Kebiasaan merokok seringkali menjadi hal yang sudah biasa dilakukan sehari-hari. Hal ini jika terus menerus dilakukan tentu dapat mengganggu kesehatan. Tetapi ketika ingin berhenti merokok, kebiasaan tersebut juga sulit untuk dilakukan.
Berbagai cara dicoba untuk membantu menghentikan kebiasaan buruk tersebut, ada yang lari ke alternatif lain yaitu vape (rokok elektrik) yang dianggap dapat mengurangi ketergantungan pada rokok, ada pula yang menjalani pengobatan akupuntur, serta melakukan terapi dengan hipnotis.
Baca juga: Fakta Metode Akupuntur untuk Membantu Berhenti Merokok
3 Fakta seputar hipnotis untuk menghentikan kebiasaan merokok
Hipnotis sendiri merupakan salah satu cara yang dianggap dapat membantu menghentikan kebiasaan merokok. Bahkan terapi melalui hipnotis memiliki angka keberhasilan yang cukup tinggi dibandingkan dengan metode lainnya untuk menghentikan kebiasaan merokok. Benarkah begitu? Inilah 3 fakta yang perlu diketahui untuk berhenti merokok dengan cara hipnotis:
1. Jangan Berekspetasi untuk Bisa Terhipnotis
Tanpa disadari kebanyakan orang mengunjungi hipnoterapis dengan anggapan bahwa mereka tak akan sadarkan diri. Namun faktanya trance tak berbeda dengan relaksasi. Trance merupakan kondisi normal dan alami sehingga Anda akan tetap merasa familiar dengan tindakan yang akan dilakukan. Jadi jangan pernah berpikir Anda akan merasakan hipnotis yang membuat Anda tak sadarkan diri, karena metode hipnotis ini tetap akan membuat Anda sadar secara penuh.
Metode hipnotis untuk menghentikan kebiasaan merokok mungkin efektif untuk sebagian orang, tetapi mungkin saja tidak berhasil memberikan sugesti pada perokok lainnya. Maka dari itu, berkonsultasi dengan dokter juga menjadi salah satu cara menemukan metode yang tepat untuk diri Anda.
2. Merasa Lebih Rileks
Hipnotis merupakan kondisi yang normal dan alami di mana Anda akan merasakan peningkatan relaksasi. Ada banyak orang yang salah paham dan berpikir bahwa mereka Akan tertidur jika dihipnotis.
Padahal meski sedang dihipnotis, Anda akan tetap berada dalam keadaan sadar secara total, mampu mendengar setiap perkataan, dan bisa berhenti kapan saja karena Anda memiliki kendali terhadap tubuh Anda.
Tetapi ketika dihipnotis, tubuh akan merasa rileks, jadi pastikan untuk mengikuti sugesti terapis dengan baik termasuk memberikan perintah untuk berhenti merokok. Bahkan jika sesi hipnotis sudah selesai, Anda juga bisa membicarakan sugesti tadi dalam keadaan yang sadar. Hal ini yang dapat membantu Anda untuk menghentikan kebiasaan merokok secara lebih cepat dan efektif karena secara tidak sadar, perintah itu akan menempel pada otak.
3. Hipnotis Terapeutik Berbeda dengan Hipnotis Pertunjukan
Ketika melihat berbagai pertunjukan hipnotis tentu Anda akan berpikir jika orang yang terhipnotis akan melakukan berbagai macam hal yang tidak ia inginkan. Namun faktanya hipnotis tidak akan pernah membuat seseorang melalukan berbagai hal yang tidak mereka ingin lakukan. Lantas apa yang sebenarnya terjadi pada pertunjukkan hipnotis?
Pada hipnotis pertunjukkan atau demi hiburan, seseorang akan diminta melakukan hal yang mungkin dirinya tak pernah ingin lakukan, tetapi karena berada di bawah pengaruh sugesti maka ia akan melakukan hal tersebut tanpa disadari.
Tetapi hal ini berbeda jika dibandingkan dengan hipnotis terapeutik yang dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan kebiasaan merokok pada seseorang. Terapi hipnotis ini tidak dapat membuat seseorang menjadi berhenti merokok jika tanpa dilandasi oleh keinginan yang kuat dari pasien. Jadi, bagi Anda yang sedang memiliki keinginan untuk berhenti merokok, hipnotis hanya akan membantu Anda melakukan apa yang diinginkan sesuai dengan niat dan kesadaran diri Anda sendiri.
Baca juga: Bahaya Rokok untuk Kesuburan
Itulah beberapa fakta yang perlu Anda perhatikan seputar metode hipnotis untuk menghentikan kebiasaan merokok. Ternyata selama ini kebanyakan orang salah beranggapan mengenai hipnotis. Jadi jika Anda ingin melakukan hipnotis untuk menghentikan kebiasaan merokok, pastikan hal ini juga diimbangi dengan kemauan dan keinginan yang kuat.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.