Kanker termasuk salah satu penyebab kematian paling banyak di Indonesia. Penyakit ini sering disebut sebagai silent killer alias pembunuh diam-diam, sebab bisa menggerogoti tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala spesifik.
Anda mungkin sudah sering mendengar soal kanker payudara, kanser serviks, kanker paru, atau kanker otak. Lantas, bagaimana dengan kanker usus halus? Sudah tahu apa saja penyebab, ciri-ciri, hingga cara mengobatinya? Kalau belum, mari simak ulasan lengkap seputar kanker usus halus berikut ini.
Apa itu kanker usus halus?
Kanker usus halus adalah kondisi ketika sel-sel usus halus yang semula tumbuh normal berubah jadi ganas. Ketika sel-sel tersebut tumbuh dengan cepat, maka lambat laun akan membentuk tumor dan mengganggu proses pencernaan
Usus halus atau usus kecil adalah bagian sistem pencernaan berbentuk tabung panjang dan melingkar. Usus halus terlibat dalam proses pemecahan makanan, lalu menyerap nutrisi-nutrisi penting yang diperlukan tubuh.
Usus halus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Duodenum, bagian pertama usus halus yang terhubung ke perut.
- Jejunum, bagian tengah usus halus.
- Ileum, bagian terakhir usus halus yang menempel pada usus besar.
Baca Juga: 6 Fungsi Usus Halus Duodenum, Jejunum, dan Ileum
Tumor yang tumbuh di usus halus bagian mana pun akan mengganggu proses pencernaan. Mulai dari menghambat penyerapan nutrisi dari makanan hingga memblokir aliran makanan di usus halus.
Dibandingkan jenis kanker lainnya, kanker usus halus tergolong penyakit langka alias sangat jarang terjadi. Meski demikian, Anda tetap perlu mewaspadai ciri-ciri kanker usus halus yang bisa menyerang kapan saja.
Mengenai kanker usus halus
Jenis
Ada 5 jenis kanker usus halus yang perlu Anda ketahui, di antaranya:
- Adenokarsinoma, awalnya terlihat seperti tumor kecil pada usus halus. Lama-kelamaan berkembang menjadi kanker usus halus.
- Sarkoma, terjadi pada tulang atau jaringan lunak usus halus. Ini termasuk juga jaringan ikat, otot, dan tulang rawan.
- Tumor karsinoid, bermula dari bagian bawah usus halus. Tumor karsinoid dapat tumbuh dan menyebar ke hati atau bagian tubuh lainnya.
- Limfoma, yaitu jenis kanker yang dimulai dari kelenjar getah bening. Sel kanker tersebut menyerang sistem kekebalan tubuh, kemudian berkembang menjadi limfoma Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin.
- Gastrointestinal stromal tumor (GIST), terbentuk pada dinding saluran pencernaan. Jenis tumor ini bisa jinak atau ganas.
Penyebab
Sama seperti jenis kanker lainnya, penyebab kanker usus belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker usus halus, yaitu:
- Usia 60 tahun ke atas.
- Pria, berisiko lebih tinggi daripada wanita.
- Faktor genetik.
- Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
- Makanan tinggi lemak.
- Hidup atau bekerja di tempat yang penuh bahan kimia, misalnya asam fenoksiasetat.
- Penyakit lain yang memengaruhi usus, seperti penyakit Crohn, kanker usus besar, atau penyakit celiac.
- Limfedema, yaitu keruasakan pada pembuluh darah yang terhubung dengan kelenjar limfe.
Gejala
Pada tahap awal, sel kanker yang muncul di usus halus biasanya menyebabkan sakit perut. Hal ini mungkin karena makanan tidak dapat melewati saluran pencernaan dengan lancar seperti biasanya.
Tanda dan gejala kanker usus lainnya meliputi:
- Mual dan muntah
- Kram perut
- Perut kembung
- Penurunan nafsu makan
- Kelelahan
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
- Anemia
- Diare
- BAB berdarah atau feses berwarna hitam
- Muncul benjolan di perut
- Penyakit kuning (jaundice)
Bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter. Jika dilihat sekilas, gejala kanker usus memang terlihat seperti gangguan pencernaan biasa. Deteksi penyakit sedini mungkin dapat membantu memastikan penyebab dan mencegah perkembangan kanker semakin parah.
Pencegahan kanker usus halus
Sampai saat ini, tidak ada cara khusus yang dapat mencegah kanker usus halus. Namun, perubahan pola hidup menjadi lebih sehat bisa membantu menurunkan risikonya.
Bagi Anda yang terbiasa merokok atau alkohol, sebaiknya kurangi sedikit demi sedikit sampai bisa berhenti total. Pasalnya, kedua hal tersebut dapat memicu terjadinya kanker dalam tubuh.
Selain itu, perhatikan juga dengan makanan yang Anda konsumsi setiap hari. Batasi makan daging merah karena sedikit banyak dapat memicu kanker.
Pengobatan kanker usus halus
Sebelum merekomendasikan pengobatan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosis kanker usus halus. Prosedur ini juga akan membantu menentukan sejauh mana kanker menyebar di dalam tubuh Anda.
Berbagai pemeriksaan yang mungkin dilakukan terhadap kanker usus halus meliputi:
- Tes darah, untuk mengukur jumlah zat tertentu di dalam tubuh.
- Foto rontgen (X-ray), CT scan, atau MRI, untuk melihat ada atau tidaknya kanker dan seberapa luas penyebarannya.
- Biopsi kelenjar getah bening, dilakukan dengan cara mengambil sedikit kelenjar getah bening untuk mendeteksi sel-sel kanker.
- Endoskopi, guna melihat bagian dalam kerongkongan, perut, dan bagian pertama usus halus.
- Kolonoskopi, untuk melihat kelainan pada usus besar dan rektum.
- Menelan makanan padat atau pil yang dilapisi barium, fungsinya untuk melihat kelainan dan gejala penyakit pada usus.
- Tes fungsi hati, untuk mengetahui zat apa saja yang diproduksi oleh hati dan seberapa banyak jumlahnya. Tes fungsi hati dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti.
- Laparotomi, dilakukan dengan menyayat dinding perut untuk mencari tanda-tanda penyakit.
Tentunya tidak semua pemeriksaan akan langsung dilakukan oleh pasien dalam satu waktu. Jenis pemeriksaan yang dilakukan tergantung dari jenis, penyebaran kanker, dan kondisi kesehatan pasien itu sendiri. Begitu juga saat menentukan pengobatan yang tepat untuk kanker usus halus.
Berikut ini daftar pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker usus halus, yaitu:
- Pembedahan, dilakukan untuk menghilangkan bagian usus yang terkena tumor atau kanker.
- Operasi bypass, dilakukan jika dokter tidak bisa mengangkat tumor di usus halus. Prosedur ini dapat memudahkan makanan melewati tumor tersebut.
- Kemoterapi dan radiasi, bila kanker usus halus mulai menyerang organ tubuh lainnya. Kedua metode ini dapat membunuh sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
Pagi dok.saya dyah umur saya 19 tahun. 2 hari belakangan ini saya mengalami BAB di sertai darah merah tapi enggak ada rasa sakit saya juga enggak merasa kalau saya sakit dan seminggu yang lalu saya memang mengalami susah BAB. Menurut dokter apa diagnosis bagi saya. Saya mohon bantuannya dok. Hal...