Tenang, jangan panik dulu bila Anda tiba-tiba menemukan adanya benjolan pada payudara. Benjolan tersebut tidak selalu berarti kanker payudara, sebab pada dasarnya, tidak semua tumor payudara itu bersifat ganas. Ada pula tumor payudara jinak, yang salah satu jenisnya disebut fibroadenoma.
Apa itu Fibroadenoma?
Fibroadenoma adalah tumor payudara jinak yang isinya terdiri dari jaringan kelenjar payudara dan jaringan ikat (stroma). Kasus tumor jinak jenis ini paling sering dialami perempuan muda dengan usia di bawah 30 tahun. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan fibroadenoma dapat dialami oleh wanita dari kalangan usia lainnya.
Berbeda dengan kanker payudara yang perkembangan dan penyebarannya tergolong cepat, fibroadenoma umumnya menetap di jaringan payudara. Ukuran tumor payudara jinak ini juga kecil hanya 1-2 cm, dan biasanya tidak akan melebihi 5 cm.
Fibroadenoma sendiri masih terbagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu sederhana dan kompleks.
Dilihat dari mikroskop, fibroadenoma sederhana tampak sama dengan payudara normal. Fibroadenoma jenis ini juga tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
Lain halnya dengan fibroadenoma kompleks yang cenderung mengandung komponen lain seperti makrokista. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kanker payudara 1½ - 2 kali lebih besar di waktu mendatang.
Gejala dan Penyebab Tumor Payudara Jinak
Jika ukuran tumor payudara jinaknya sangat kecil, maka itu biasanya sulit terdeteksi. Namun seringkali, fibroadenoma memiliki ukuran benjolan sebesar kelereng dengan sifat:
- Dapat berpindah atau bergerak.
- Dirasakan di bawah kulit.
- Tidak menyebabkan sakit, bengkak, kemerahan, atau iritasi di area kulit sekitar payudara.
- Tidak menimbulkan kerusakan pada puting susu.
Penyebab timbulnya tumor payudara jinak sebenarnya belum diketahui secara pasti. Tapi para ahli menduga kondisi tersebut berkaitan erat dengan hormon reproduksi, yakni estrogen.
Berbagai alasan memang mendukung dugaan tersebut, di antaranya fibroadenoma cenderung terjadi pada wanita usia produktif, dimana kadar estrogen dalam tubuh masih tinggi.
Selain itu, risiko fibroadenoma juga lebih besar dialami oleh perempuan yang sedang hamil atau menggunakan terapi hormon. Sedangkan pada wanita menopause, risiko fibroadenoma justru berkurang akibat turunnya kadar estrogen dalam tubuh.
Diagnosis Tumor Payudara Jinak
Deteksi awal keberadaan tumor payudara jinak dapat dilakukan dengan memeriksa dan meraba payudara sendiri. Bila ada benjolan, maka untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan menerapkan beberapa metode di bawah ini. Pemilihan mana metode terbaik juga tergantung dari usia penderita serta karakteristik benjolan.
- USG pada payudara
- Mammogram
- Biopsi - untuk mengambil sampel jaringan yang akan diperiksa menggunakan mikroskop
Cara Mengatasi Tumor Payudara Jinak
Pada kebanyakan kasus, tumor payudara jinak tidak membutuhkan perawatan khusus. Seiring berjalannya waktu, benjolan dapat mengecil atau hilang dengan sendirinya.
Walau demikian, beberapa penderita lebih memilih agar benjolan tersebut diangkat melalui jalan operasi. Akan tetapi cara ini mungkin dihindari oleh wanita yang takut kalau tekstur serta bentuk payudaranya berubah akibat efek bedah. Ada pula yang lebih memilih menunggu tumor payudara jinaknya mengecil dan hilang dengan sendirinya.
Pembedahan untuk mengangkat fibroadenoma biasanya baru disarankan dokter jika muncul kondisi berikut:
- Benjolan mempengaruhi bentuk alami payudara.
- Fibroadenoma menimbulkan nyeri.
- Fibroadenoma berisiko berkembang menjadi kanker.
- Hasil pemeriksaan tidak relevan.
Sedangkan untuk prosedur pengangkatan tumor payudara jinak, umumnya mencakup :
Biopsi lumpektomi atau eksisi
Dalam prakteknya, dokter bedah akan mengambil kemudian mengirimkan sampel jaringan payudara ke laboratorium untuk mendeteksi ada-tidaknya risiko sel kanker.
Cryoablation
Prosedur cryoablation dilakukan dengan menggunakan tongkat tipis untuk dimasukkan dalam benjolan tumor melalui kulit. Setelah itu, alat akan memompa gas dingin sehingga jaringan tumor menjadi beku. Metode ini umumnya diterapkan pada kasus dimana ukuran tumor jinak payudaranya tidak terlalu besar, dan juga untuk kondisi yang diagnosisnya sudah pasti.
Adakalanya benjolan baru tumbuh setelah tumor payudara jinak sebelumnya berhasil dikeluarkan. Hal ini memang dapat terjadi, dan umumnya tumor baru sudah terbentuk sebelumnya. Hanya ukurannya yang terlalu kecil membuatnya tidak terdeteksi.
Oleh sebab itulah, penting sekali bagi perempuan untuk memeriksa rutin payudaranya sendiri, dan segera memeriksakan diri ke dokter bila menemukan benjolan. Dengan begitu deteksi dan upaya penanganan dini dapat segera dilakukan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.