Sampai kini malaria masih menjadi “musuh” yang terus diperangi di Indonesia. Dari total 258,9 juta penduduk Indonesia pada 2016, seperempatnya hidup di daerah dengan risiko sedang hingga tinggi menderita Malaria.
Pengobatan malaria dimulai dari klorokuin, kloroguanida (proguanil), dan akhirnya amodiakuin dan pirimetamin, mefloquine dan halofantrine. Obat-obatan inilah yang kita miliki sekarang untuk mengobati malaria.
Pada artikel kali ini akan dibahas lebih dalam mengenai penggunaan Halofentrine dalam pengobatan malaria.
Apa itu Halofentrine?
Halofantrine adalah obat yang digunakan untuk mengobati malaria. Struktur Halofantrine mengandung fenantrena tersubstitusi, dan memiliki efek yang serupa dengan dengan obat antimalaria sebagai kina dan lumefantrin. Halofentrine dipasarkan dengan merek dagang Halfan.
Malaria yang paling sering terjadi di Indonesia dan memiliki gejala yang paling parah adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Plasmodium falciparum menginfeksi tubuh manusia dengan siklus hidup yang cukup panjang, dari masuk, bertelur, membentuk larva, bersarang di hati dan sebagainya. Pengobatan malaria menggunakan Halofentrine bertujuan untuk membasmi Plasmodium falciparum dalam bentuk schizont (salah satu bentuk Plasmodium falciparum di dalam tubuh).
Halofentrine juga tidak dapat digunakan sebagai obat pilihan untuk mencegah terjadinya malaria. Obat ini diberikan dengan tujuan untuk menyembuhkan terjadinya malaria.
Bagaimana dosis dan cara penggunaan obat ini?
Halfan (halofantrine hidroklorida) adalah obat antimalaria yang tersedia dalam bentuk tablet 250 mg yang digunakan dengan cara diminum.
Untuk penggunaannya, Halfan harus diberikan dalam keadaan perut kosong setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan. Untuk penggunaan Halofanterine, didasarkan pada kondisi pasien, dimana pasien memiliki sistem pertahanan tubuh akibat paparan sebalumnya atau tidak.
Untuk pasien yang tidak kebal/ tidak pernah terinfeksi sebelumnya harus menerima 500 mg (2 x 250 mg tablet) halofantrine hidroklorida setiap 6 jam selama tiga dosis (total dosis pertama 1500 mg). pemberian obat diulangi 7 hari setelah pemberian pertama.
Untuk pasien yang semi imun / pernah terinfeksi sebelumnya
Pasien dengan riwayat tinggal seumur hidup di daerah endemis dan riwayat yang jelas baru-baru ini menderita malaria sebelumnya yang disebabkan oleh spesies Plasmodium yang sama dapat dianggap semiimun. Pada pasien-pasien ini, pemberian obat 7 hari setelah pemberian obat pertama tidak perlu dilakukan.
Apa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan obat ini?
Efek samping yang paling sering dilaporkan mengenai penggunaan halofantrine adalah: sakit perut, diare, pusing, muntah, lendir, batuk , sakit kepala, pruritus , kekakuan dan nyeri otot.
Selain efek samping di atas, beberapa efek samping yang secara spesifik terjadi pada bagian tubuh tertentu, meliputi :
Tubuh secara umum : Kelelahan, malaise.
- Jantung: Nyeri dada, jantung berdebar, hipotensi postural
- Kulit: Ruam
- Saluran pencernaan: perut begah, tidak napsu makan, konstipasi, nyeri lambung
- Mulut : sariawan
- Tulang dan otot : nyeri otot dan sakit punggung
- Sistem saraf pusat: tidak bergairah, kebingungan, kejang-kejang, depresi, tidak dapat bergerak
- Gangguan tidu
- Ginjal: Frekuensi kemih yang sering
- Gangguan indera: gangguan penglihatan, telinga berdengung
Apakah obat ini aman digunakan bersama dengan obat lain?
Meskipun tidak ada studi interaksi obat telah dilakukan, Halofantrine seharusnya tidak diberikan bersamaan dengan mefloquine karena dapat menyebabkan gangguan jantung.
Penelitian lain menunjukan penggunaan bersamaan dengan ketoconazole,dapat menghambat metabolisme halofantrine. Yang dapat menyebabkan metabolisme Halofantrine menurun
Jika Anda memiliki pertanyaan tentang halofantrine, silakan bicarakan dengan dokter Anda, apoteker, atau penyedia layanan kesehatan lainnya.
Halofantrine hanya dapat digunakan oleh pasien yang diresepkan secara khusus oleh dokter. Jangan membaginya dengan orang lain walaupun Anda memiliki gejala yang sama. Jika gejala Anda tidak membaik atau menjadi lebih buruk, tanyakan kepada dokter Anda.
Informasi ini tidak boleh digunakan untuk memutuskan apakah Anda akan menggunakan obat halofantrine atau obat lain. Hanya penyedia layanan kesehatan Anda yang memiliki pengetahuan dan pelatihan untuk memutuskan obat mana yang tepat untuk Anda.
Perhatian
Pada kondisi berikut, obat ini tidak dapat digunakan:
- Usia di bawah 1 tahun
- Kehamilan
- Penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya
- Pengobatan dengan mefloquine selama 3 minggu sebelumnya