Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja. Tak melulu harus di lokasi yang sepi, tempat-tempat ramai pun bisa menjadi celah bagi orang-orang 'nekat' untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Lebih parahnya lagi, ada satu kelainan seksual yang membuat penderitanya suka pamer alat kelamin di depan umum. Kondisi ini disebut dengan ekshibisionisme (exhibitionistic disorder).
Apa itu ekshibisionisme?
Ekshibisionisme adalah gangguan kepribadian di mana seseorang merasa senang atau puas setelah memamerkan alat kelaminnya pada orang lain di depan umum. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5), kelainan suka pamer kelamin di muka umum termasuk paraphilic disorder, yaitu gangguan seksual yang ditandai dengan dorongan dan fantasi seksual terhadap hal-hal lain yang tidak wajar. Dalam hal ini adalah menunjukkan alat kelaminnya di depan orang lain.
Ekshibisionisme terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari usia berapa yang menjadi sasaran. Misalnya saja, ada pengidap kelainan yang membuatnya suka pamer kelamin di depan anak-anak, remaja, orang dewasa, atau bahkan siapa pun tanpa pandang bulu.
Meski dari sisi korban ini termasuk hal yang gila, tapi untuk beberapa exhibitionist, hal ini justru menjadi cara mereka untuk menunjukkan eksistensi dan memberikan kenikmatan seksual tersendiri. Orang dengan pengidap kelainan seksual ini juga kerap bermasturbasi sambil berfantasi demi mendapatkan kepuasan yang maksimal.
Ada yang hanya sekadar ingin mengejutkan korbannya, tapi ada juga pelaku yang justru lanjut berfantasi bahwa korbannya akan ikut terangsang secara seksual.
Apa penyebab orang suka pamer alat kelamin?
Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab seseorang menjadi exhibitionist alias suka pamer alat kelamin di depan umum. Gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan alkohol, hingga pedofilia bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan seksual ini.
Baca Selengkapnya: Antisosial Adalah Gangguan Kepribadian, Ini Ciri-Cirinya
Mengalami pelecehan secara seksual dan emosional di masa kecil bisa membuat seorang pria memiliki tingkah laku seksual yang menyimpang. Ditambah lagi dengan kemungkinan produksi hormon testosteron secara berlebihan juga bisa menjadi salah satu penyebab exhibitionist.
Tanda dan gejala ekshibisionisme
Sekitar 2-4% populasi pria di seluruh dunia diperkirakan memiliki perilaku ekshibisionisme. Menurut panduan DSM-5, seseorang dikatakan mengalami gejala ekshibisionisme jika mengalami hal-hal berikut:
- Memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku berulang untuk mempertontonkan alat kelamin pada orang asing setidaknya selama 6 bulan
- Hasrat untuk berperilaku menyimpang terus terjadi hingga mengganggu aktivitas normal sehari-hari, seperti bekerja atau bersosialisasi
Mayoritas pelaku exhibitionist adalah pria dan hampir seluruh korbannya adalah wanita. Namun, perempuan juga bisa memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang ekshibisionis.
Baca Juga: Aneka Fantasi Seksual Wanita, Ada yang Bukan dengan Pasangan!
Mungkinkah perilaku ekshibisionisme bisa disembuhkan?
Kebanyakan orang dengan gangguan exhibitionist tidak mencari pengobatan untuk dirinya sendiri, bahkan kadang tidak sadar bahwa perilaku ini adalah menyimpang. Padahal, pelaku ekshibisionis perlu mendapatkan perawatan berupa psikoterapi dan pengobatan medis.
Penelitian menunjukkan bahwa terapi perilaku cenderung efektif mengatasi gejala exhibitionist. Terapis akan membantu pasien untuk menemukan pemicu awal sekaligus cara untuk mengatasi kebiasaan suka pamer alat kelamin di depan orang asing.
Sembari melakukan terapi, ada beberapa jenis obat yang dapat diberikan dokter. Salah satunya berupa obat antiandrogen yang tujuannya menghambat hormon seksual sehingga hasrat seksnya bisa diredam. Beberapa obat yang biasa diberikan untuk mengobati depresi dan gangguan mood lainnya, seperti SSRI (Selective Serotonine Reuptake Inhibitor), juga dapat memberikan efek serupa.
Apa yang harus dilakukan saat melihat exhibitionist menjalankan aksinya?
Pelaku ekshibisionisme bisa "beraksi" di mana saja, tapi biasanya mencari tempat sepi. Maka itu, selalu waspada dan berhati-hatilah saat bertemu orang-orang yang gelagatnya mencurigakan.
Baca Juga: Tips Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual, Ortu Wajib Tahu!
Jika Anda melihat pelaku ekshibisionisme sedang menjalankan 'aksi' gilanya dan mengarahkannya pada Anda, tetap tenang dan jangan berikan respon apa pun lewat ekspresi wajah Anda. Pergi secepat mungkin dari situasi tersebut menuju tempat ramai dan minta bantuan orang di sekitar. Apabila pelaku mendekat, larilah sekencang-kencangnya ke tempat aman dan berteriak minta tolong.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.