Penyakit Tiroiditis Hashimoto merupakan penyakit pertama yang dikenali sebagai penyakit kelainan autoimun yang mempengaruhi kelenjar tiroid. Oleh karena kelenjar tiroid rusak,gt;tubuh tidak memproduksi hormon dan menyebabkan hipotiroid.
Gejala-gejala yang dapat muncul adalah lesu, kulit kering, nafsu makan menurun, tidak tahan cuaca dingin, depresi dan masih banyak lagi. Mari simak penjelasan mengenai penyakit tiroiditis hashimoto berikut ini.
Apakah itu penyakit Hashimoto?
Penyakit Tiroiditis Hashimoto (HT) merupakan penyakit autoimun yang berlatar belakang genetik. Sering dikenal dengan nama lain seperti tiroiditis autoimun, limfositik tiroiditis kronik, Hashimoto’s struma atau struma limfomatosa yang merupakan bentuk inflamasi kronik dari kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid ini terletak di bawah laring pada kedua sisi dan merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar dengan berat sekitar 15-20 gram pada orang dewasa.
Penyakit hashimoto ini termasuk penyakit pertama yang dikenali sebagai penyakit autoimun, dan ditandai dengan ketidakcukupan produksi hormon tiroid, triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) sehingga mengakibatkan penurunan fungsi hormon tiroid atau hipotiroid.
Fungsi hormon tiroid antara lain meliputi:
- Meningkatkan metabolisme tubuh
- Pertumbuhan fetus
- Menurunkan konsentrasi kolesterol dalam darah
- Mempertahankan sekresi hormon pertumbuhan dan gonadotropin
- Merangsang pembentukan sel darah merah / red blood cells
Epidemiologi penyakit Hashimoto
Insiden penyakit Tiroiditis Hashimoto diperkirakan sekitar 0.3 - 1.5 kasus per 1000 populasi per tahun. Selain itu, tiroiditis hashimoto tidak dipengaruhi oleh perbedaan ras.
Meskipun penyakit ini tidak membedakan usia, akan tetapi penyakit ini lebih sering ditemui pada usia pertengahan antara 30 hingga 50 tahun dan lebih rentan terjadi pada wanita 4 - 5 kali lebih sering dibandingkan pria.
Para penderita Tiroiditis Hashimoto juga cenderung menderita penyakit autoimun lainnya, termasuk penyakit lupus dan diabetes tipe I. Faktor risiko dari penyakit ini antara lain:
- Genetik, adanya keterlibatan gen CD40, HLA-DR, tiroglobulin, CTLA-4
- Non-genetik, seperti kehamilan, infeksi, yodium, sitokin, iradiasi dan obat-obatan lainnya.
Gejala-gejala klinis penyakit Hashimoto
- Pembengkakan kelenjar tiroid tanpa disertai rasa sakit yang disebut goiter, yang mengakibatkan pembengkakan di leher dan rasa penuh di tenggorokan. Kedua lobus kelenjar tiroid membesar dan dapat terpalpasi dengan batas tidak wajar, keras, permukaan licin dan tidak sakit.
- Peningkatan berat badan
- Letih lesu
- Mudah lelah dan lemah
- Kulit kering
- Kuku rapuh
- Intoleransi dingin
- Menstruasi tidak teratur (terjadi pada wanita)
- Nyeri sendi dan otot
- Kelainan suasana hati seperti depresi
- Meningkatnya kadar kolesterol darah
- Infertilitas dan kehilangan libido
- Sulit untuk berkonsentrasi, sulit mengingat
- Gerakan refleks lambat dan kehilangan energi
- Rambut rontok
- Gangguan pendengaran
- Myxedema, yaitu pembengkakan pada wajah dan mata serta penampilan lesu
- Bradikardia , menurunnya kontraktilitas dan denyut jantung
Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan?
Pemeriksaan fisik kelenjar tiroid dimulai dengan inspeksi pada daerah leher. Kemudian dilakukan palpatasi untuk mengetahui adanya abnormalitas pada kelenjar tiroid, ada tidaknya rasa nyeri saat ditekan dan ada tidaknya nodul pada leher.
Nodul dan pembengkakan kelenjar tiroid merupakan kelainan yang sering ditemukan pada kelainan tiroid. Apabila ditandai dengan nodul, biasanya menunjukkan bahwa adanya risiko keganasan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan serum TSH untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan TSH merupakan suatu tes untuk mengetahui fungsi tiroid. Selain itu, pemeriksaan autoantibodi tiroid, anti-TPO dan antibodi anti-Tg dapat memperkuat adanya penyakit tiroiditis hashimoto.
Langkah selanjutnya adalah pemeriksaan radiologi , yodium radioaktif dan USG. Pemeriksaan USG biasanya tidak diperlukan untuk menegakkan diagnosa, akan tetapi untuk mengetahui ukuran tiroid dan nodul (apabila ada). Pemeriksaan histopatologi juga dapat dilakukan untuk menentukan keganasan lesi tiroid tersebut.
Pemeriksaan lainnya adalah biopsi aspirasi jika ditemukan adanya nodul yang membesar atau pembengkakan cepat pada kelenjar tiroid untuk menentukan keganasan atau adanya tiroid limpoma. Selain itu, pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosa adalah pemeriksaan darah, profil lipid, kreatin kinase, prolaktin, rontgen dada dan ECG.
Penanganan penyakit Hashimoto
Pengobatan yang diberikan untuk para penderita penyakit tiroiditis hashimoto adalah terapi penggantian hormon untuk mengatasi defisiensi tiroid dan mengecilkan ukuran nodul goiter.
Obat yang dapat diberikan adalah seperti levothyroxine sodium. Pada kebanyakan pasien, pemberian levothyroxine cukup diberikan dalam dosis kecil hingga jaringan residual tiroid hancur. Obat lainnya seperti simvastatin (20mg/ hari) per oral dapat diberikan selama 8 minggu untuk meningkatkan fungsi kelenjar tiroid.
Jika kelenjar tiroid sangatlah besar, pemberian tiroksin dapat dipertimbangkan. Selain itu, terapi pembedahan juga dapat diindikasikan apabila terjadi pembesaran dan gejala-gejala seperti rasa sakit saat menelan, suara serak, adanya nodul maupun limpoma.
Hai dok, nama saya Iman suherman…saya sudah pernah hepatitis A sekitar 2th yg lau, nah sekarang ini sepertinya mau kumat lagi, tolong infonya ya dok kira2 saya bisa sembuh total tdk? Thnks