Fenicol adalah obat yang digunakan untuk mengobati demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H.influenzae, terutama infeksi meningeal. Obat ini memiliki kandungan utama berupa kloramfenikol.
Kloramfenikol adalah antibiotik yang dengan spektrum luas untuk bakteri gram positif maupun negatif. kloramfenikol adalah antibiotika jenis bakteriostatik dan bakteriosidal dengan menghambat sistesis protein dengan cara menghambat aktivitas peptidil transferase dari ribosom 50s bakteri sehingga menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri.
Mengenai Fenicol
Golongan
Resep dokter
Kemasan
- Dos 100 kapsul
- Botol 60 ml sirup
Kandungan
- Kloramfenikol basa 250 mg
- Kloramfenikol palmitat setara kloramfenikol 125 mg/5 ml syrup
Manfaat Fenicol
Kegunaan dan manfaat Fenicol adalah untuk mengobati beberapa kondisi berikut:
- Demam tifus
- Paratifus
- Infeksi Salmonella sp
- Infeksi H.influenzae, terutama infeksi meningeal
- Rickettsia
- Lympogranulloma psitatacosis
- Antrax
- Gas grangene
- Bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis
- Infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain
- Infeksi pada telinga dan mata
Dosis fenicol
Fenicol diberikan dengan dosis sebagai berikut:
- Dewasa: 2 kapsul tiap 6 jam
- Anak-anak: 25-50 mg/kgBB/hari
- Suspensi dewasa: 50 mg/kg BB/hari dalam 3-4 dosis bagi
- Anak-anak: 25 mgkgBB/hari dalam 4 dosis bagi
Efek Samping Fenicol
Sejumlah efek samping Fenicol yang mungkin terjadi antara lain:
- Efek samping yang sering terjadi antara lain hipersensitivitas, ruam,urtikaria, mual, muntah, diare, sakit kepala , perdarahan saluran cerna, optic neuritis, gangguan penglihatan hingga kebutaan, delirium, depresi mentaldan super infeksi.
- Efek samping yang paling serius dari chloramphenicol adalah anemia aplastik, meskipun jarang tetapi secara umum sangat fatal bila terjadi.
- Fenicol juga menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama pemakaian, dan bisa menyebabkan leukemia (kanker darah atau kanker sumsum tulang) pada pemakaian dalam jangka waktu lama.
- Pemberian secara Intravena bisa menyebabkan sindrom abu-abu pada bayi baru dilahirkan ataupun bayi prematur.
Interaksi Obat Fenicol
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Fenicol adalah:
- Menurunkan efek zat besi dan vitamin B12 pada pasien anemia
- Phenobarbital dan rifampin dapat menurunkan kinerja obat ini
- Mengganggu kinerja kontrasepsi hormonal pil
- Berpotensi fatal: meningkatkan efek antikoagulan pil, agen penyebab hipoglikemia seperti sulfenilurea, phenytoin.
- Hindari penggunaan dengan obat yang bekerja menekan fungsi sumsum tulan g belakang
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Fenicol adalah:
- Fenicol terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika memungkinkan pemakaian Fenicol selama menyusui sebaiknya dihindari.
- Hati-hati memberikan fenicol kepada wanita hamil, pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, neonatus, dan bayi prematur.
- Pemakaian dengan jangka waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi dengan jamur dan bakteri.
- Fenicol dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf terhadap kloramfenikol dan derivatnya.
- Tidak untuk penderita porphyria (pembentukan hemoglobin yang terganggu secara genetic), profilaksis, pernah mengalami gangguan sumsum tulang atau diskrasia darah.
Toleransi terhadap kehamilan
Kategori C. Studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan kloramfenikol memberikan efek buruk pada janin. tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat penggunaan obat lebih tinggi pepmebrian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat potensi risiko.