Apakah Leukemia Itu?
Kanker sel darah putih atau leukemia adalah suatu penyakit keganasan karena abnormalitas leukosit. Ini terjadi akibat proliferasi sel-sel darah putih berjumlah besar yang dapat mengakibatkan kematian.
Pembentukan sel darah putih dalam jumlah banyak dapat menekan sel- sel dalam tubuh lainnya sehingga menimbulkan gejala serius. Leukemia merupakan penyakit serius yang perlu dicegah. Selain rutin memeriksa laboratorium, perlu kepatuhan akan penatalaksanaan medis untuk memperbaiki kualitas hidup.
Sel darah putih secara normal berfungsi sebagai daya tahan tubuh untuk melawan infeksi. Sel darah putih akan bekerja membasmi infeksi yang masuk sebelum berkembang di dalam tubuh. Tetapi pada leukemia, terjadi perubahan besar pada morfologi seld arah putih.
Sel darah putih akan berkembang dan bertambah banyak menjadi jumlah besar dan menekan pembentukan sel darah merah. Alhasil pasokan sel darah merah dalam tubuh akan berkurang sehingga suplai oksigen juga tidak mencukupi. Sejumlah sel darah putih juga masuk ke organ-organ seperti hati yang menyebabkan hepatosplenomegali.
Penyebab Leukemia
Leukemia didasari oleh beberapa faktor. Dari segi usia, leukemia dapat menyerang siapa saja, tergantung jenis leukemia, seperti leukemia limfositik akut yang paling banyak menyerang anak-anak daripada orang dewasa. Insiden leukemia ini lebih meningkat bila salah satu anggota keluarga yang positif secara genetik memberikan kelainan kromosom 21 kepada anggota keluarga lain. Leukemia limfositik akut adalah salah satu insiden leukemia tertinggi akibat faktor genetik.
Virus juga merupakan salah satu sumber kejadian leukemia pada manusia. Agen zat kimia yang berbahaya seperi benzene dan pestisida memiliki resiko tertinggi terkena leukemia. Faktor eksternal lainnya yang berpengaruh yaitu kebiasaan merokok dan lingkungan perkonomian rendah. Merokok dapat mengakibatkan peningkatan resiko leukemia makrositik akut.
Gejala Leukemia
Peningkatan sel darah putih berjumlah banyak di dalam tubuh akan menimbulkan gejala. Gejala umum yang dapat terjadi antara lain:
- Anemia
- Pendarahan
- Pembengkakan
- Nyeri sendi
- Pembesaran hati
- Rasa lelah
- Bercak merah
- Demam
- Keringat malam
Klasifikasi penyakit Leukemia
Sel darah putih yang sudah dewasa menyebabkan keganasan yang membahayakan sel-sel dan organ tubuh lain. Klasifikasi sederhana pada leukemia antara lain:
- Leukemia Limfositik Akut
- Leukemia mielositik akut
- Leukemia limfositik kronis
- Leukemia makrositik kronis
- Leukemia jenis ini menimbulkan pembesaran organ (organomegali) akibat kegagalan pembentukan sumsum tulang belakang. Leukemia ini sering terjadi pada anak-anak mulai usia 3 hingga 7 tahun.
- Leukemia mielositik akut terjadi lebih banyak pada orang dewasa. Gejala yang muncul lebih cepat dan progresif sehingga perlu diwaspadai. Terdapat juga tipe nonlimfositik yang paling sering terjadi dan kondisinya lebih fatal dari jenis mielositik.
- Keganansan Limfosit B memicu leukemia jenis ini. Perjalanan leukemia ini tergolong lambat. Kondisi ini biasanya muncul pada usia tua sekitar 50 hingga 70 tahun.
- Leukemia ini paling sering dijumpai pada usia dewasa, yaitu sekitar 40 hingga 50 tahun dan terkait dengan faktor genetik. Leukemia kronis paling rentan akan kematian sebelum sel kanker menjadi dewasa.
Pemeriksaan pada penyakit Leukemia
Penegakkan diagnosa leukemia didasari dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik dapat melihat adanya tanda-tanda awal seperti anemia, pucat, keringat, bercak merah, kelelahan, dan lainnya. Pada leukemia limfositik akut dan kronis ditemukan pembesaran hati dan limpa.
Pemeriksaan laboratorium penunjang menggunakan pemeriksaan darah tepi untuk melihat kuantitas sel darah putih di dalam tubuh. Pemeriksaan lain yaitu sumsum tulang untuk melihat perubahan sel-sel.
Penanganan untuk Leukemia
Tujuan utama leukemia adalah mengurangi jumlah sel darah putih dan sumsum tulang. Salah satu cara penting adalah dengan melakukan kemoterapi kombinasi. Penanganan leukemia dengan kemoterapi kombinasi dilakukan dengan beberapa tahap hingga dapat menghancurkan sel-sel residu untuk mencegah pertumbuhan kembali.
Terapi ini membutuhkan waktu lama, tetapi angka bertahan hidup dinilai lebih efektif. Kesembuhan penyakit dapat dinilai melalui pemeriksaan darah tepi di setiap siklus kemoterapi. Secara garis besar angka bertahan hidup pasien leukemia stadium awal dapat mencapai 10 tahun.
Tetapi pada stadium akhir hanya bertahan hingga 2 tahun. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan transplantasi sumsum tulang dan radioterapi dengan angka keberhasilan hingga mencapai 80 persen.