Ipratropium bromida atau ipratropium bromide adalah bronkodilator yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah penyakit pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, emfisema, asma, dan rhinitis. Obat ini tersedia dalam bentuk obat semprot yang digunakan dengan cara dihirup lewat mulut menggunakan inhaler, namun ada juga sediaan cairan yang uapnya dihirup lewat hidung menggunakan bantuan nebulizer.
Bronkodilator sendiri merupakan kelompok obat yang digunakan untuk melegakan pernapasan, terutama pada penderita asma. Obat ini mampu melebarkan saluran bronkial di paru-paru sehingga pasien bisa bernapas dengan mudah tanpa rasa sesak.
Mengenai Ipratropium Bromide
Golongan
Resep dokter
Kemasan
- Cairan
- Obat semprot (inhaler)
Kandungan
Ipratropium bromide
Manfaat Ipratropium Bromide
Ipratropium bromide dapat digunakan untuk mengatasi gangguan yang terkait dengan sistem pernapasan, seperti:
- Asma
- Bronkitis kronis
- Emfisema
- Rhinitis
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Hidung tersumbat karena pilek biasa atau alergi musiman
Pada asma dan penyakit paru obstruktif kronik, saraf kolinergik yang menuju paru-paru menyebabkan otot-otot di sekitar saluran udara mengalami kontraksi. Kondisi ini menyebabkan saluran udara jadi menyempit sehingga pasien sulit bernapas.
Sifat antikolinergik dari ipratropium mampu menghalangi efek saraf kolinergik tadi. Akibatnya, otot-otot pada saluran udara jadi lebih rileks dan melebar, sehingga pasien bisa menghirup udara dengan mudah dan kembali bernapas lega.
Kontraindikasi
- Anak usia < 18 tahun (untuk bentuk inhaler)
- Anak usia < 12 tahun (untuk bentuk larutan nebulizer)
Efek samping Ipratropium Bromide
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan ipratropium bromide dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping ipratropium bromide yang dapat terjadi antara lain:
- Gejala pilek seperti hidung tersumbat, bersin, atau sakit tenggorokan
- Batuk berdahak
- Hidung kering
- Dada terasa sesak
- Sulit bernapas
- Kelelahan
- Sakit kepala
Kemungkinan ada efek samping lainnya yang belum dicantumkan di atas. Jika efek samping memburuk atau bahkan semakin parah, segera periksakan diri ke dokter.
Dosis Ipratropium Bromide
Dosis ipratropium bromide untuk menangani penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sebagai berikut:
Dewasa
- Inhaler: 4 x sehari 2 inhalasi (34 mcg), atau sesuai kebutuhan. Tidak lebih dari 12 inhalasi per hari.
- Nebulizer: 3-4 x sehari 500 mcg, dengan jeda 6-8 jam setiap dosis
Anak
- Nebulizer untuk anak usia > 12 tahun: 3-4 x sehari 500 mcg, dengan jeda 6-8 jam setiap dosis
Batas penggunaan ipratropium bromide dalam sehari adalah 12 inhalasi. Hindari melebihi batas tersebut agar tidak malah membahayakan kesehatan.
Interaksi Ipratropium Bromide
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan ipratropium bromide adalah sebagai berikut:
- Clozapine
- Glycopyrrolate
- Glycopyrronium tosylate
- Methacholine
- Revefenacin
- Scopolamine
- Secretin human
- Tiotropium
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan ipratropium bromide adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda mengalami atau memiliki riwayat glaukoma, pembesaran prostat, obstruksi kandung kemih maupun masalah perkemihan lainnya.
- Beri tahukan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu terutama obat depresi, alergi, demam, penyakit Parkinson, gangguan pencernaan, dan obat golongan bronkodilator lainnya.
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan ipratropium bromide pada ibu hamil atau menyusui.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Hindari kontak dengan mata, sebab bisa menyebabkan nyeri, iritasi, hingga pandangan kabur. Jika terkena mata, segera periksakan diri ke dokter.
Artikel terkait: