Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Jan 10, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker yang paling menakutkan dan menjadi mimpi buruk kaum wanita. Pasalnya, payudara berperan penting sebagai kelenjar susu yang menghasilkan ASI untuk si buah hati. 

Sementara dalam aktivitas seksual, payudara memiliki fungsi estetika. Memiliki payudara yang indah dan berisi juga menjadi salah satu kebanggaan yang dimiliki oleh setiap wanita. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui seputar kanker payudara dan segala serba serbinya.

Apa itu kanker payudara?

Kanker payudara ialah jenis kanker yang sangat ditakuti setiap wanita di seluruh dunia. Kanker payudara dapat terjadi akibat adanya sel-sel ganas yang tumbuh tidak normal di area jaringan payudara. 

Sel-sel kanker payudara juga bisa tumbuh di beberapa tempat, yaitu:

  • Jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara
  • Kelenjar lobulus yang memproduksi ASI atau susu
  • Saluran duktus atau saluran yang membawa air susu dari kelenjar lobulus ke bagian puting payudara.

Meskipun identik dengan kaum wanita, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pria juga bisa mengidap kanker payudara.

Mengenai kanker payudara

Penyebab

Layaknya jenis kanker lainnya, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun memang, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara, di antaranya:

  • Usia. Kanker payudara lebih rentan dialami oleh wanita dewasa. Melahirkan di usia lebih dari 35 tahun juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.
  • Usia menstruasi. Wanita yang mengalami menstruasi di usia terlalu muda lebih berisiko mengidap kanker payudara.
  • Faktor keturunan. Bila ibu atau saudara perempuan Anda mengidap kanker payudara, maka Anda berisiko tinggi terkena penyakit yang sama.
  • Menopause terlambat
  • Obesitas
  • Belum pernah hamil atau menyusui
  • Paparan sinar radiasi
  • Konsumsi alkohol
  • Pernah menjalani terapi pengganti hormon estrogen dan progesteron

Gejala

Gejala kanker payudara yang paling mudah diamati adalah timbulnya benjolan di area payudara. Benjolan tersebut biasanya terasa keras, permukaannya tidak rata, dan tidak memiliki batasan yang jelas.

Namun, tidak semua benjolan di payudara sudah pasti menunjukkan gejala kanker payudara. Menstruasi juga bisa menyebabkan adanya benjolan di payudara karena pengaruh hormon.

Cara membedakannya begini. Benjolan payudara akibat menstruasi biasanya akan hilang setelah menstruasinya selesai. Sedangkan jika benjolannya tetap ada selama 8-10 hari setelah menstruasi selesai, maka hal ini bisa dicurigai sebagai salah satu gejala kanker payudara.

Selain adanya benjolan, masih terdapat beberapa tanda dan gejala kanker payudara lainnya seperti:

  • Nyeri pada area payudara
  • Perubahan bentuk dan ukuran, baik pada payudara atau puting
  • Puting tertarik ke dalam dan sulit digerakkan
  • Puting mengeluarkan cairan berwarna bening, kuning, hingga kecoklatan
  • Ruam kemerahan di sekitar puting
  • Puting membengkak  
  • Muncul banyak pembuluh vena atau urat-urat yang menjalar di area payudara
  • Terjadinya pembesaran kelenjar getah bening, terutama di area sekitar ketiak
  • Tekstur kulit payudara seperti kulit jeruk, berwarna kemerahan, dan muncul cekungan layaknya lesung pipi

Pencegahan kanker payudara

Untuk mencegah kanker payudara, pastikan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari makan makanan bergizi seperti buah dan sayuran, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.

Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri, atau lebih dikenal dengan SADARI. Lakukan SADARI setiap kali selesai menstruasi untuk mendeteksi kemungkinan kanker payudara.

Berdirilah dengan menghadap ke cermin, lalu angkat salah satu tangan Anda. Dengan tangan yang lain, raba bagian payudara Anda secara menyeluruh hingga ke ketiak. Perhatikan apakah terdapat benjolan di sekitar payudara.

Bila Anda menemukan adanya benjolan atau tanda-tanda yang tidak normal di sekitar payudara, segeralah periksakan diri ke dokter.

(Baca Mengenai Cara Mencegah Kanker Payudara)

Pengobatan kanker payudara

Prinsip utama pengobatan kanker payudara adalah membunuh sel-sel kanker sekaligus mencegah kanker datang lagi. Sebelum menentukan jenis pengobatan, dokter akan mempertimbangkan kondisi Anda terlebih dahulu. Mulai dari jenis kanker payudara, ukuran tumor, dan seberapa luas penyebaran kankernya.

Berikut ini berbagai cara mengobati kanker payudara yang dapat dilakukan, yaitu:

Kemoterapi

Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang menginfeksi payudara. Setelah kemoterapi, pasien biasanya akan mengalami sejumlah efek samping berupa mual, rambut rontok, hot flashes, kelelahan, dan menopause dini.

Terapi hormon

Terapi hormon berfungsi untuk menghambat produksi hormon estrogen. Hormon estrogen inilah yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Obat yang digunakan saat terapi hormon di antaranya tamoxifen, anastrozole, exemestane, dan letrozole. Obat-obatan tersebut dapat memberikan efek samping berupa hot flashes dan vagina kering.

Terapi target

Terapi target dilakukan dengan mengugnakan obat lapatinib, pertuzumab, dan trastuzumab. Obat-obatan dapat mendorong sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel kanker.

Obat palbociclib dan ribociclib bekerja dengan memblokir zat yang memicu pertumbuahn kanker. Selalu konsultasikan ke dokter mengenai jenis obat yang digunakan untuk terapi target Anda.

Operasi pengangkatan payudara

Bila kanker payudara sudah semakin parah dan mencapai stadium akhir, maka dokter akan melakukan operasi pengangkatan payudara. Jenis operasi ini disebut juga dengan mastektomi.

Mastektomi dapat dilakukan pada salah satu atau kedua bagian payudara. Jika hanya ingin mengangkat jaringan atau tumor di sekitar payudara, maka dokter akan melakukan operasi lumpektomi.


22 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Tidy, C. Patient (2017). Breast Cancer. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5625777/)
Stoppler, M. eMedicinehealth (2017). Breast Cancer. (https://www.emedicinehealth.com/breast_cancer/article_em.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app