Herpes Genital merupakan infeksi kelamin yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe-1 atau tipe-2. Penyakit ini bersifat menular.
Gejalanya berupa bintik berisi cairan di sekitar vagina, dubur, dan penis. Rasa perih dan panas juga akan Anda rasakan ketika berhubungan seksual. Tidak hanya itu, Anda juga tidak akan nyaman saat buang air kecil dan besar.
Untuk bisa mencegah herpes genital, Anda harus tahu dulu penyebabnya. Ulasan ringkasnya, bisa ditemukan dibawah ini.
Penularan Herpes Genital
Virus herpes simplex tipe-1 atau tipe-2 hanya bisa bertahan dipermukaan kulit dan kelamin. Penularannya akan terjadi ketika ada kontak langsung. Banyak yang salah kaprah, virus herpes bisa menular melalui alat mandi ataupun pemakaian toilet.
Hal itu tentu saja salah. Karena virus akan mati ketika berada di permukaan benda mati. Adapun penularan pasti herpes genital diantaranya adalah:
Kelahiran normal
Ibu yang melahirkan secara normal bisa menularkan penyakit herpes genital pada bayinya. Penularan ini terjadi lewat vagina.
Sebab itulah, bagi Anda yang sedang hamil sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui keberadaan virus herpes. Hal ini bertujuan agar Anda dan bayi dalam kondisi sehat saat lahiran.
Penetrasi saat berhubungan seks
Risiko penularan herpes sangat tinggi jika penetrasi seksual dilakukan tanpa kondom. Virus dari alat kelamin pengidap herpes dapat dengan mudah pindah ke alat kelamin yang sehat.
Kemungkinan untuk tertular semakin tinggi, jika Anda sering berganti-ganti pasangan. Karena itu, lakukan hubungan yang sehat agar kondisi organ intim tetap sehat.
Seks oral
Penularan virus herpes juga bisa melalui seks oral. Jadi jika pasangan Anda mengidap herpes, sebaiknya waspada. Melakukan seks oral bisa menyebabkan penularan virus herpes dari mulut ke alat kelamin.
Memakai sex toy secara bergantian
Virus herpes juga bisa menular melalui pemakaian sex toy yang dilakukan bergantian. Penyebaran virus ini harus Anda waspadai. Lantas mengapa virus herpes bisa hidup di sex toy yang notabene benda mati?
Cairan yang masih tertinggal di benda tersebut menjadi perantaranya. Virus herpes bisa bertahan hidup di lingkungan yang lembap. Jadi jika pasangan Anda mengidap herpes, penularannya dapat terjadi melalui pemakaian sex toys bergantian.
Cara Agar Tidak Tertular Herpes Genital
Faktanya, penularan herpes genital bisa Anda cegah. Jika pasangan Anda mengidap herpes, sebaiknya jangan berhubungan seks terlebih dulu.
Lakukan penyembuhan agar virus tersebut tidak menular. Adapun 5 tips mencegah penularan herpes genital diantaranya adalah:
Setia pada pasangan
Risiko penularan herpes semakin tinggi jika Anda sering bergonta-ganti pasangan. Tidak hanya tertular, Anda juga bisa menularkan herpes ke pasangan.
Karena itu sangat penting rasanya untuk melakukan pengecekan ke dokter. Jika terdeteksi tertular herpes, lakukan pengobatan dengan segera.
Saat muncul gejala herpes, jangan berhubungan intim dulu
Jika pasangan Anda masih dalam masa pengobatan, sebaiknya jangan melakukan hubungan seks terlebih dulu. Entah itu penetrasi maupun seks oral, tidak boleh dilakukan karena masih berisiko menularkan virus.
Memakai kondom saat berhubungan seks
Menggunakan kondom saat berhubungan seks, menjadi langkah efektif untuk mencegah penularan herpes. Saat melakukan seks oral, sebaiknya pria juga memakai kondom.
Tidak memakai sex toy secara bergantian
Anda dan pasangan Anda sebaiknya memiliki sex toy masing-masing. Jika ingin digunakan bersama-sama, sebaiknya bersihkan dulu sebelum dipakai.
Menjaga kesehatan alat kelamin
Wanita lebih rentan tertular herpes ketimbang pria. Saat masa haid, serangan virus herpes lebih cepat. Untuk mencegah penularan, cuci vagina dengan air hangat. Lakukan paling tidak dua kali sehari.
Penyakit herpes genital cukup berbahaya bagi kesehatan organ intim. Untuk mencegahnya, sebaiknya Anda melakukan hubungan seks sehat. Dan jangan lupa, tetap jaga kebersihan vagina agar penularan virus tersebut dapat dicegah.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.