Walaupun terkesan menjijikkan, memperhatikan warna feses ternyata bisa menjadi hal penting. Pasalnya, perubahan warna feses bisa menjadi salah satu indikator adanya masalah dalam tubuh. Salah satunya saat feses berwarna hitam, apakah ini normal? Kira-kira, apa penyebabnya?
Apa Itu Feses Berwarna Hitam?
Tinja atau feses berwarna hitam adalah kondisi dimana kotoran berubah warna menjadi sangat gelap atau berwarna hitam. Feses berwarna hitam ini mungkin saja merupakan sesuatu yang normal jika disebabkan oleh beberapa hal, seperti makanan, obat, atau suplemen seperti suplemen zat besi.
Namun, kondisi juga menandakan bahwa ada sesuatu yang buruk pada kesehatan Anda. Misalnya akibat pendarahan saluran cerna yang berasal dari luka di lambung.
Perlu diketahui bahwa tidak semua darah yang terdapat pada feses bisa dilihat dengan mata telanjang. Darah yang begitu sedikit bisa saja terjadi dan Anda tidak menyadarinya.
Maka dari itu, jika seseorang mengalami kekurangan darah dan tidak tahu penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan feses. Jangan-jangan telah terjadi perdarahan tersembunyi (occult blood) pada organ pencernaan Anda.
Feses berwarna hitam bisa menjadi gejala adanya penyakit serius, seperti varises esofagus atau luka pada lambung (tukak lambung). Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami kondisi ini.
Feses Berwarna Hitam dan Gejala Penyertanya
Seseorang yang mengalami BAB warna hitam bisa juga mengalami gejala lainnya. Namun, hal ini tergantung dari penyakit, kelainan, atau kondisi yang menyebabkannya
Secara umum, berikut gejala-gejala yang mungkin menyertai feses berwarna hitam:
- Nyeri pada perut atau kram.
- Perut bengkak atau kembung.
- Perubahan kebiasaan buang air besar.
- Diare.
- Gejala mirip flu (kelelahan, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk, sakit dan nyeri).
- Tinja berbau busuk.
- Mual dan muntah.
- Nafsu makan menurun.
- Nyeri pada rektum atau merasakan sensasi terbakar.
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Baca Juga: Kenali Macam-macam Warna pada Fesesd dan Apa Artinya
Gejala Serius yang Mungkin Mengancam Nyawa Anda
Bagi siapa saja yang mengalami BAB dengan feses hitam, jangan anggap hal ini sebagai sesuatu yang normal atau ringan saja. Pasalnya, feses berwarna hitam juga dapat mengindikasikan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa.
Berikut ini gejala-gejala serius yang mengharuskan Anda untuk memeriksakan diri ke dokter dengan segera:
- Kesadaran menurun, seperti pingsan atau tidak responsif.
- Perubahan status mental atau perubahan perilaku mendadak, seperti kebingungan, delirium, kelesuan, halusinasi dan delusi.
- Pusing.
- Demam tinggi (lebih tinggi dari 38 derajat Celsius).
- Berdebar-debar (palpitasi) atau detak jantung yang cepat (takikardia).
- Masalah pernapasan, seperti sesak napas, sulit bernapas, bengek, atau tersedak.
- Kaku pada perut.
- Nyeri perut yang parah.
- Diare berat (tak berkesudahan).
- Muntah darah atau sesuatu berwarna hitam (menyerupai bubuk kopi).
- Merasa selalu lemah.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter.
Berbagai Penyebab BAB Berwarna Hitam
1. Faktor Makanan atau Suplemen
BAB warna hitam bisa disebabkan oleh pengaruh makanan, suplemen, obat-obatan, atau mineral yang baru saja dikonsumsi. Contohnya suplemen zat besi tunggal atau sebagai bagian dari multivitamin untuk mengobati anemia defisiensi besi, dapat menyebabkan feses berwarna hitam atau bahkan kehijauan.
Makanan yang berwarna biru tua, hitam, atau hijau juga bisa menyebabkan feses menjadi gelap kehitaman. Berikut beberapa makanan atau zat yang sering menyebabkan BAB warna hitam:
- Licorice hitam.
- Blueberry.
- Suplemen zat besi.
- Bismuth (Pepto-bismol).
Jadi, perhatikan makanan Anda maksimal dua hari sebelumnya. Jika feses Anda berwarna hitam setelah mengonsumsi makanan tersebut, maka tidak perlu khawatir. Warna feses akan normal kembali ketika Anda menghentikan konsumsinya.
Namun, jika tidak ada makanan yang menyebabkannya, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter.
2. Darah (Melena)
Jika diketahui bukan makanan yang jadi penyebab feses berwarna hitam, maka bisa dicurigai bahwa darah lah yang menjadi penyebabnya. Kondisi ini disebut melena, yaitu perdarahan yang terajdi pada saluran cerna bagian atas.
Padahal, warna darah sebetulnya merah, namun mengapa jadi hitam saat bergabung dengan feses? Penjelasannya begini.
Saat darah melewati saluran cerna dan berinteraksi dengan enzim dalam proses pencernaan, maka darah berubah warna dari merah ke hitam. Hal inilah yang membuat darah lebih sulit terlihat karena warnanya telah berubah.
Sedangkan darah yang tetap berwarna merah pada tinja (disebut hematochezia) biasanya berasal dari saluran pencernaan yang letaknya lebih rendah, contohnya rektum atau kolon. Darah akan melewati proses pencernaan yang lebih sedikit, sehingga warna aslinya tidak berubah.
Jika BAB warna hitam disertai gejala lain seperti merasa ingin pingsan atau benar-benar pingsan, pusing, sakit, muntah (terutama muntah yang disertai darah di dalamnya), segera hubungi dokter. Hal ini dikhawatirkan sudah terjadi perdarahan di saluran pencernaan.
Baca Juga: Buang Air Besar Berdarah: Apa yang Harus Anda Lakukan?
3. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan feses berwarna hitam, di antaranya:
Tukak Lambung
Adanya luka yang cukup dalam pada lapisan lambung yang apabila sampai berdarah bisa menyebabkan perubahan warna feses hitam. Walau ada mitos yang mengatakan tukak lambung biasanya disebabkan oleh stres atau makanan pedas (walaupun hal ini dapat memperparah tukak lambung yang sudah ada), sebenarnya tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Helicobacter pylori (H. Pylori).
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi ini.
Radang Lambung (Gastritis)
Peradangan pada lambung bisa disebabkan oleh terlalu banyak alkohol atau makanan, seperti makan makanan pedas, merokok, terinfeksi bakteri, atau dengan penggunaan NSAID yang berkepanjangan. Gastritis juga dapat berkembang setelah operasi atau trauma, atau mungkin terkait dengan kondisi medis yang sudah ada.
Varices Esofagus
Varices esofagus adalah pelebaran pembuluh darah di dinding esofagus bagian bawah atau perut bagian atas. Bila pembuluh darah ini pecah, bisa menyebabkan pendarahan yang berakibat pada darah yang muncul di tinja atau muntah.
Varises esofagus merupakan komplikasi serius akibat hipertensi portal (tekanan darah tinggi) yang disebabkan oleh sirosis hati .
Mallory-Weiss Tear
Mallory-Weiss Tear adalah luka di selaput lendir yang ada di kerongkongan dan lambung. Jika luka ini berdarah, bisa mengakibatkan melena.
Kondisi ini sebetulnya cukup jarang terjadi (hanya terjadi pada 4 dari 100.000 orang). Bisa saja disebabkan oleh muntah yang terlalu keras, batuk, atau epilepsi.
Jika feses berwarna hitam hanya terjadi sesekali, misalnya setelah makan makanan yang berwarna gelap, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun jika feses berwarna hitam disertai gejala lain seperti muntah, diare, atau nyeri akut, segera periksakan diri Anda ke dokter atau rumah sakit.
Cara Mendiagnosis Darah dalam Feses?
Hanya dengan melihat warna feses hitam saja tidak akan cukup. Dokter perlu memastikan apakah memang benar ada darah di tinja atau hanya warna hitam saja.
Dokter akan melakukan pengambilan sampel feses guna memastikannya. Hal ini bisa dilakukan di klinik, rumah sakit, atau di rumah denga menggunakan alat khusus untuk mengumpulkan sampel tinja. Setelah itu, barulah sampel feses dibawa ke laboratorium untuk dievaluasi.
Baca Juga: Pemeriksaan Feses: Fungsi, Prosedur, dan Hal Penting Lainnya
Pengobatan BAB Warna Hitam
Setelah mendiagnosis feses berwarna hitam, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab dan lokasi pendarahan yang tepat. Mulai dari esophagogastroduodenoscopy (EGD), rontgen, tes darah, kolonoskopi, tekstur tinja, dan studi barium.
Sedangkan apabila ternyata feses berwarna hitam hanya disebabkan oleh makanan atau suplemen, maka kondisi ini bisa diatasi dengan berhenti makan makanan tersebut.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.