Pernahkah kamu mendengar orang tua kamu atau orang dengan usia lanjut seringkali mengeluhkan “tidak enak perut” apalagi jika makan makanan yang berlemak, pedas atau asam, Pastinya sebagai orang awam, kita akan langsung memperkirakan bahwa kemungkinan mereka menderita sakit maag atau yang dengan istilah kedokteran lebih dikenal dengan Gastritis.
Namun seringkali setelah mengkonsumsi obat maag, rasa tidak nyaman pada perut tidak kunjung hilang. Jika orang tua kamu pernah mengalaminya, mungkin mereka mengidap IBS. Apa itu IBS? Yuk kita simak artikel dibawah ini
Kenali IBS
IBS adalah singkatan dari Inflammatory Bowel Syndrome, adalah gangguan Usus Besar yang sering kali dialami yang meliputi gejala kram sakit perut, perut kembung, adanya diare dan/atau konstipasi.
IBS merupakan salah satu dari gangguan usus yang paling umum dialami di dunia. Gangguan ini dialami oleh 7 dari 10 orang, dengan mayoritas penderitanya adalah wanita IBS adalah penyakit kronik yang memerlukan penanganan jangka pajang.
Umumnya penanganan IBS dapat dilakukan dengan mudah, hanya dengan mengontrol pola makan dan pola hidup. Namun ada beberapa kasus dengan orang pengidap IBS dengan gejala yang berat dan serius.
Keluhan IBS yang serius dapat ditangani dengan pengobatan dan konseling. IBS tidak beresiko untuk berkembang menjadi tumor atau keganasan.
Apa yang menyebabkan IBS?
Penyebab dari penyakit ini belum dapat diketahui, karena setiap kasus memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda. Sejauh ini, para ahli memperkirakan penyebab dari kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
- Kontraksi otot usus halus yang lemah yang menyebabkan makanan lebih lambat untuk dikeluarkan dan membentuk kotoran yang keras sehingga menyebabkan konstipasi dan meningkatkan kemungkinan peradangan pada otot halus
- Gangguan pada system saraf di saluran pencernaan mungkin menyebabkan konstipasi,diare dan sakit perut
- Peradangan pada usus. Orang yang mengidap IBS memiliki system pertahanan tubuh yang berlebih pada saluran pencernaannya, sehingga system pertahanan tubuh tersebut menyerang sel sel tubuh kita sendiri sehingga menyebabkan sakit perut dan diare
- Infeksi yang parah bisa disebabkan setelah adanya gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri atau virus dan bisa juga disebabkan oleh normal flora yang tinggal di usus.
faktor lain yang memacu terjadinya IBS seperti makanan, stress dan hormone
Siapa saja yang rentan terkena IBS?
Semua orang bisa saja terkena IBS, namun beberapa kategori di bawah ini memiliki potensi lebih besar mengalami IBS, Yaitu :
-
Usia Muda
IBS sering muncul pada orang berusia kurang dari 50 tahun.
-
Wanita
Karena factor hormonal, wanita lebih rentan mengidap IBS.
-
Adanya riwayat keluarga yang mengidap IBS sebelumnya
- Adanya gangguan mental dan perilaku yang berhubungan erat dengan IBS yang disebabkan oleh kecemasan yang berlebihan dan depresi.
Apa saja gejala-gejala IBS?
- Diare (digambarkan sebagai episode diare yang sangat menyakitkan) (IBS-Diarhea)
- Konstipasi (IBS-Constipation)
- Konstipasi dengan diarea (IBS-mix)
- Sakit perut atau kram biasanya di bagian bawah perut yang bertambah parah setelah makan dan membaik setelah buang air besar.
- Perut merasa kembung terisi gas
- Kotoran berbentuk kecil-kecil seperti batu atau seperti pita datar
Gejala-gejala di atas dapat diperparah dengan stress.
IBS adalah diagnosis akhir, yang berarti dokter mempertimbangkan alternatif diagnosis lain terlebih dahulu, melakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan masalah medis lainnya, baru setelah tidak ada masalah medis lain dan diagnosis lain tidak ada yang pas, maka irritable bowel syndrome dijadikan diagnosis akhir
Kapan sebaiknya anda menemui dokter?
Walaupun IBS dapat dikontrol dengan merubah pola hidup saja, Sangat penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter jika beberapa gejala di bawah ini timbul, yaitu
- Adanya penurunan berat badan yang signifikan
- Adanya muntah hebat yang tidak jelas sebabnya
- Kesulitan untuk menelan
- Rasa sakit yang terus menerus dan tidak membaik setelah buang gas atau buang air besar
- Diare pada malam hari sehingga membuat Anda terbangun dari tidur
- Mengganggu kegiatan Anda sehari-hari
- Menyebabkan kelelahan yang teramat sangat
Tindakan dokter juga harus segera dilakukan jika rasa sakit pada perut terasa sangat parah dan jika obat-obatan tidak mampu mengatasi gejala-gejala yang dialami.
Bagaimanakah penanganan IBS?
Belum ada pengobatan IBS yang dapat menghilangkan keluhan ini sepenuhnya, namun ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan bahkan mencegah munculnya IBS. Pengobatan yang diberikan umumnya meredakan gejala yang dialami pasien. Beberapa metode perawatan ringan untuk mengatasi IBS meliputi:
-
Menghindari faktor penyebab
Karena IBS disebabkan oleh beberapa faktor pemicu tertentu, seperti makanan pedas, stress, obat obatan tertentu dsb.
-
Perubahan pola diet
Pada beberapa kasus IBS, gejala yang timbul dipicu oleh makanan. Maka pola makan sehat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya IBS.
-
Penanganan stres
Penanganan stres merupakan pengobatan yang umum dilakukan pada penderita IBS, yang menandakan bahwa banyak kasus dari kondisi ini yang berhubungan dengan tingkat stres.
-
Suplemen Bernutrisi
Suplemen serat seperti Psyllium dan Dextrin Gandum dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan serat.
-
Olahraga
secara teratur dilaporkan dapat mengurangi resiko terkenanya IBS karena metabolism yang lancar setelah seseorang mulai rutin berolahraga.
Jika gejala yang Anda alami tergolong parah atau terjadi dalam frekuensi yang cukup tinggi, maka penanganan dokter sangat perlu untuk dilakukan. Metode utama yang dapat diambil adalah dengan pemberian obat-obatan. Beberapa obat yang paling umum diberikan antara lain:
-
Aminosalicylates
-
Corticosteroid
Bekerja dengan cara mengurangi peradangan pada saluran pencernaan.
-
Imunosuppresan
Bekerja dengan cara membatasi aktifitas dari sistem kekebalan tubuh yang terganggu untuk mencegah sistem tersebut menyerang jaringan yang sehat. Pada 20% dari pasien yang menderita IBS, gejala-gejala yang timbul sangat parah sehingga obat-obatan tidak banyak membantu.
Pada kasus seperti ini, langkah terbaik yang bisa diambil adalah melakukan pembedahan untuk menghilangkan bagian sistem pencernaan yang terkena radang
Dok, selama ini saya mengonsumsi obat penggemuk badan yang dijual dipasaran, mungkin sudah bertahun-tahun. Pengaruhnya memang bagus. Dalam tiga bulan berat saya naik dari 49 kg ke 62 kg, badan saya fit, tidur teratur, dan kulit jadi lebih halus. Tapi, saat konsumsinya saya hentikan, saya mulai ke...