Di dunia ini ada berbagai jenis anemia. Salah satu yang paling umum adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam tubuh. Selain itu, perlu diketahui bahwa anemia ternyata juga bisa terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Istilah medisnya disebut dengan anemia hemolitik. Seperti apa gejala anemia hemolitik? Apakah kondisi ini bisa diatasi?
Apa itu anemia hemolitik?
Pada umumnya, anemia bisa terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah akibat kekurangan zat besi. Padahal, sel darah merah itu sendiri berperan penting untuk membawa oksigen dari paru-paru menuju jantung dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain anemia defisiensi besi, ternyata masih ada banyak jenis anemia di dunia. Salah satu di antaranya anemia hemolitik.
Anemia hemolitik adalah jenis anemia yang terjadi ketika sel darah merah mengalami kerusakan atau hancur sebelum waktunya. Proses kerusakan sel darah merah terjadi sangat cepat sehingga tubuh tak punya banyak waktu untuk memproduksi sel darah merah yang baru.
Gejala anemia hemolitik
Secara umum, gejala anemia hemolitik mirip dengan anemia defisiensi besi. Akan tetapi, gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari tingkat keparahan penyakit.
Dalam tahap ringan, kondisi ini tidak memberikan gejala apa pun dalam tubuh. Namun bila terus dibiarkan, anemia hemolitik dapat menyebabkan wajah penderita tampak pucat, demam, linglung, pusing, lemas, hingga tidak mampu beraktivitas seperti biasanya.
Selain itu, waspadai pula bila muncul gejala anemia hemolitik berikut ini:
- Kekuningan pada kulit atau bagian putih mata, dikenal sebagai penyakit kuning (jaundice)
- Warna urine menjadi gelap
- Detak jantung meningkat
- Bising suara jantung dapat didengar
- Pembesaran limpa atau hati bisa diraba
Bila muncul salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter. Semakin cepat terdeteksi, maka gejala anemia hemolitik bisa segera diatasi dan mencegahnya semakin parah.
Baca Juga: Mengenal Anemia Megaloblastik, Kelainan Darah Pemicu Kanker Lambung
Jenis anemia hemolitik
Ada dua jenis anemia hemolitik, yaitu anemia hemolitik intrinsik dan ekstrinsik. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Anemia hemolitik intrinsik
Anemia hemolitik intrinsik merupakan jenis anemia di mana sel darah merah tidak mampu terbentuk dan berfungsi sempurna. Penyebab umumnya karena faktor genetik seperti thalasemia dan anemia sel sabit.
2. Anemia hemolitik ekstrinsik
Anemia hemolitik ekstrinsik biasa disebut dengan hemolitik autoimun. Jenis anemia ini terjadi karena limpa menghancurkan sel darah merah yang sehat.
Selain itu, sel darah merah yang rusak akibat anemia hemolitik ekstrinsik juga bisa disebabkan karena:
- Infeksi
- Tumor
- Reaksi transfusi darah
- Limfoma
- Leukimia
- Hipertensi berat
- Efek samping obat-obatan
Diagnosis anemia hemolitik
Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan penyebab dari gejala yang dirasakan pasien. Jika dicurigai karena anemia hemolitik, maka dokter dapat melakukan tes darah untuk membantu menegakkan diagnosis.
Selain itu, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang seperti:
- Pemeriksaan tingkat bilirubin, guna melihat kadar sel darah merah yang hancur
- Tes fungsi hati
- Pemeriksaan kadar hemoglobin
- Penghitungan kadar sel darah merah dalam tubuh yang belum dihancurkan oleh organ hati
- Tes retikulosit, untuk menghitung banyaknya produksi sel darah merah
- Tes urine
- Biopsi atau aspirasi tulang sumsum, untuk mengetahui kemampuan sumsum tulang dalam menghasilkan sel darah merah normal
Pengobatan anemia hemolitik
Pengobatan anemia hemolitik akan disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan penyakit masing-masing pasien. Sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anemia hemolitik antara lain:
- Pemberian asam folat dan kortikosteroid
- Pemberian zat besi
- Kemoterapi
- Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu
- Transfusi darah
- Plasmaferesis atau terapi pergantian cairan plasma darah
- Operasi pengangkatan limpa
- Pencangkokan sumsum tulang
Segera konsultasikan lebih lanjut pada dokter spesialis dalam bidang hematologi untuk mengetahui perawatan mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Semakin cepat diatasi, maka gejala anemia hemolitik akan semakin mudah dikendalikan.
Baca Juga: 7 Jenis Makanan yang Baik untuk Penderita Anemia
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.