Tubuh memerlukan berbagai nutrisi agar setiap organ dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Kecukupan nutrisi juga akan membuat kekebalan tubuh meningkat, sehingga tidak mudah terserang penyakit. Salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh adalah protein.
Protein diperlukan untuk membangun otot dan jaringan tubuh. Banyak jenis protein yang dapat dikonsumsi, salah satunya adalah whey protein. Whey protein banyak dikonsumsi para atlet untuk meningkatkan massa otot. Lalu, apa sebenarnya whey protein? Berikut beberapa fakta tentang whey protein.
Memiliki berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda
Whey protein memiliki 3 bentuk yaitu powder, concentrate, dan isolate. Whey protein lebih sering digunakan dalam industri makanan daripada suplemen energi.
Pada whey concentrate, air, laktosa, dan sedikit mineral telah dipisahkan, sehingga whey ini masih banyak mengandung komponen aktif. Whey jenis ini sering digunakan oleh atlet sebagai suplemen olahraga.
Sedangkan whey isolate merupakan sumber protein murni. Whey jenis ini mengandung protein hingga lebih dari 90%. Walaupun mengandung kadar protein yang tinggi, tetapi banyak protein yang telah terdenaturasi, sehingga kurang efektif dalam membentuk otot.
Whey jenis ini dapat dikonsumsi oleh pengidap intoleransi laktosa, karena tidak mengandung lemak dan laktosa.
Dapat meningkatkan kekebalan tubuh
Whey protein mengandung sistein, sehingga dapat meningkatkan kekebalan dalam tubuh. Sistein merupakan jenis asam amino yang mengandung antioksidan.
Sistein berfungsi untuk membantu tubuh melawan virus dan bakteri yang masuk, sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi whey protein akan lebih jarang terserang penyakit.
Menghambat pemecahan protein dalam tubuh
Whey protein dapat menjaga kadar protein dalam tubuh karena mengandung BCAA. BCAA merupakan sekelompok asam amino yang dapat meningkatkan sintesis protein dan menghambat pemecahan protein, sehingga kandungan protein dalam tubuh dapat terjaga.
Kandungan BCAA dalam whey protein inilah yang efektif membantu pembentukan otot serta pemulihan otot.
Lebih efektif dibandingkan protein kasein
Whey protein lebih efektif dalam pembentukan otot dibandingkan dengan kasein. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi whey protein akan meningkatkan pembentukan protein sebesar 68%, sedangkan kasein hanya 31%.
Kasein merupakan komponen protein yang biasanya terdapat pada susu. Kasein ini diserap tubuh dalam waktu yang lama serta lebih lambat dibandingkan whey protein.
Paling baik dikonsumsi sebelum, sesudah, atau saat olahraga
Whey protein dapat dikonsumsi baik sebelum, setelah, atau saat melakukan olahraga. Kapanpun waktu mengkonsumsinya, whey protein tetap efektif dalam meningkatkan masa otot dan membantu memulihkan kondisi otot secara maksimal.
Membantu pemulihan otot sesudah olahraga
Kandungan BCAA dalam whey protein dapat membantu pemulihan otot setelah berolahraga. Selain itu, rasa pegal setelah berolahraga juga dapat hilang setelah mengonsumsi whey protein.
Dapat meningkatkan performa olahraga
Whey protein juga mengandung asam amino tripofan. Pada saat olahraga, otak akan mengeluarkan hormon serotonin. Hormon ini akan menyebabkan perasaan lelah saat berolahraga.
Mengonsumsi whey protein akan meningkatkan kadar tripofan dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan produksi hormon serotonin. Hal ini akan menyebabkan tubuh tidak cepat lelah dan lebih bersemangat saat berolahraga.
Whey protein merupakan jenis protein yang lebih sering digunakan oleh atlet untuk membantu meningkatkan masa otot. Mengonsumsi whey protein juga dapat digunakan untuk membantu pemulihan otot dengan cepat karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Selain itu, kandungan BCAA dalam whey protein akan menjaga kadar protein dalam tubuh, sehingga akan memaksimalkan proses pembentukan otot ataupun pemulihan otot.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.