Satu kondisi yang menjadi momok selama kehamilan yaitu anemia. Untuk mengetahui anemia atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah. Selanjutnya hasil yang didapat kita bandingkan dengan standar Hb normal ibu hamil sesuai dengan usia kandungannya saat ini.
Kadar Hb normal pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil berarti pertanda bahwa kadar Hb-nya rendah, atau dengan kata lain hanya ada sedikit darah merah yang beredar. Padahal, sel darah merah dengan kadar Hb di dalamnya ini bertugas mentransfer oksigen di dalam tubuh.
Apa jadinya jika kadar Hb rendah pada ibu hamil? Tentu akan menambah penderitaan selama kehamilan. Pusing, lemah, tampak pucat, sulit berkonsentrasi merupakan beberapa contoh gejala kekurangan darah.
WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb normal pada ibu hamil, sekaligus memberikan batasan kategori untuk anemia ringan dan berat selama kehamilan:
- Normal: Hb > 11 gr/dl
- Anemia Ringan: Hb 8-11 gr/dl
- Anemia Berat: Hb < gr/dl
Adapun kadar Hb Normal pada ibu hamil sesuai usia kehamilan adalah:
- Wanita dewasa (tidak hamil): 12–15.8 gr/dl
- Hamil trimester pertama: 11.6–13.9 gr/dl
- Hamil trimester kedua: 9.7–14.8 gr/dl
- Hamil trimester ketiga: 9.5–15.0 gr/dl
Di bawah batas terendah di atas berarti Hb rendah dan perlu penanganan yang tepat dari dokter.
Kenapa Hb bisa rendah saat hamil?
Ibu hamil memang berisiko lebih tinggi terkena anemia (kadar Hb rendah). Yang paling umum adalah tipe anemia kekurangan zat besi, suatu kondisi di mana ibu hamil tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa cukup oksigen ke setiap sel di dalam jaringan tubuh.
Zat besi (iron) merupakan bahan baku utama untuk membuat hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan. Selama kehamilan, volume darah akan bertambah banyak untuk mengakomodasi perubahan dalam tubuh dan membantu bayi agar mendapat pasokan darah yang cukup serta membentuk sel-sel darah pada janin.
Atas dasar inilah kebutuhan ibu hamil akan zat besi sangat meningkat bahkan hingga dua kali lipat dibanding saat tidak hamil. Oleh sebab itu, apabila asupan makanan tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi pada ibu hamil ini, maka bisa terjadi anemia defisiensi besi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar Hb tidak normal alias lebih rendah dari normal.
Ibu hamil akan memiliki risiko mengalami anemia yang lebih tinggi apabila:
- Hamil dengan jarak kehamilan sebelumnya begitu dekat (< 2 tahun)
- Hamil anak kembar
- Sering muntah karena morning sickness
- Asupan zat besi yang kurang dari makanan
- Menstruasi yang berat pra-kehamilan
Apa bahaya Hb rendah pada ibu hamil?
Anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Di samping itu, kondisi ini juga akan mempengaruhi kualitas hidup dari sang ibu itu sendiri.
Pasalnya, ketika terjadi anemia tentu akan membuat lemas, sering mengantuk, pusing, jantung berdebar-debar, mata berkunang-kunang. Bahkan beberapa penderita bisa sampai pingsan.
Perlu diingat bahwa beberapa gejala anemia bisa mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Terlepas dari apakah Anda mengalami gejala di atas atau tidak, ibu hamil harus menjalani tes darah untuk melihat kadar Hb selama kunjungan prenatal pertama dan biasanya sekali lagi selama kehamilan.
Baca Juga: Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Tips menjaga Hb normal pada ibu hamil
Agar dicapai kadar Hb yang normal pada ibu hamil, maka diperlukan langkah-langkah atau upaya sebagai berikut:
1. Minum vitamin prenatal
Vitamin prenatal biasanya mengandung zat besi. Konsumsi vitamin prenatal yang mengandung zat besi dapat membantu mencegah dan mengobati anemia selama kehamilan.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga dapat memberikan suplemen zat besi yang terpisah. Agar Hb selalu normal selama kehamilan, Anda perlu 27 miligram zat besi per hari.
2. Konsumsi makanan sumber zat besi
Nutrisi yang baik juga dapat mencegah anemia selama kehamilan. Sumber makanan kaya zat besi di antaranya daging merah (sapi dan kambing), unggas dan ikan. Pilihan lainnya termasuk besi sereal, kacang-kacangan dan sayuran.
Baca Selengkapnya: Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi
Zat besi dari produk hewani, seperti daging, cenderung paling mudah diserap. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber makanan dan suplemen, sebaiknya seimbangi dengan asupan vitamin C. Jenis vitamin ini bisa didapatkan dari buah-buahan atau olahannya, seperti jus jeruk, jus tomat atau stroberi.
Jika Anda menggunakan suplemen zat besi dengan jus jeruk, hindari konsumsi bersamaan dengan makanan yang diperkaya dengan kalsium. Meskipun kalsium merupakan nutrisi penting selama kehamilan, kalsium bisa mengurangi penyerapan zat besi.
Baca juga: Tips Cegah Anemia Selama Kehamilan
Jika ternyata Hb sudah rendah, bagaimana mengobatinya?
Jika Anda sudah mengonsumsi vitamin ibu hamil (prenatal) yang mengandung zat besi, namun tetap saja Hb masih rendah, maka dokter mungkin menganjurkan pemeriksaan untuk menentukan kemungkinan penyebab lain.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang khusus mengobati gangguan darah (hematologi). Apabila penyebab Hb rendah saat hamil adalah kekurangan zat besi, maka dokter akan menyarankan zat besi tambahan atau peningkatan dosis.
Pada kondisi tertentu dimana pemberian suplemen zat besi oral tidak memungkinkan, misalnya memiliki riwayat operasi lambung atau usus halus atau tidak dapat mentoleransi zat besi oral, maka dokter dapat memasukkan zat besi lewat suntikan (intravena).
Baca juga: 27 Makanan Penambah Darah yang Baik untuk Ibu Hamil
Menjaga nilai Hb normal saat hamil amatlah penting bagi kesehatan ibu dan janin. Oleh sebab itu, janganlah sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk setiap keluhan yang Anda alami.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.