Banyak orang yang belum memahami sepenuhnya mengenai penyakit lupus. Bahkan diagnosis penyakit ini pun terbilang tidak mudah dan acap kali terlambat lantaran gejala yang ditimbulkannya kerap menyerupai gejala penyakit lain. Satu hal yang menyebabkannya dijuluki dengan 'penyakit seribu wajah'. Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman, ketahuilah beragam fakta seputar penyakit lupus berikut ini.
1. Lupus Merupakan Penyakit Autoimun Kronis
Penderita lupus harus terus bertarung dengan kondisi yang dihadapinya selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup lantaran penyakit ini bersifat kronis. Namun demikian, gejala yang dihadapi tiap individu akan berbeda satu dengan yang lain.
Ada yang hanya memiliki gejala peradangan pada kulitnya hingga memiliki komplikasi berat pada sejumlah organ tubuh, misal seperti masalah ginjal dan jantung.
Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Lupus yang Harus Anda Waspadai
2. Belum Diketahui Penyebab Pastinya
Para ahli hingga saat ini belum dapat mengetahui secara pasti penyebab lupus sebenarnya. Meski pada beberapa kasus ditemukan adanya jalur kekeluargaan pada penderita lupus, namun penyakit ini bukanlah penyakit keturunan, pun tidak menular.
3. Lebih Sering Terjadi pada Wanita
Meski dapat terjadi pada siapapun, namun pada kenyataannya, penyakit lupus justru lebih banyak dialami oleh wanita. Mendominasi hampir 90% kasus lupus di seluruh dunia. Dengan rentang usia 15 hingga 44 tahun. Hal ini diduga terkait dengan kehadiran hormon estrogen pada tubuh wanita. Di samping faktor genetik yang turut pula menjadi faktor risiko pemicunya.
4. Masih Belum Ditemukan Obatnya
Lupus termasuk salah satu penyakit yang hingga saat ini belum dapat disembuhkan secara total. Pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan gejala yang sewaktu-waktu kambuh, mencegah kerusakan organ dan membantu meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Beberapa obat yang biasa digunakan dalam pengobatan lupus diantaranya seperti obat antiinflamasi non-steroid untuk meredakan pembengkakan ringan dan nyeri sendi, imunosupresan untuk menekan sistem kekebalan tubuh, kortikosteroid untuk mengatasi peradangan, obat antimalaria yang dapat membantu menekan tingkat kekambuhan dan banyak lagi.
5. Jenisnya Cukup Beragam
Secara umum, terdapat 4 jenis lupus berbeda. Pertama, lupus eritematosus sistemik yang menguasai sekitar 70% dari total kasus lupus di seluruh dunia. Kedua, lupus eritematosus kutaneus yang hanya menyebabkan peradangan pada kulit Ketiga, lupus eritematosus yang diinduksi obat dan terakhir adalah lupus eritematosus neonatal yang dialami oleh bayi.
Selengkapnya baca: Ketahui Jenis Jenis Penyakit Lupus yang Bervariasi
6. Penderitanya Berisiko Tinggi Mengalami Komplikasi Selama Kehamilan
Wanita hamil yang juga mengidap penyakit lupus berisiko tinggi mengalami komplikasi selama kehamilan. Misal seperti preeklampsia, kelahiran prematur hingga keguguran. Maka dari itu, sebaiknya sebelum hamil pastikan dahulu penyakit lupus tersebut telah mengalami remisi atau terkendali. Setelah 6 bulan dirasa aman, barulah merencanakan program hamil. Disarankan pula untuk memeriksakan diri ke dokter sub-spesialis fetomaternal.
7. Ada Beragam Faktor Pemicu Kambuhnya Lupus
Penderita lupus perlu mewaspadai beberapa hal yang dapat berperan sebagai faktor pencetus gejalanya (lupus flare). Beberapa diantaranya yakni sinar UV (baik dari matahari atau bola lampu), stres (fisik maupun emosional), obat-obatan tertentu, infeksi, trauma/kecelakaan, makanan terutama kecambah alfalfa & taoge, kurang tidur, asap rokok, beberapa zat kimia dan lain sebagainya.
8. Diderita Banyak Orang di Seluruh Dunia
Berdasarkan data dari WHO, hingga saat ini tercatat ada sekitar 5 juta orang di seluruh dunia yang menderita penyakit lupus. Dan di setiap tahunnya ditemukan lebih dari 100 ribu kasus baru dengan sebagian besar penderitanya berjenis kelamin wanita. Sementara di Indonesia sendiri, jumlah penderitanya berkisar antara 200 - 300 ribu orang.
Itulah beberapa fakta singkat seputar penyakit lupus. Segera periksakan diri ke dokter bila saja merasa mengalami beberapa gejala tak biasa, khususnya kelelahan ekstrem dan demam tanpa sebab yang jelas disertai nyeri sendi juga ruam pada kulit.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.