Exenatide merupakan salah satu obat yang digunakan pada penanganan diabetes melitus tipe 2. Obat ini termasuk dalam golongan agonis glucagon like peptide 1 atau GLP-1.
Obat ini merupakan injeksi yang disuntikan secara subkutan. Exenatide dapat mengatur kontrol kadar gula darah sehingga mengurangi resiko gangguan fungsi organ hingga serangan jantung dan stroke.
Obat exenatide sudah mulai digunaan sejak tahun 2005 sebagai terapi pilihan pada penyakit diabetes melitus tipe 2. Obat ini memiliki mekanisme seperti hormon incretin mimetik yang bekerja meningkatkan pelepasan insulin dan memberi efek antihiperglemik dari pelepasannya menuju organ usus.
Peran exenatide sebagai golongan obat GLP-1 dapat meningkatan sekresi insulin apabila diemukan peningkatan plasma gula darah sehingga menekan angka glikemia.
Mengenai Exenatide
Golongan:
Obat resep
Kemasan:
Larutan, suspensi
Kandungan:
Obat antidiabetes
Manfaat Exenatide
Obat exenatide merupakan obat yang memiliki efek glukoregulatori sebagai terapi adjuvan untuk meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Apa itu Diabetes Melitus Tipe 2?
Penyakit diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tidak menular yang membahayakan. Kebiasaan hidup yang buruk menjadi penyebab utama yang dapat muncul mulai anak-anak dan orang dewasa.
Penyebab terjadinya diabetes melitus tipe 2 adalah akibat makanan manis, kurangnya berolahraga, memiliki riwayat genetik terkait penyakit diabetes, obesitas, serta usia 40 tahun keatas.
Gejala yang ditimbulkan pada diabetes muncul dengan lambat. Banyak orang tidak merasakan bahwa adanya peringatan pada peningkatan gula darah di dalam tubuhnya. Beberapa gejala yang dikeluhkan yang menjadi tanda awal diabetes melitus antara lain:
- Sering haus
- Sering lapar
- Badan cepat lemas
- Penglihatan kabur
- Sering sakit kepala
- Bibir kering
- Berat badan menurun perlahan meskipun makan banyak
- Sering kencing (terlebih pada malam hari)
Dosis dan cara pemberian obat Exenatide
Obat exenatide tersedia dalam bentuk injeksi subkutan. Dosis awal bagi penderita diabetes melitus tipe 2 ialah 5 mikogram dua kali sehari. Obat diberikan melalui injeksi subkutan di lengan atas atau bagian paha 1 jam sebelum mengonsumi makanan. Jangan memberikan injeksi obat exenatide setelah makan.
Dosis obat dapat ditingkatkan hingga 10 mikrogram setelah 1 bulan pengobatan di memiliki toleransi baik. Obat ini juga bisa dikombinasikan dengan obat-obatan antidiabetik seperti golongan sulfonylurea, atau thiazolidinediones dengan pengaturan dosis yang sesuai.
Simpan obat dalam keadaan jarum yang tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi dengan bakteri dari luar. Apabila jarum kotor sebaiknya diganti dengan suntikan baru. Simpan obat exenatide pada suhu dingin sekita 2 hingga 5 derajat selsius.
Efek samping obat Exenatide
Obat exenatide memiliki beberapa efek samping mulai dari kondisi ringan hingga berat. Efek samping yang dapat dirasakan selama diberikan obat exenatide antara lain:
- Mual muntah
- Diare
- Konstipasi
- Nyeri kepala
- Berkeringat
- Hipoglikemia
Obat exenatide memiliki peningkatan resiko tumor kelenjar tiroid hingga resiko kanker tiroid ganas. Gejala seperti adanya pembengkakan pada leher, suara serak, sulit menelan, dan sesak napas perlu perhatian khusus sehingga penggunaan obat exenatide injeksi harus segera dihentikan.
Gejala seperti nyeri perut, mual muntah, dan demam dapat memicu resiko penyakit pankreatitis, sehingga penggunaan obat enexatide harus dihentikan.
Adanya perubahan nilai fungsi ginjal seperti peningkatan serum kreatinin yang memicu adanya gagal ginjal akut, maka pengobatan obat enexatide harus segera dihentikan.
Interaksi obat Exenatide
Interaksi dapat muncul apabila obat exenatide diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut ini.
- Obat antihipertensi benazepril, kaptropil, enalapril ramipril, dan diuretik
- Obat NSAID seperti ibuproven dan naproxen
- Obat tidak boleh diberikan bersamaan dengan pil KB
Perhatian khusus sebelum diberikan obat Exenatide
Informasi penting terkait penggunaan obat exenatide antara lain:
- Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita pankreatitis karena dapat meningtkan resiko gejala.
- Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal
- Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan menyusui
Pemeriksaan laboratorium seperti serum amilase, dan serum urin kreatinin perlu dilakukan untuk mencegah resiko penyakit pankreatitis atau gagal ginjal akut terkait pemakaian obat.