Estazolam adalah obat golongan sedative-hypnotics yang bekerja langsung pada otak dan memberikan efek tenang. Obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter untuk membantu mengatasi gangguan tidur, seperti insomnia (sulit tidur) atau sering terbangun di malam hari.
Obat esrazolam hanya dapat digunakan untuk terapi jangka pendek, yaitu sekitar 1 sampai 2 minggu saja. Sebelum mengonsumsinya, sebaiknya ketahui informasi mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek sampingnya di sini.
Mengenal Obat Estazolam
Estazolam tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis yang tersedia adalah 1 mg dan 2 mg, dijual dengan nama generik ataupun merek dagang, seperti Esilgan. Estazolam merupakan obat sedative-hypnotics yang mampu memperlambat kinerja sistem saraf pada otak. Dengan proses tersebut, maka obat ini memiliki fungsi menenangkan sehingga membuat tidur lebih cepat dan lebih lama tanpa terbangun sepanjang malam.
Obat golongan sedative-hypnotics biasanya merupakan turunan obat golongan Benzodiazepin. Golongan obat ini merupakan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif. Obat jenis ini mampu memberikan efek tenang pada sistem saraf otak, mulai dari yang ringan (menyebabkan kantuk) hingga yang berat, seperti hilangnya kesadaran, dan keadaan anestesi (seperti pada pembiusan).
Dengan demikian, Estazolam dapat digunakan untuk gangguan tidur atau insomnia. Selain itu, obat ini juga dapat diberikan pada pasien yang akan melakukan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit setelah operasi.
Indikasi dan Kegunaan
Estazolam obat apa? Berdasarkan mekanisme kerja dan efek sedatif yang dimiliki obat ini, maka obat ini dapat digunakan untuk:
- Mengatasi gangguan tidur atau insomnia.
- Membantu membuat tidur lebih nyenyak dan mengurangi intensitas terbangun di malam hari.
- Mengatasi gangguan kecemasan (ansietas).
- Mengobati gangguan Psikosis.
- Membantu menghilangkan rasa sakit setelah operasi atau pembedahan.
Kontraindikasi
Obat ini termasuk obat keras dan obat penenang. Itulah sebabnya, tidak semua orang bisa menggunakan obat ini, Estazolam tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi medis seperti di bawah ini:
- Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.
- Wanita hamil.
- Penderita Miastenia gravis.
Dosis Estazolam dan Cara Pemakaian
Obat ini hanya dapat digunakan untuk pemakaian jangka pendek atau tidak lebih dari 10 hari. Dosis yang tepat adalah sesuai anjuran dokter setelah memperhatikan penyebab, tingkat keparahan insomnia, dan riwayat kesehatan pasien. Adapun dosis Estazolam yang biasanya digunakan untuk pasien dewasa antara lain:
- Untuk menngobati Neurosis dan gangguan tidur internal, dosis yang dianjurkan adalah 1 -2 mg yang dikonsumsi sebanyak 1 kali sehari.
- Untuk mengobati Psikosis atau Skizofrenia, dosis yang dianjurkan adalah 2 -4 mg yang dikonsumsi sebanyak 1 kali sehari sebelum tidur.
- Untuk menghilangkan rasa sakit pasca operasi, dosis yang dianjurkan adalah 1-2 mg yang diberikan pada malam hari sebelum operasi.
Ingat! Dosis estazolam di atas tidak menggantikan arahan dari dokter Anda. Selalu ikuti petunjuk dokter dalam penggunaannya.
Jika ingin berhenti menggunakan obat ini, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter karena obat ini dapat menyebabkan gejala putus obat. Risiko ini akan meningkat apabila Anda memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang (narkotika).
Demikian pula, apabila Anda ingin menambahkan atau mengurangi dosis, maka harus berdasarkan rekomendasi dari dokter agar tidak menyebabkan timbulnya kecanduan obat.
Gunakanlah obat ini sesuai dengan anjuran dokter dan bacalah aturan pakai pada kemasan. Selama penggunaan obat ini, hindari mengonsumsi alkohol karena dapat meningkatkan pengaruh serta efek samping yang ditimbulkan obat ini.
Efek Samping Estazolam
Seperti halnya dengan obat-obat lainnya, Estazolam juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping estazolam yang umum terjadi diantaranya:
- Pusing.
- Limbung.
- Mulut terasa kering.
- Gangguan koordinasi tubuh.
- Lemas.
- Sembelit atau Konstipasi.
- Merasa kantuk seharian.
- Penglihatan memudar.
Selain gejala efek samping yang umum terjadi, obat ini juga dapat menimbulkan efek samping yang parah. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan tindakan medis, jika Anda mengalami efek samping seperti di bawah ini:
- Gatal-gatal pada seluruh tubuh.
- Sulit bernafas.
- Terjadi pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
- Jantung berdebar-debar dan berdetak lebih cepat dari biasanya.
- Sulit berpikir atau berkonsentrasi.
- Bicara tidak jelas (cadel).
- Timbulnya agitasi (rasa gelisah).
- Timbul keinginan untuk melukai diri sendiri atau orang lain (agresi).
- Timbul keinginan bunuh diri.
- kram otot mata, lidah, rahang, atau leher.
- kulit pucat.
- Susah buang air kecil.
- Mual dan sakit perut serta kehilangan nafsu makan.
- Urin dan feses berwarna lebih gelap.
- Sakit kuning.
Apa efek overdosis estazolam?
Jika seseorang mengalami overdosis dengan gejala serius berupa pingsan atau sulit bernapas, segera hubungi layanan kesehatan darurat. Untuk menghindari overdosis, hindari penggunaan dosis ganda yang mungkin tidak Anda sadari.
Jika Anda melewatkan satu dosis, jangan langsung mengambilnya kecuali punya waktu untuk tidur selama 7 sampai 8 jam sesudahnya.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat estazolam ini, perhatikan hal-hal berikut:
- Obat ini dapat digunakan sebelum atau setelah makan.
- Beritahu dokter apabila Anda mengonsumsi obat-obatan seperti obat penekan SSP (hipnosedatif dan derivat fenotiazin), penghambat MAO, antidepresi, dan pelemas otot karena obat-obatan tersebut dapat menimbulkan interaksi obat dan meningkatkan efek samping.
- Hati-hati penggunaan obat ini untuk lansia di atas 65 tahun karena akan lebih sensitif untuk mengalami efek samping, seperti pusing, kebingungan, rasa kantuk yang berlebih, hilangnya ketidakseimbangan tubuh, bahkan terkadang membuat pasien terjatuh.
- Jangan mengendarai kendaraan atau menyalakan mesin karena obat ini dapat menyebabkan kantuk.
- Jangan merokok, karena rokok dapat mengurangi kinerja obat ini.
Interaksi obat Estazolam
Risiko efek samping yang serius (seperti pernapasan lambat dan dangkal, kantuk parah atau pusing ) dapat meningkat jika obat ini dikonsumsi bersama dengan obat lain yang juga dapat menyebabkan kantuk atau masalah pernapasan.
Beritahu dokter atau apoteker jika Anda menggunakan produk lain seperti rasa penghilang rasa sakit opioid atau penghilang batuk(seperti kodein, hidrokodon ), alkohol, obat lain untuk tidur atau gangguan cemas (seperti alprazolam, lorazepam, zolpidem), pelemas otot (seperti carisoprodol, cyclobenzaprine), atau antihistamin(seperti cetirizine, diphenhydramine).
Anda tidak perlu khawatir apabila mengalami kesulitan tidur selama 1-2 hari setelah berhenti menggunakan estazolam. Hal itu disebut "rebound insomnia" dan merupakan hal yang wajar, namun apabila kondisi tersebut tetap berlanjut hingga lebih dari 2 hari, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter terkait hal ini.
Obat estazolam juga dapat menyebabkan "sleepwalking" atau kondisi dimana penderita terbangun dari tidur dan berjalan atau melakukan aktivitas motorik lainnya saat tidur. Biasanya para penderita tidak mengingat kejadian tersebut setelah mereka bangun tidur. Jika Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera menghubungi dokter apabila untuk mendapatkan penanganan medis.