Hiburan tanah air kembali berduka. Ustaz Arifin Ilham, seorang pendakwah terkemuka di Indonesia, mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (22/5) setelah berjuang melawan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.
Kabar duka ini tentu mengejutkan publik, sehingga banyak orang mulai mewaspadai gejala kanker nasofaring. Seperti apa kanker nasofaring itu? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu kanker nasofaring?
Kabar berpulangnya Ustaz Arifin Ilham akibat kanker nasofaring mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, penyakit ini cukup jarang didengar sehingga banyak orang bertanya-tanya soal kanker nasofaring.
Kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang bagian nasofaring, yaitu bagian belakang hidung dan di atas faring (tenggorokan). Melansir dari Mayo Clinic, jenis kanker ini lebih sering terjadi di Asia Tenggara.
Penyebab kanker nasofaring belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker, di antaranya:
- Jenis kelamin: kanker nasofaring lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
- Usia: lebih banyak ditemukan pada usia 30-50 tahun.
- Makanan mengandung garam: contohnya ikan atau sayuran yang diawetkan, bahan kimia yang dilepaskan dapat memasuki rongga hidung dan meningkatkan risiko kanker nasofaring.
- Alkohol dan rokok: zat racun dari keduanya dapat memicu pertumbuhan kanker.
Baca Selengkapnya: Kanker Nasofaring: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Gejala kanker nasofaring
Pada stadium awal, kanker nasofaring mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun setelah kankernya mulai berkembang dan menggerogoti sel-sel tubuh lainnya, barulah tubuh merasakan gejala kanker nasofaring yang meliputi:
- Benjolan di leher, disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening
- Ada darah dalam air liur
- Keluar darah dari hidung
- Hidung tersumbat atau telinga berdenging
- Gangguan pendengaran
- Sakit telinga
- Sering terkena infeksi telinga
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Penglihatan mata kabur
- Penglihatan ganda
Bila diperhatikan, gejala kanker nasofaring mirip seperti penyakit-penyakit pada umumnya. Hal inilah yang membuat kanker nasofaring cukup sulit dideteksi sejak dini tanpa pemeriksaan langsung dari dokter.
Baca Juga: Pembengkakan Kelenjar Getah Bening di Leher
Pengobatan kanker nasofaring
Semasa hidupnya, Ustaz Arifin Ilham telah melakukan sejumlah pengobatan untuk melawan kanker nasofaring dalam tubuhnya. Pilihan pengobatan akan bergantung berdasarkan beberapa faktor seperti:
- Lokasi kanker
- Stadium kanker
- Kesehatan penderita
Pengobatan kanker nasofaring meliputi kemoterapi, radiasi, kombinasi kemoterapi dan radiasi, hingga operasi.
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah prosedur perawatan dengan memasukkan obat khusus untuk membunuh sel kanker. Obat kemoterapi dapat diberikan lewat oral (diminum) atau disuntikkan ke pembuluh vena.
Baca Juga: Kemoterapi: Definisi, Kegunaan, Efek Samping, Biaya
2. Radiasi
Radiasi adalah proses pengobatan kanker dengan menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar X, untuk melawan sel kanker. Bila ukuran tumor nasofaring masih terlalu kecil, maka radiasi sudah cukup untuk mengobatinya. Sementara bila kanker sudah mulai menyebar, dokter biasanya menyarankan kombinasi radiasi dan kemoterapi.
3. Operasi
Tidak semua kasus kanker nasofaring perlu operasi. Pembedahan hanya dilakukan untuk menghilangkan kanker kelenjar getah bening yang ada di leher. Operasi mungkin juga dilakukan guna mengangkat tumor dari nasofaring.
Apakah kanker nasofaring bisa disembuhkan?
Kabar berpulangnya Ustaz Arifin Ilham tentu mengejutkan banyak orang. Pasalnya, sempat diketahui bahwa sang Ustaz dinyatakan bebas dari kanker nasofaring pada awal tahun 2019. Bahkan disebutkan juga bahwa beliau tidak perlu menjalani kemoterapi lagi setelahnya.
Setiap jenis kanker, termasuk kanker nasofaring, dapat disembuhkan bila dideteksi sejak dini. Semakin cepat terdeteksi, maka peluang sembuh dari kanker nasofaring pun juga akan meningkat.
Sampai saat ini, belum diketahui secara khusus cara mencegah kanker nasofaring. Kunci pentingnya adalah selalu terapkan pola hidup sehat setiap hari, baik dengan mengonsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, dan hindari alkohol serta merokok.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.