Kejadian Gunung Bromo meletus Jumat (19/7) lalu sempat membuat panik wisatawan dan masyarakat di sekitar. Bagaimana tidak, selama ini Gunung Bromo tak pernah sepi dari wisatawan dengan daya tarik kawahnya yang sangat indah.
Meskipun erupsi gunung berapi tak bisa dihindari, namun bukan berarti Anda tidak bisa melakukan antisipasi. Oleh karena itu, Anda harus selalu waspada dan siap siaga saat bencana alam tersebut terjadi.
Lantas, apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah gunung meletus terjadi? Seperti apa proses evakuasi gunung meletus yang tepat dan aman? Berikut panduan lengkapnya untuk Anda.
Sekilas tentang bahaya letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang disebut dengan istilah erupsi. Hampir semua aktivitas gunung berapi terjadi akibat adanya perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada batas lempeng. Suhu tinggi inilah yang melelehkan cairan pijar (magma) dan kemudian bergerak naik mendekati permukaan bumi.
Sebelum mencari tahu cara evakuasi saat gunung Bromo meletus, Anda juga perlu memahami bahaya letusan gunung berapi terlebuh dahulu. Berikut berbagai bahaya letusan gunung berapi, di antaranya:
1. Aliran lava
Lava adalah magma yang meleleh ke permukaan bumi melalui rekahan. Suhu aliran lava bisa mencapai lebih dari 1000 derajat Celcius dan mampu merusak seluruh infrastruktur yang dilewatinya.
2. Awan panas
Awan panas adalah aliran material vulkanik panas yang terdiri dari batuan berat, ringan (berongga), larva masif, dan butiran klasik. Awan panas bergerak turun mengikuti gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah di sekitar gunung.
3. Gas beracun
Letusan gunung berapi, termasuk Gunung Bromo, sering kali mengeluarkan gas beracun. Gas vulkanik ini mengandung sejumlah senyawa seperti karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), asam hidroklorida (HCl), asam fluorida (HF), asam sulfat (H2SO4), dan partikel lainnya.
Gas-gas tersebut umumnya tidak berwarna dan tidak berbau. Namun jangan salah, gas beracun dari gunung berapi dapat mematikan apabila terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
4. Lahar letusan
Lahar letusan terjadi pada gunung berapi yang mempunyai danau kawah, biasanya terjadi bersamaan dengan letusan.
Kenali berbagai status gunung berapi
Selain mengetahui bahaya letusan gunung berapi, Anda juga perlu memahami status gunung berapi. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kapan proses evakuasi gunung meletus harus mulai dilakukan, termasuk juga ketika Gunung Bromo meletus.
Ada 4 status gunung berapi yang perlu Anda ketahui, yaitu:
- Normal: Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma. Gunung api dikatakan aman.
- Waspada: Terdapat kenaikan aktivitas seismik maupun vulkanis di atas level normal. Masyarakat diminta mulai waspada.
- Siaga: Gunung berapi mulai mengarah ke erupsi dan berisiko menimbulkan bencana. Letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu. Masyarakat sekitar diminta siaga dan menjauhi gunung api dalam radius tertentu.
- Awas: Gunung berapi segera atau sedang meletus, dengan perkiraan letusan terjadi dalam waktu 24 jam. Letusan biasanya diawali dengan keluarnya abu dan asap. Masyarakat diminta mengosongkan wilayah yang terancam bahaya sesegera mungkin.
Yang harus dipersiapkan sebelum terjadi letusan gunung berapi
Ketika status gunung berapi mulai dinyatakan siaga oleh petugas berwenang, mulailah bersiap melakukan proses evakuasi gunung meletus ke tempat yang lebih aman. Buat rencana perlindungan untuk Anda sendiri, keluarga, hingga orang-orang di sekitar dan pastikan semua orang memahaminya.
Sebelum memulai proses evakuasi, jangan lupa persiapkan perlengkapan darurat dalam satu tas. Hal ini bertujuan supaya ketika terjadi letusan, Anda dan keluarga bisa langsung menyelamatkan diri tanpa harus membuang-buang waktu untuk menyiapkannya terlebih dahulu.
Karena sifatnya darurat, cukup bawa barang-barang penting pada saat evakuasi gunung meletus. Daftar barangnya meliputi:
- Senter dan baterai cadangan
- Kotak P3K
- Makanan dan air minum
- Masker. Usahakan pilih jenis masker N95 karena lebih efektif menghalangi 95% pertikel yang masuk ke saluran pernapasan.
- Kacamata
- Kantung tidur
- Baju hangat
- Radio yang menggunakan baterai. Radio jenis ini lebih disarankan karena Anda masih bisa memantau informasi lewat radio ketika listrik padam.
Baca Selengkapnya: Polusi Jakarta Memburuk, Harus Pakai Masker Anti Polusi yang Mana?
Selalu ikuti instruksi petugas yang berwenang, terutama mengenai jalur evakuasi menuju zona aman. Gunakan pakaian yang melindungi tubuh seperti baju lengan panjang, celana panjang, dan topi agar terhindar dari paparan asap dan abu vulkanik.
Bagaimana cara evakuasi saat terjadi gunung meletus?
Lagi-lagi, selalu ikuti instruksi dari petugas yang berwenang, apakah Anda harus mengungsi ke tempat yang lebih aman atau justru tetap di rumah karena efeknya dirasa tidak begitu parah. Perlu dicatat bahwa jatuhnya korban gunung meletus biasanya disebabkan karena mengabaikan arahan dari petugas.
Lakukan hal-hal berikut ini pada saat terjadi letusan gunung berapi:
- Sebisa mungkin, pergilah ke tempat terbuka yang lebih aman dan jauh dari semburan lahar panas.
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
- Jauhi daerah yang terkena arah angin untuk menghindari hujan abu.
- Pakai masker dan kacamata, bukan lensa kontak.
- Pakai baju lengan panjang, celana panjang, dan topi yang nyaman.
- Hindari berkendara pada saat terjadi letusan gunung berapi.
Yang harus dilakukan setelah letusan gunung berapi
Ketika status gunung berapi dinyatakan kembali aman, jangan buru-buru kembali ke rumah. Sekali lagi, selalu ikuti instruksi dari petugas berwenang mengenai kapan Anda harus tetap di zona aman dan kapan boleh pulang ke rumah.
Sisa-sisa abu vulkanik dan asap letusan masih bisa terhirup dan memicu gangguan pernapasan, mulai dari asma, bronkitis kronis, hingga emfisema. Itulah sebabnya, jangan buru-buru lepas masker atau kacamata meskipun sudah dinyatakan aman.
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan setelah gunung berapi:
- Tetap nyalakan radio untuk mengetahui situasi terkini. Jika Anda termasuk penduduk yang tidak diminta mengungsi, pastikan untuk tetap berada di dalam rumah sampai ada instruksi aman untuk ke luar rumah.
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik. Zat beracun dari hasil letusan dapat merusak mesin seperti rem, persneling, hingga knalpot.
- Jika situasi dirasa cukup aman, bersihkan atap rumah dari timbunan debu vulkanik. Sebab bila terlalu lama dibiarkan, beratnya abu bisa merobohkan dan merusak atap bangunan.
- Tetap tutup jendela dan ventilasi rumah sampai abu vulkanik benar-benar dibersihkan.
Baca Juga: 10 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Naik Gunung
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.