Mengonsumsi obat haruslah sesuai dosis yang dianjurkan. Jika mengonsuminya lebih dari dosis yang disarankan, Anda bisa mengalami keracunan atau overdosis obat.
Namun, yang jadi pertanyaan, apakah aturan tersebut juga berlakuuntuk suplemen vitamin? Mungkinkah kita mengalami overdosis vitamin? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Overdosis vitamin, mungkinkah terjadi?
Vitamin merupakan salah satu nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, setiap orang mungkin saja mengalami gejala kekurangan vitamin. Hal ini umumnya ditandai dengan kelelahan, rambut rontok, bibir pecah-pecah, dan pandangan buram.
Ketika mengalami salah satu gejala tersebut, Anda mungkin langsung cepat-cepat minum vitamin agar daya tahan tubuh tetap terjaga. Bahkan, terkadang ada pula yang langsung minum beberapa vitamin sekaligus.
Apakah Anda salah satunya? Jika iya, yuk, segera hentikan kebiasaan tersebut! Alih-alih menyembuhan dan menyehatkan, minum suplemen terlalu banyak justru dapat memicu overdosis vitamin.
Suplemen vitamin yang dijual di pasaran sebetulnya aman dikonsumsi, asalkan sesuai dosis yang tertera pada kemasan. Sayangnya, terkadang orang-orang minum vitamin melebihi dosis, dengan harapan supaya penyakitnya cepat sembuh.
Menggabungkan beberapa suplemen atau minum vitamin dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan. Konsumsi vitamin C, misalnya, dapat mengakibatkan kram perut dan diare.
Bahkan jika Anda mengonsumsi terlalu banyak vitamin A dan vitamin D, Anda tidak sekadar mengalami overdosis vitamin. Pola konsumsi yang demikian berisiko menyebabkan komplikasi jangka panjang yang lebih serius, di antaranya masalah ginjal, hati, hingga pengerasan pembuluh darah.
Baca Juga: Waspadai 4 Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin Saat Puasa
Gejala overdosis vitamin
Setiap jenis vitamin memberikan gejala berbeda-beda ketika jumlahnya berlebihan dalam tubuh. Supaya lebih jelas, berikut gejala overdosis vitamin berdasarkan jenis vitaminnya.
1. Overdosis vitamin A
Asupan vitamin A berlebihan dalam tubuh bukan menyehatkan, tetapi justru menjadi racun. Tanda dan gejala overdosis vitamin A meliputi:
- Rambut rontok;
- Mudah mengantuk;
- Gampang marah;
- Sakit kepala hebat;
- Penglihatan kabur;
- Muntah;
- Pengeroposan tulang;
- Kerusakan hati.
Baca Juga: 5 Manfaat dan Fungsi Vitamin A yang Paling Utama
2. Overdosis vitamin B
Vitamin B termasuk vitamin larut air sehingga tidak akan disimpan dalam tubuh dan sisanya akan dibuang lewat urine. Meski demikian, terlalu banyak asupan vitamin B tetap saja bisa menimbulkan masalah dalam tubuh.
Asuapan vitamin B terlalu banyak dapat merusak saraf. Gejala overdosis vitamin B meliputi:
- Mual;
- Peningkatan enzim hati;
- Penyakit kuning (jaundice).
3. Overdosis vitamin C
Karena tubuh tidak dapat menghasilkan dan menyimpan vitamin C, Anda membutuhkan asupan vitamin C yang cukup dari makanan. Kebutuhan ini juga bisa dipenuhi dengan minum vitamin, asalkan sesuai dosis yang dianjurkan supaya terhindar dari overdosis vitamin C.
Ya, Anda mungkin saja mengalami overdosis vitamin C jika terlalu banyak mengonsumsinya. Sejumlah tanda dan gejala overdosis vitamin C adalah:
- Mual;
- Muntah;
- Diare;
- Kram perut;
- Sensasi terbakar di dada dan tenggorokan (heartburn);
- Sakit kepala;
- Insomnia.
4. Overdosis vitamin D
Overdosis vitamin D termasuk kasus yang paling sering terjadi. Biasanya, jenis vitamin ini banyak digunakan untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis, khususnya bagi para lansia.
Walaupun bermanfaat, asupan vitamin D terlalu banyak dapat menumpuk dalam tubuh. Seseorang dapat dikatakan mengalami overdosis vitamin D jika kadar vitamin D dalam darah lebih dari 150 ng/ml (275 nmol/l).
Berbagai tanda dan gejala overdosis vitamin D adalah:
- Mual;
- Muntah;
- Penurunan nafsu makan;
- Sakit perut;
- Sembelit;
- Diare.
5. Overdosis vitamin E
Terlalu banyak vitamin E dalam tubuh dapat mengganggu proses pembekuan darah. Hal ini sangat berisiko bagi orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin. Penderitanya dapat mengalami memar hingga perdarahan hebat.
Bagaimana cara mencegah overdosis vitamin?
Jika mengalami kekurangan dua jenis vitamin tertentu, bukan berarti Anda lantas boleh mengonsumsi dua suplemen sekaligus. Ini sama saja dengan menambah dosis vitamin jadi lebih tinggi daripada yang seharusnya. Bukannya menyehatkan, Anda malah berisiko mengalami overdosis vitamin.
Sama seperti obat, suplemen vitamin juga dapat berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu konsultasi ke dokter sebelum menenggak suplemen vitamin tertentu.
Ketimbang mengonsumsi dua jenis suplemen sekaligus, beralihlah ke cara alami dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Para ahli bahkan sepakat bahwa cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh adalah dengan memperbanyak makan sayur dan buah-buahan, bukan suplemen.
Suplemen vitamin hanya dibutuhkan untuk kasus-kasus tertentu, misalnya:
- Wanita hamil dan menyusui;
- Wanita usia subur yang perlu tambahan kalsium dan zat besi;
- Anak dan remaja yang susah makan atau mengalami kurang gizi;
- Orang yang sedang diet;
- Orang dengan kondisi tertentu, misalnya mengidap masalah pencernaan (gastrointestinal) dan penyakit lainnya.
Sebelum menggunakan obat atau vitamin apa pun, baca instruksi dan petunjuk yang tertera pada label kemasan. Pahami benar-benar dosis dan aturan pakai supaya terhindar dari risiko overdosis vitamin. Letakkan obat dan vitamin di dalam kotak obat atau tempat lain yang lebih aman dan jauhkan dari jangkauan anak-anak supaya tidak mudah diambil atau berceceran.
Baca Juga: 5 Jenis Vitamin untuk Bayi yang Paling Utama
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.