Green tea atau teh hijau adalah jenis teh yang berasal dari Camellia sinensis, sama seperti teh hitam dan teh oolong. Bedanya, untuk menghasilkan teh hijau, tanaman tersebut melalui sejumlah proses seperti pengukusan dan penggorengan, lalu dikeringkan.
Selain dikonsumsi dengan cara diseduh, teh hijau juga tersedia dalam bentuk suplemen makanan. Biasanya, suplemen mengandung ekstrak teh hijau digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan, meredakan gangguan pencernaan dan sakit kepala, hingga membantu menurunkan berat badan.
Mengenai Green Tea Extract
Golongan
Suplemen herbal
Kemasan
- Teh seduh
- Kapsul
Kandungan
Kafein
Manfaat Green Tea Extract
Teh hijau mengandung kafein yang digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan, sehingga peminumnya bisa langsung 'melek' seketika. Kandungan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) dalam teh hijau berpotensi memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung dan kanker.
FDA di Amerika Serikat (badan yang setara dengan BPOM di Indonesia) telah menyetujui penggunaan salep topikal yang mengandung ekstrak teh hijau. Salep topikal ini kerap digunakan untuk mengobati kutil kelamin.
Selain itu, manfaat green tea extract juga dapat digunakan untuk kondisi-kondisi berikut:
- Membantu menurunkan kolesterol;
- Meredakan gangguan pencernaan;
- Membantu meringankan risiko penyakit Parkinson;
- Menurunkan risiko kanker;
- Membantu menurunkan berat badan.
Kontraindikasi
- Alergi teh hijau
Efek samping Green Tea Extract
Sama seperti obat dan herbal lainnya, ekstrak teh hijau merah juga dapat menimbulkan reaksi efek samping pada beberapa orang, terutama bagi yang tubuhnya sensitif. Sejumlah efek samping green tea extract yang mungkin terjadi meliputi:
- Mual;
- Diare;
- Sakit perut;
- Pusing;
- Sakit kepala;
- Perubahan mood, seperti mudah tersinggung;
- Gugup.
Untuk mengurangi efek samping tersebut, dokter biasanya akan menurunkan dosis secara bertahap. Jika Anda memiliki kadar zat besi yang rendah dalam tubuh, hindari minum teh hijau bersamaan dengan makanan atau suplementasi zat besi.
Reaksi alergi yang serius cukup jarang terjadi. Namun, waspadai jika muncul gejala alergi parah (anafilaktik) seperti:
- Ruam;
- Gatal atau bengkak (terutama di wajah, lidah, atau tenggorokan);
- Pusing parah;
- Kesulitan bernapas.
Bila itu terjadi, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Dosis Green Tea Extract
Dosis teh hijau bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis green tea extract yang diyakini aman dikonsumsi adalah maksimal 8 cangkir per hari. Namun, khusus untuk ibu hamil tidak boleh lebih dari 6 cangkir atau sekitar 300 mg kafein per hari. Sedangkan dalam bentuk suplemen, dosis katekin teh hijau berkisar dari 5-1200 mg.
Penting diketahui bahwa tidak semua produk alami alias herbal tergolong aman. Pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk yang tertera pada label kemasan. Sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau apoteker sebelum minum ekstrak teh hijau.
Interaksi Green Tea Extract
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja herbal. Sebagai akibatnya, herbal tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun dalam tubuh.
Jenis obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan ekstrak teh hijau adalah:
- Obat lain yang mengandung kafein, seperti obat migrain atau sakit kepala;
- Obat yang dapat membahayakan hati, seperti acetaminophen, amiodarone, isoniazid, methotrexate, methyldopa, dan statin;
- Obat pengencer darah, seperti warfarin;
- Obat yang memengaruhi enzim di hati, seperti cimetidine, fluvoxamine, antibiotik golongan kuinolon atau makrolid, pil KB atau kontrasepsi yang mengandung estrogen;
- Lithium;
- Teofilin.
Kemungkinan ada jenis obat lainnya yang juga dapat berinteraksi dengan green tea extract, tetapi belum tercantum dalam daftar di atas. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan produk mengandung teh hijau adalah:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu, terutama anemia defisiensi besi, gangguan darah, diabetes, glaukoma, penyakit jantung, gangguan lambung atau usus, penyakit hati, gangguan kejiwaan, rendahnya kadar kalsium dalam darah, dan osteoporosis;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Teh hijau mengandung kafein, sedangkan ibu hamil harus membatasi asupan kafein setiap hari. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi teh hijau saat hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan;
- Konsumsi green tea extract dapat mengacaukan hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya tes stres kimia yang menggunakan adenosine atau dipyridamole hingga tes urine untuk kalsium atau katekolamin. Untuk menghindari hasil tes yang tidak akurat, sebaiknya beri tahukan petugas laboratorium jika Anda sedang mengonsumsi teh hijau. Hentikan konsumsi teh hijau 24 jam sebelum tes stres dipyridamole atau adenosine dan setidaknya 4 jam sebelum tes fungsi paru-paru.
Artikel terkait: