Karena begitu pentingnya fungsi otak kecil untuk koordinasi dan gerakan, kerusakan sekecil apa pun akan berdampak pada tubuh. Kita pun dituntut untuk cermat sehingga pengenalan secara dini sangat penting sebelum kerusakan bertambah parah.
Secara umum, gejala gangguan fungsi otak kecil atau cerebellum ditandai dengan menurunnya fungsi kontrol terhadap otot, seperti:
- Kesulitan berjalan;
- Terganggunya keseimbangan sehingga mudah terjatuh;
- Bicara kurang jelas atau kesulitan mengucap;
- Pergerakan mata yang tidak biasa;
- Sakit kepala.
Jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan terganggunya fungsi otak meliputi:
1. Ataksia
Ataksia adalah kondisi umum akibat kerusakan cerbellum yang ditandai dengan sekumpulan gangguan neurologis berupa menurunnya kemampuan otot dalam melakukan koordinasi gerakan. Lemahnya koordinasi gerakan tubuh dan kurangnya kemampuan bicara merupakan pertanda umum adanya masalah pada otak kecil.
Gejala lain seperti penglihatan buram, kesulitan menelan, kelelahan yang tidak biasa, kesulitan mengontrol otot tertentu serta perubahan mood dan cara berpikir. Terkadang ataksia dapat dihentikan dengan mengobati kondisi yang mendasarinya. Dalam kasus lain gejala ataksia dapat reda dan menghilang dengan sendirinya.
Beberapa kondisi tertentu bisa jadi penyebab ataksia, di antaranya adalah:
- Kondisi genetik;
- Infeksi virus;
- Racun yang menyerang otak;
- Stroke;
- Tumor;
- Cedera kepala;
- Multiple sclerosis;
- Cerebral palsy;
- Cacar air atau infeksi virus lainnya.
2. Ataksia genetik
Ataksia juga dapat terjadi akibat adanya sekelompok kelainan degeneratif berupa kelainan genetik atau sporadik. Ataksia genetik atau ataksia turunan umumnya disebabkan oleh mutasi genetik. Gangguan otak kecil jenis ini termasuk yang sangat jarang terjadi, bentuk paling umumnya saja adalah ataksia Friedreich yang peluang terjadinya adalah 1 dari 50.000 orang.
Diagnosis penyakit ini ditegakkan setelah pengujian ekstensif dan mengesampingkan kemungkinan penyebab lainnya. Tes genetik juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi ataksia jenis ini, umumnya proses ini dilakukan pada masa anak-anak.
Beda halnya dengan ataksia genetik, ataksia sporadik merupakan gangguan pergerakan yang bersifat degeneratif, tetapi tidak memiliki bukti pewarisan. Gejala awalnya berupa kurangnya kemampuan koordinasi dan kesulitan bicara.
Ataksia jenis ini biasanya berlangsung perlahan dan berkembang menjadi atrofi atau penyusutan pada sistem pergerakan yang ditandai dengan pingsan, masalah pada denyut jantung, disfungsi ereksi dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih.
Ataksia umumnya akan bertambah parah seiring waktu. Belum ada pengobatan khusus untuk meredakan atau menghentikan gejalanya, kecuali pada kasus ataksia yang terjadi karena kekurangan vitamin E.
3. Ataksia yang disebabkan oleh racun
Otak kecil merupakan bagian otak yang rentan terhadap racun, termasuk pengaruh alkohol dan obat-obatan resep terentu. Racun ini dapat merusak sel saraf pada otak kecil yang kemudian menyebabkan ataksia. Beberapa bahan beracun berikut dapat dikaitkan dengan ataksia:
- Alkohol;
- Obat-obatan, terutama barbiturat dan benzodiazepine;
- Logam berat seperti merkuri dan timbal;
- Senyawa pelarut seperti pengencer cat.
4. Ataksia yang disebabkan oleh virus
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan ataksia. Kelainan ini disebut juga ataksia serebral akut dan paling sering menyerang anak-anak. Virus cacar air merupakan salah satu yang diketahui bisa menyebabkan ataksia, meskipun jarang muncul dan hanya terjadi jika cacar air sudah dalam tahap komplikasi.
Virus lainnya yang dikaitkan dengan ataksia serebral akut adalah virus Coxsackie, Epstein-Barr, dan HIV. Penyakit lyme yang disebabkan oleh bakteri juga diketahui berkaitan dengan kondisi ini. Pengobatan ataksia yang disebabkan oleh virus masih belum diketahui. Akan tetapi, biasanya kasus ataksia jenis ini dapat hilang dalam beberapa bulang setelah infeksi virusnya sudah disembuhkan.
5. Ataksia yang disebabkan oleh stroke
Stroke merupakan kondisi ketika terjadi gumpalan atau pendarahan di otak. Kondisi ini sangat mungkin memengaruhi bagian lain pada otak. Salah satu bagian yang mungkin terpengaruh adalah otak kecil walau stroke lebih berpengaruh pada otak besar.
Bekuan darah atau pendarahan yang terjadi di otak kecil dapat menyebabkan ataksia, sakit kepala, pusing, mual, dan muntah. Pengobatan yang mungkin dilakukan untuk kondisi ini adalah dengan mengobati stroke karena juga akan sekaligus menyembuhkan ataksia. Terapi fisik juga akan membantu memperbaiki kerusakan permanen yang ditimbulkan.
6. Tumor pada otak kecil
Tumor otak kecil merupakan sel abnormal yang dapat tumbuh di otak kecil. Sel ini dapat tumbuh sejak awal di otak atau hasil migrasi dari bagian tertentu di tubuh yang kemudian tumbuh di otak. Bentuknya bisa berupa sel yang jinak (tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya) atau dalam bentuk kanker yang dapat tumbuh dan menyebar ke area lain di tubuh.
Gejala tumor otak kecil meliputi:
- Sakit kepala;
- Muntah yang tanpa didahului rasa mual;
- Kesulitan berjalan (ataksia);
- Kurangnya koordinasi otot tubuh.
Diagnosis dan pengobatan tumor otak kecil bisa berbeda-beda tergantung pada usia, kesehatan, kondisi penyakit, dan faktor lainnya.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.