Haloperidol adalah obat golongan antipsikotik atau obat gangguan kejiwaan. Haloperidol digunakan untuk meredakan gejala skizofrenia, skizoafektif, dan gangguan kejiwaan atau emosional lainnya. Kegunaan lain obat ini, yaitu dapat membantu mengurangi agresi atau gaduh gelisah dan keinginan untuk melukai diri sendiri.
Selain itu, obat ini juga sering digunakan untuk membantu mengobati sindrom Tourette, yaitu penyakit neuropsikiatrik yang menyebabkan si penderita melakukan gerakan atau mengeluarkan ucapan yang spontan tanpa bisa mengontrolnya.
Mengenal Obat Haloperidol
Haloperidol tersedia dalam bentuk tablet dan obat cair. Bentuk tablet tersedia dengan dosis 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, 5 mg, 10 mg, dan 20 mg. Sedangkan dalam bentuk obat cair tersedia dengan dosis 5 mg/ mL.
( ! ) Obat Haloperidol hanya dapat dibeli dengan resep dari dokter.
Haloperidol merupakan obat antipsikotik yang mampu memblok reseptor dopaminergik D1 dan D2 yang terdapat di postsinaptik mesolimbik otak. Obat ini menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hopifisa serta Reticular Activating System (RAS). Dengan proses penekanan hormon tersebut, maka obat ini mampu mempengaruhi metabolisme basal, kesiagaan, temperatur tubuh, tonus vasomotor dan emesis. Obat ini bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu dalam otak (neurotransmitter).
Dengan demikian, obat ini dapat digunakan untuk meredakan gejala skizofrenia, skizoafektif, dan gangguan kejiwaan atau emosional lainnya. Selain itu, Haloperidol juga dapat membantu mengobati gerakan dan ucapan spontan yang tidak terkontrol pada penderita sindrom Tourette dan anak-anak hiperaktif.
Indikasi dan Kegunaan
Haloperidol obat apa? Berdasarkan mekanisme kerja yang dimiliki obat ini, maka obat ini dapat digunakan untuk:
- Meredakan gejala skizofrenia.
- Mengobati skizoafektif.
- Mengobati gerakan dan ucapan spontan yang tidak terkontrol pada penderita sindrom Tourette.
- Mengatasi perilaku tidak terkontrol pada anak-anak hiperaktif.
- Meredakan gangguan mania (perasaan senang yang luar biasa dan begitu aktif).
- Mengatasi tindakan agitasi.
- Membantu mengobati tindakan agresi.
- Menurunkan pikiran negatif dan halusinasi.
Kontraindikasi
Banyak sekali manfaat haloperidol ini untuk mengatasi gangguan kejiwaan dan emosional, namun tidak semua orang bisa menggunakan obat ini. Perhatikan! obat ini tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi seperti di bawah ini:
- Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini.
- Penderita penyakit Parkinson.
- Pasien depresi berat SSP.
- Penderita supresi sumsum tulang.
- Memiliki penyakit jantung.
- Penderita gangguan fungsi hati kronis.
- Pasien koma.
- Pasien lansia yang memiliki penyakit Demensia.
Dosis Haloperidol dan Cara Pemakaian
Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter setelah mempertimbangkan kondisi kesehatan, usia, berat badan dan sebagainya. Adapun dosis Haloperidol yang sering direkomendasikan antara lain:
Dosis haloperidol untuk Dewasa
- Bagi penderita penyakit Skizofrenia, psikosis dan mania (akut), dosis yang dianjurkan adalah 2 mg sampai 20 mg per hari.
- Bagi penderita penyakit Skizofrenia, psikosis dan mania (kronis), dosis yang dianjurkan adalah 3 mg sampai 20 mg per hari.
- Untuk mengatasi agitasi (akut), dosis yang dianjurkan adalah 3 mg sampai 15 mg per hari.
- Untuk mengatasi agitasi (kronis), dosis yang dianjurkan adalah 1,5 mg sampai 9 mg per hari.
Dosis haloperidol untuk Remaja (13 - 17 tahun)
- Bagi penderita penyakit Skizofrenia, psikosis dan mania, dosis yang dianjurkan adalah 0,5 mg sampai 10 mg per hari.
- Untuk mengatasi agitasi, dosis yang dianjurkan adalah 0,25 mg sampai 6 mg per hari.
Dosis haloperidol untuk Anak-anak (3 - 12 tahun)
- Bagi penderita penyakit Skizofrenia, psikosis dan mania, dosis yang dianjurkan adalah 0,5 mg sampai 6 mg per hari.
- Untuk mengatasi agitasi, dosis yang dianjurkan adalah 0,25 mg sampai 3 mg per hari.
Pemberian obat pada penderita skizofrenia biasanya digunakan untuk jangka waktu panjang, kecuali ada efek yang merugikan atau berlawanan. Sedangkan, untuk mengatasi gangguan kecemasan atau agitasi hanya dikonsumsi sampai gejala yang ditimbulkan menghilang.
Efek Samping Haloperidol
Seperti halnya dengan obat-obat lainnya, obat ini juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping haloperidol yang umum terjadi diantaranya:
- Perubahan berat badan.
- Sakit kepala.
- Sakit perut.
- Susah buang air kecil.
- Mulut terasa kering.
- Perubahan suasana hati.
- Masalah pada saat menstruasi.
- Gangguan penglihatan.
- Tubuh gemetar.
- Konstipasi atau sembelit.
- Gangguan tidur atau insomnia.
- Jantung berdebar-debar.
- Terasa kantuk.
- Gelisah.
- Mengences.
- Payudara membesar.
- Hidung tersumbat.
- Perubahan kemampuan seksual.
Selain beberapa efek samping tersebut, ada juga beberapa efek samping yang lebih berbahaya. Walaupun jarang terjadi, namun hal ini perlu diwaspadai. Segera temui dokter untuk mendapatkan tindakan medis apabila Anda mengalami beberapa gejala seperti berikut:
- Demam tinggi.
- Berkeringat.
- Otot terasa kaku.
- Jantung berdebar lebih cepat dari biasanya.
- Kebingungan atau linglung.
- Terasa sangat pusing.
- Rasa nyeri pada dada.
- Pingsan.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan haloperidol ini, perhatikan hal-hal berikut:
- Obat ini dapat dikonsumsi sebelum dan setelah makan.
- Disarankan untuk tidak merokok dan mengonsumsi alkohol selama menggunakan obat ini, karena dapat mempengaruhi kinerja obat dan meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Pemberian obat pada wanita hamil dan ibu menyusui, harus berdasarkan rekomendasi dari dokter.
- Hati-hati penggunaan obat ini bagi penderita diabetes, karena obat ini dapat mempengaruhi kadar gula dalam darah.
- Haloperidol dapat menyebabkan kantuk, maka sebaiknya Anda tidak mengendarai kendaraan selama mengonsumsi obat ini.
- Gunakan tabir surya SPF 15 ketika berada di luar ruangan, karena obat ini dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sengatan matahari.
Untuk menghindari interaksi obat, sebaiknya Anda memberi tahu dokter mengenai obat-obatan lain yang dikonsumsi sebelum menggunakan obat haloperidol ini. Gunakanlah obat ini sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan menambah dosis tanpa saran atau petunjuk dari dokter. Pastikan untuk rutin menemui dokter terkait perkembangan kondisi kesehatan Anda.