenem juga dapat digunakan pada orang dewasa untuk mencegah terjadinya infeksi saat akan melakukan prosedur pembedahan setelah operasi usus dan anus
Bagaimana dosis dan penggunaan obat ini?
Ertapenem tersedia dalam bentuk botol yang dikemas di dalam botol. Setiap botol berisi 1,0 g ertapenem. Kandungan lain yang terdapat di dalam obat ini meliputi sodium bikarbonat ,Sodium hydroxide.
Cara pemberian obat ini meliputi :
- Infeksi panggul akut: 1 g IV / IM setiap hari selama 3-10 hari
- Pneumonia (paru-paru basah) yang didapat masyarakat: 1 g IV / IM setiap hari selama 10-14 hari
- Infeksi di dalam rongga perut (intraabdomen): 1 g IV / IM setiap hari selama 5-14 hari
- Infeksi kulit : 1 g IV / IM setiap hari selama 7-14 hari
- Infeksi saluran kemih: 1 g IV / IM setiap hari selama 10-14 hari
- Dosis pada anak: 1 g IV / IM setiap hari untuk pasien anak berusia 13 tahun dan lebih tua atau 15 mg / kg dua kali sehari untuk pasien anak usia 3 bulan hingga 12 tahun
Efek Samping apa yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan Ertapenem?
Segera dapatkan bantuan medis jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti gatal-gatal; kesulitan bernafas; pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan Anda.
Selain itu efek samping yang sering terjadi meliputi :
- sakit perut yang parah, diare yang berair atau berdarah;
- tremor, berkedut, atau otot kaku (sangat kaku);
- kejang (kejang); atau
- perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati atau perilaku Anda.
- rasa sakit, kemerahan, atau pembengkakan ringan di mana injeksi diberikan.
Ertapenem adalah obat kehamilan dengan kategori B, yang artinya obat ini tidak dapat menyebabkan masalah apapun pada percobaan yang dilakukan pada hewan namun belum terbukti tidak berbahaya pada manusia. Namun, ertapenem tidak boleh digunakan selama kehamilan kecuali manfaatnya melebihi risiko yang mungkin terjadi pada janin.
Ertapenem diekskresikan dalam ASI. Karena potensi reaksi buruk pada bayi, ibu tidak boleh menyusui bayinya saat dalam pengobatan Ertapenem.
Obat-obatan antibiotik dapat menyebabkan diare, yang mungkin merupakan tanda infeksi baru. Biasanya diare yang terjadi akibat penggunaan Ertapenem disebabkan oleh infeksi bakteri Clostiridium Deficile.
Jika Anda mengalami diare yang berair atau berdarah, segera hubungi dokter Anda. Jangan gunakan obat anti diare kecuali dokter Anda memberi tahu Anda sebaliknya.
Daftar efek samping di atas bukan daftar efek samping lengkap yang dapat disebabkan oleh penggunaan obat ini. Hubungi dokter Anda untuk mendapatkan nasihat medis tentang efek samping.
Apakah Ertapenem aman digunakan bersama dengan obat lain?
Beri tahu dokter Anda tentang semua obat yang sedang Anda gunakan saat ini atau obat apa pun yang Anda akan gunakan atau baru Anda hentikan penggunaannya, terutama obat-obatan seperti:
- divalproex (Depakote);
- asam valproat (Depakene); atau
- probenecid (Benemid).
Daftar interaksi obat ini tidak lengkap. Obat lain mungkin dapat berinteraksi dengan penggunaan ertapenem, termasuk obat-obatan resep dokter, obat-obatan yang dijual bebas lainnya, vitamin, dan produk herbal.
Perhatian
Sebelum memilih pengobatan menggunakan obat ini, Ada baiknya Anda mengerti tentang panduan pemberian antibiotik. Walaupun antibiotik ini sangat kuat, tetapi penggunaannya tidak dapat diberikan secara sembarangan karena dapat berpotensi menyebabkan bakteri berkembang lebih kuat setelah melakukan pengobatan yang tidak standar.
Kontraindikasi terhadap penggunaan obat ini:
- Memiliki riwayat alergi terhadap zat aktif atau terhadap salah satu bahan yang terkandung di dalamnya
- Memiliki riwayat alergi terhadap agen antibakteri karbapenem lainnya
- Mengalami reaksi alergi parah (mis, reaksi kulit parah) terhadap semua jenis agen antibakteri beta-laktam lainnya (mis. Penisilin atau sefalosporin).