Muntaber adalah suatu kondisi penyakit ketika seseorang mengalami muntah dan berak yang umumnya dipengaruhi oleh peradangan pada usus serta lambung sebagai akibat dari infeksi virus ataupun bakteri. Gejala muntaber paling umum adalah muntah disertai dengan diare. Tak hanya itu, penyakit muntaber juga disertai dengan gejala lainnya.
Muntaber memang lebih sering terjadi pada anak-anak dan bayi, namun pada kenyataannya, muntaber juga bisa dialami oleh orang dewasa hingga lansia. Kondisi ini juga bisa menyebabkan dehidrasi dan penurunan daya tahan tubuh.
Baca juga: Bahaya Dehidrasi Akibat Diare dan Cara Menanganinya
Gejala muntaber yang patut diwaspadai
Penyebab muntaber biasanya disebabkan karena makanan yang dikonsumsi sudah terkontaminasi oleh virus, parasit, ataupun bakteri. Selain muntah dan diare, ada gejala muntaber lain yang mungkin saja terjadi, di antaranya:
- Kepala pusing
- BAB tidak terkendali
- Sakit perut
- Kram pada perut
- Perut kembung
- Demam
Selain itu, ciri ciri muntaber lainnya juga bisa menyebabkan munculnya rasa kelelahan yang disertai dengan pegal linu dan penurunan nafsu makan. Gejala muntaber biasanya akan muncul setelah beberapa hari atau beberapa minggu sejak pertama kali tubuh terdampak atau terkontaminasi bakteri atau virus.
Gejala muntaber yang dialami penderita biasanya akan berlangsung selama 4-7 hari. Namun pada kasus yang sangat parah, kondisi muntaber bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Hal ini biasanya terjadi pada wilayah yang sulit mendapatkan fasilitas kesehatan dan air bersih.
Umumnya ketika muntaber, hal yang perlu diperhatikan dengan baik adalah tingkat dehidrasi yang mungkin terjadi pada tubuh. Penderita diare umumnya akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan pada tubuh karena keluar bersamaan dengan muntah dan diare.
Baca juga: Penyebab Muntaber dan Cara Penanganan yang Tepat pada Anak
Berikut ini beberapa ciri ciri muntaber lainnya yang mungkin saja terjadi:
- Mulut dan bibir kering
- Kulit kering dan kasar
- Muntah berulang kali
- Mata cekung dan sayu
- Pada anak di bawah 2 tahun, ubun-ubun cenderung cekung
- Merasa sangat haus terus menerus
- Lemas dan lesu
- Jarang untuk buang air kecil
Pada setiap kasus yang umumnya terjadi, muntaber biasanya dapat sembuh dan pulih dengan sendirinya meski tanpa pemberian obat-obatan khusus. Hanya saja jenis penyakit ini membuat tubuh akan mengeluarkan cairan dengan sangat banyak (lewat muntah dan BAB). Hal ini kemudian berakibat pada kondisi tubuh yang menurun dan tidak prima.
Bahkan pada kasus yang sangat parah, kondisi kehilangan cairan ini bisa membahayakan nyawa si penderita. Sehingga jika mengalami muntaber, usahakan secara terus menerus mendapatkan atau mengganti cairan tubuh yang terbuang sehingga terhindar dari dehidrasi dan kadar cairan dalam tubuh tetap terjaga.
Selain itu, saat menderita muntaber, sebaiknya usahakan untuk beristirahat dengan cukup serta mengonsumsi makanan yang mudah dikunyah dan dicerna, contohnya bubur dan sup ayam. Usahakan pula untuk menghindari mengonsumsi obat antimuntah dan diare tanpa rujukan dari dokter.
Baca juga: Mengetahui Kebutuhan Minum Air Putih dalam Sehari
Bagaimana cara mencegah dan mengatasi muntaber?
Agar terhindar dari penyakit muntaber atau flu perut, penting juga untuk memahami bagaimana cara mencegah dan mengatasi muntaber serta menerapkan pola hidup sehat.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan, di antaranya:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Hindari mengonsumsi makanan mentah tidak dimasak
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta lembut
- Menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar
Jika mengalami muntaber, lakukan beberapa hal di atas terlebih dahulu karena muntaber dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi jika gejala muntaber yang dirasakan cukup parah, seperti frekuensi muntah dan BAB meningkat sehingga tubuh merasa lemas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: Awas! Malas Cuci Tangan Dapat Sebabkan 7 Penyakit Ini
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.