Floxifar 500 mg adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi, infeksi saluran pencernaan, infeksi genital, dan infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri yang rentan. Floxifar 500 mg mengandung Ciprofloxacin, obat yang termasuk antibiotik golongan fluorokuinolon generasi ke 2.
Ciprofloxacin adalah antibiotik golongan fluoroquinolone generasi ke 2 yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. Mekanisme aksi antibiotik ini adalah dengan cara menghambat dua tipe enzim topoisomerase II yaitu DNA Gyrase dan topoisomerase IV.
Topoisomerase IV memerlukan berfungsi untuk memisahkan kromosom induk terhadap kromosom turunannya saat pembelahan sel bakteri. Dengan DNA yang tidak dipisahkan, proses terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase bertanggungjawab untuk pemanjangan rantai DNA sehingga akan cocok di dalam sel yang baru terbentuk.
Kombinasi dari dua mekanisme di atas akan membunuh bakteri sehingga Ciprofloxacin digolongkan sebagai bakterisida. Ciprofloxacin diserap dengan baik di saluran pencernaan, jika diberikan secara oral akan memiliki bioavailabilitas sekitar 70-80%.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak : 1-2 jam (oral). Antibiotik ini terdistribusi secara luas di dalam tubuh, penetrasi jaringan baik, mampu melintasi plasenta, dan masuk ke air susu ibu.
Mengenai Floxifar
Pabrik
Ifars
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Obat Floxifar 500 mg dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 5 x 10 caplet 500 mg
- 10 x 10 caplet 500 mg
Kandungan
Tiap kaplet obat Floxifar mengandung Ciprofloxacin 500 mg/caplet
Manfaat Floxifar 500 mg
Manfaat Floxifar 500 mg adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut :
- Infeksi saluran pernapasan
- Infeksi saluran kemih
- Infeksi saluran pencernaan
- Infeksi perut, termasuk infeksi oleh baketri gram negatif (Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Legionella pneumophila, Moraxella catarrhalis, Proteus mirabilis, dan Pseudomonas aeruginosa) dan gram positif (Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis, dan Streptococcus pyogenes)
- Infeksi pada kulit dan jaringan lunak
- Infeksi tulang dan sendi, gonore akut, dan osteomielitis akut
Dosis Floxifar 500 mg
Floxifar 500 mg diberikan dengan dosis berikut:
Dewasa
- Infeksi saluran pernapasan bagian bawah, Infeksi saluran pernapasan bagian atas, infeksi kulit dan jaringan lunak: 2 x sehari 500-750 mg selama 7-14 hari.
- Otitis eksternal maligna: 2 x sehari 750 mg selama 7-14 hari sampai 3 bulan.
- Sistitis (infeksi kandung kemih) tanpa komplikasi: 2 x sehari 250-500 mg selama 3 hari, dilanjutkan 500 mg dosis tunggal hingga 3 hari berikutnya.
- Sistitis dengan Komplikasi: 2 x sehari 500 mg selama 7 hari, dilanjutkan 1000 mg dosis tunggal hingga 7-14 hari berikutnya.
- Pyelonephritis (infeksi ginjal) tanpa komplikasi: 2 x sehari 500 mg selama 7 hari, dilanjutkan 1000 mg dosis tunggal hingga 7-14 hari ke depan.
- Pyelonephritis (infeksi ginjal) dengan komplikasi: 2 x sehari 500-750 mg minimal 10 hari; bisa dilanjutkan> 21 hari.
- Prostatitis: 2 x sehari 500-750 mg untuk 2-4 minggu (akut) atau 4-6 minggu (kronis).
- Uretritis gonococcal atau Cervicitis: 500 -750 mg sebagai dosis tunggal.
- Penyakit radang panggul: 2 x sehari 500-750 mg minimal 14 hari.
- Pengobatan dan profilaksis postexposure anthrax: 2 x sehari 500 mg selama 60 hari setelah terkonfirmasi berdasarkan kultur darah.
- Infeksi tulang dan sendi: 2 x sehari 500-750 mg sampai maksimal 3 bulan.
- Diare: 2 x sehari 500 mg selama 1-5 hari tergantung pada tingkat keparahan dan sifat infeksi.
- Demam tifoid/tifus: 2 x 500 mg sehari selama 7 hari.
- Infeksi intra abdomen: 500-750 mg selama 5-14 hari.
Anak
- Pengobatan dan profilaksis postexposure anthrax: 10-15 mg/kgBB selama 60 hari setelah konfirmasi paparan Bacillus anthracis. Dosis maksimal 500 mg / dosis.
Penyesuaian dosis
- Pasien hemodialisis atau dialisis peritoneal: 250-500 mg setiap 24 jam setelah dialisis.
- CrCl <30: 250-500 mg setiap 24 jam.
- CrCl 30-60: 250-500 mg setiap 12 jam.
Petunjuk penggunaan:
- Bisa diminum dengan atau tanpa makanan. Sebaiknya diminum setelah makan untuk meminimalkan ketidaknyamanan saluran pencernaan.
- Jangan diminum dengan produk antasida (biasanya obat maag), Fe (biasanya tonik penambah darah dan suplemen lainnya) atau produk susu.
Efek samping Floxifar 500 mg
Kebanyakan efek samping Floxifar 500 mg bersifat ringan sampai sedang yang akan segera hilang ketika pemberian obat dihentikan. Namun, efek samping serius kadang terjadi.
Beberapa efek samping Floxifar yang bisa terjadi, antara lain:
- Efek samping yang paling umum seperti mual, diare, tes fungsi hati yang abnormal, muntah, dan ruam pada kulit.
- Risiko tendonitis dan tendon pecah, terutama pada pasien berusia lebih dari 60 tahun, pasien yang juga menggunakan obat-obat golongan kortikosteroid, dan pasien dengan transplantasi ginjal, paru-paru, atau jantung.
- Memicu terjadinya kejang atau menurunkan ambang kejang, dan dapat menyebabkan efek samping terhadap sistem saraf pusat lainnya.
- Sakit kepala, pusing, dan insomnia
- Kejadian yang jauh lebih jarang seperti tremor, psikosis, kecemasan, halusinasi, paranoia, dan percobaan bunuh diri, terutama pada dosis yang lebih tinggi.
- Berbagai efek samping yang sangat jarang namun berpotensi fatal seperti nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, aritmia jantung (torsades des pointes atau perpanjangan QT), pneumonitis alergi, penekanan sumsum tulang, hepatitis atau gagal hati, dan phototoxicity / fotosensitifitas.
- Efek samping yang berpotensi fatal seperti reaksi hipersensitivitas, hepatotoksisitas berat, diare, dan kolitis terkait Clostridium difficile.
Obat harus dihentikan jika ruam, sakit kuning, atau tanda lain dari hipersentitivitas terjadi.
Interaksi Floxifar 500 mg
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Floxifar adalah:
- Antasida yang mengandung magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida: menurunkan penyerapan Ciprofloxacin di usus.
- Suplemen zat besi dan multi-vitamin yang mengandung zinc: menurunkan penyerapan obat dalam tubuh.
- Susu, produk yang kaya kalsium, multivitamin oral dan suplemen mineral yang mengandung kation divalen atau trivalen (misalnya Fe, Zn, Ca): menurunkan kadar Ciprofloxacin dalam darah di bawah level yang dibutuhkan.
- Tizanidine, theophylline, caffeine, methylxanthines, clozapine, olanzapine, dan ropinirole: menghambat kerja enzim, sehingga kadar obat dalam darah meningkat dan memperparah efek samping.
- Obat anti inflamasi non steroid (NSAID), seperti mefinal yang mengandung asam mefenamat, dan voltadex yang mengandung diclofenac: menyebabkan kejang.
- Antikoagulan oral (misalnya warfarin) dan anti diabetes glibenclamide: meningkatkan efek samping obat.
- Methotrexate: meningkatkan toksisitas obat.
- Probenesid: meningkatkan konsentrasi plasma Ciprofloxacin.
- Antiaritmia kelas IA (misalnya quinidine, procainamide), antiaritmia kelas III (misalnya amiodarone, sotalol), TCA, makrolides dan antipsikotik: efek aditif pada perpanjangan interval QT.
- Kortikosteroid (misalnya dexamethasone, betamethasone): meningkatkan risiko gangguan tendon parah.
- Tizanidine: meningkatkan kerusakan liver, menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cepat dan mengantuk.
- Interaksi yang berpotensi fatal: Peningkatan kadar tizanidine dalam serum yang bisa menyebabkan efek hipotensi dan sedatif.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Floxifar 500 mg adalah sebagai berikut:
- Gunakan obat Floxifar 500 mg sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
- Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
- Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.
- Buang semua sisa obat Floxifar 500 mg yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
- Jangan menggunakan antibiotik ini pada pasien dengan dengan riwayat hipersensitif atau alergi obat Ciprofloxacin dan antibiotik golongan kuinolon lainnya.
- Sebaiknya tidak digunakan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan remaja sebelum akhir fase pertumbuhan.
- Hati-hati penggunaan pada ibu menyusui karena obat ini mampu memasuki ASI.
- Hati-hati penggunaan pada pasien dengan penyakit hati.
- Tidak boleh digunakan untuk mengobati penyakit infeksi oleh virus.
- Tidak untuk pasien epilepsi atau gangguan kejang lainnya dan pasien dengan riwayat tendon pecah.
- Jangan hentikan pengobatan sebelum dosis dan durasi yang dianjurkan dokter selesai. Jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya berpotensi terjadinya resistensi antibiotik.
- Hati-hati menggunakan antibiotik ini untuk pasien dengan epilepsi, riwayat gangguan sistem saraf pusat, defisiensi G6PD, perpanjangan interval QT, memiliki faktor risiko perpanjangan interval QT atau torsades de pointes (misalnya sindrom QT kongenital panjang, ketidakseimbangan elektrolit yang tidak dikoreksi, penyakit jantung).
- Floxifar 500 mg (Ciprofloxacin) dapat memperburuk gejala myasthenia gravis.
- Hindari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin karena obat dapat menyebabkan pusing.
- Pertahankan asupan cairan yang adekuat dan hindari alkalinitas urine yang berlebihan.
- Hindari paparan sinar matahari atau sinar UV buatan.
- Jika selama menggunakan obat Floxifar 500 mg (Ciprofloxacin) Anda mengalami tendinitis atau ruptur tendon (misalnya nyeri, bengkak) saat berolahraga, segera hentikan olahraga dan beristirahatlah.
Penggunaan obat Floxifar 500 mg untuk ibu hamil
FDA di Amerika Serikat (setara dengan BPOM di Indonesia) mengkategorikan Ciprofloxacin kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :
Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.
Meskipun hasil studi pada hewan tidak selalu equivalen dengan hasil pada manusia, namun efek buruk obat ini pada janin hewan harus menjadi pertimbangan serius sebelum menggunakan Floxifar 500 mg untuk ibu hamil. Oleh karena obat ini diketahui mampu menembus sawar plasenta, sebaiknya kalaupun harus digunakan harus di bawah pengawasan dokter.
Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Floxifar 500 mg harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Artikel terkait: