Indigo (Baphicacanthus cusia) merupakan tanaman bersemak yang tumbuh liar dengan banyak spesies dari keluarga Fabaceae. Anda dapat menemukannya di wilayah Cina, India, Amerika tropis, Afrika, bahkan Indonesia. Namun, masyarakat Indonesia secara umum menyebutnya sebagai tanaman nila atau indigofera.
Tanaman ini tumbuh di tempat-tempat lembab, dapat digunakan sebagai sumber pewarna alami untuk menghasilkan warna biru, sehingga beberapa orang sering menyebut biru nila atau biru indigo.
Selain itu, tanaman indigo digunakan sebagai nematicide dan pengobatan untuk berbagai macam penyakit termasuk gigitan kalajengking, kanker ovarium dan perut. Tanaman ini telah digunakan di Cina sebagai obat tradisional selama berabad-abad dan dikenal dengan sebutan indigo naturalis.
Bagian tanaman yang biasa digunakan untuk obat yaitu daun, batang, dan akar, serta memiliki rasa yang pahit. Kegunaannya dapat mengobati gangguan limpa atau hati, demam, rambut beruban, arthritis, asam urat, dan penyakit lainnya. Simak dibawah ini penjelasan secara mendalam mengenai tanaman indigo.
Kandungan Indigo
Beberapa komponen dan kandungan kimia yang dimilikinya, yaitu:
- Indigotin (zat warna biru)
- Apigenin
- Tutetion
- Kaempferol
- Rotenon
- Rotenoids deguelin
- Dehydro Deguelin
- Tephrosin
- Sumatrol
- Rotenone
Daunnya mengandung flavonoid, saponin, tanin, terpen steroid, fenol dan antrakuinon.
Manfaat penggunaan Indigo
Manfaat yang dapat Anda temukan dalam tanaman ini menurut beberapa penelitian dan studi terhadap hewan dan manusia yang telah dilakukan, menyatakan bahwa ekstrak indigo memiliki sifat antioksidan, antibakteri, dan antikanker. Beberapa manfaat lainnya, yaitu:
- Meningkatkan pertumbuhan rambut, daun, batang, dan akar indigo memiliki sifat termogenik, dan juga tonik yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan rambut dan mencegah infeksi kulit kepala. Selain itu dapat digunakan untuk menghilangkan ketombe, pewarna rambut, kondisioner, dan mengatasi uban.
- Membantu sistem pencernaan, indigo merupakan tonik yang baik sehingga dapat mengatasi sembelit dan meringankan gangguan sistem pencernaan lainnya.
- Membantu sistem pernapasan, indigo memiliki sifat ekspektoran yang dapat digunakan untuk mengatasi pilek, batuk, bronchitis, dan asma.
- Mengurangi peradangan sendi, indigo dapat meningkatkan fleksibilitas untuk mengurangi peradangan sendi dan rasa sakit.
- Mengatasi kerusakan ginjal, sebuah studi toksisitas ginjal melakukan uji coba menggunakan rebusan daun indigo yang diberikan pada tikus dengan kerusakan ginjal yang diinduksi Cisplatin. Hasilnya menyatakan bahwa indigo melindungi ginjal dari cedera.
- Melindungi hati, suatu penelitian dilakukan pada uji efikasi anti-hepatotoksik ekstrak bubuk indigo pada kerusakan hati yang diinduksi parasetamol tikus. Hasilnya menyatakan bahwa ekstrak indigo dapat melindungi hati.
Efek samping penggunaan Indigo
Anda disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli atau medis untuk efek samping yang aman dan dosis tepat. Alergi terhadap indigo dapat menyebabkan efek samping seperti gatal, sakit kepala, dan pusing. Hentikan pemakaian jika mengalami kondisi tersebut.
Penggunaan indigo dalam dosis yang besar dapat menyebabkan muntah, diare, masalah usus, dan kejang. Indigo juga dapat mengiritasi mata dan dapat menyebabkan dermatitis.
Ibu hamil dan menyusui disarankan menghindari penggunaan indigo karena tidak aman digunakan ketika diminum atau dioleskan ke kulit.