Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu gangguan yang sering dialami masyarakat Indonesia, terutama orang dewasa usia 30 tahun ke atas hingga lanjut usia. Begitu tekanan darah mulai melonjak, Anda mungkin langsung cepat-cepat minum obat hipertensi supaya tekanan darah jadi lebih stabil.
Selain memilih jenis obat yang tepat, obat hipertensi juga harus diminum di waktu yang tepat. Lalu, kapan waktu terbaik minum obat hipertensi agar efeknya maksimal?
Sekilas tentang hipertensi
Tekanan darah yang normal berkisar di angka 120/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda melebihi 140/90 mmHg, maka bisa dibilang Anda mengalami tekanan darah tinggi alias hipertensi.
Ketika tekanan darah sistolik (bagian atas) berada di kisaran 120 sampai 139 mmHg dan tekanan diastolik (bagian bawah) masih berkisar di angka 80 sampai 89 mmHg, maka tekanan darah Anda tergolong prehipertensi alias mengarah ke hipertensi.
Kapan sebaiknya minum obat hipertensi?
Jika Anda mengalami prehipertensi, Anda sebetulnya belum membutuhkan obat-obatan farmasi, melainkan cukup mengubah kebiasaan pola hidup Anda. Meski belum perlu minum obat hipertensi, namun sebaiknya jangan menyepelekan prehipertensi karena Anda sudah berisiko mengalami hipertensi, meskipun belum sepenuhnya mengidap penyakit tersebut.
Obat hipertensi baru boleh diminum jika tensi Anda terbaca melebihi 160/100 mmHg. Selain dengan rutin minum obat, jangan lupa diseimbangi juga dengan menerapkan pola hidup sehat supaya tekanan darah tetap normal.
Obat hipertensi berfungsi untuk membantu menormalkan kembali tekanan darah. Namun jika tekanan darah tak kunjung turun bahkan terus meningkat hingga mencapai 180/120 mmHg, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan medis. Pasalnya, tekanan darah ini tergolong sangat tinggi dan bisa berbahaya jika tidak cepat-cepat ditangani.
Baca juga: 12 Penyebab Hipertensi (Darah Tinggi) Primer dan Sekunder
Cara mengatasi hipertensi
Hipertensi bukanlah penyakit yang bisa disepelekan. Sebab bila tekanan darah dibiarkan terus-menerus tinggi, maka dapat meningkatkan risiko komplikasi. Komplikasi hipertensi berupa serangan jantung hingga stroke, sehingga perlu segera ditangani oleh dokter.
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi, mulai dari mengubah gaya hidup dan minum obat hipertensi dari dokter. Supaya lebih jelas, berikut selengkapnya:
1. Mengubah gaya hidup
Gaya hidup sehat adalah kunci uterpenting ntuk mengatasi hipertensi, di samping mengandalkan obat-obatan dari dokter. Hal ini tidak hanya dilakukan saat terkena hipertensi saja, tapi justru harus mulai dilakukan sejak dini sebagai upaya pencegahan.
Di bawah ini adalah gaya hidup sehat yang harus dijalani untuk mencegah hipertensi, seperti:
- Mengendalikan berat badan hingga mencapai kondisi ideal
- Hindari minum minuman beralkohol
- Berhenti merokok
- Menjalani diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu yang pola makan yang didesain khusus untuk menurunkan tekanan darah. Pola makan DASH lebih banyak mengutamakan konsumsi sayuran, susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan buah. Anda juga diminta untuk menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol
- Mengurangi asupan garam harian, yaitu kurang dari 1 sendok teh setiap hari.
- Memperbanyak olahraga atau aktivitas fisik
- Melakukan latihan relaksasi seperti yoga agar tidak stres
Baca selengkapnya: Daftar Makanan Penurun Darah Tinggi yang Bisa Anda Pilih
2. Minum obat hipertensi
Dalam kondisi tertentu, beberapa pasien harus minum obat hipertensi seumur hidup. Akan tetapi, dokter bisa juga menghentikan pengobatan jika tekanan darah Anda dirasa sudah cukup normal dan dalam kondisi aman.
Beberapa jenis obat hipertensi yang umum diberikan kepada pasien adalah sebagai berikut:
1. Obat diuretik
Obat diuretik berfungsi untuk mengurangi kelebihan garam pada cairan tubuh dengan mengeluarkannya melalui urine. Salah satu contoh obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
2. Beta blocker
Beta blocker berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah sekaligus memperlambat detak jantung, sehingga tekanan darah dapat diturunkan ke tingkat yang lebih normal. Contoh obat ini adalah bisoprolol dan atenolol.
3. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, sama seperti cara kerja beta blocker. Contoh obat yang termasuk antagonis kalisum adalah amlodipine serta nifedipine.
Selalu konsultasikan dulu ke dokter sebelum minum obat hipertensi. Dokter akan meresepkan jenis dan dosis obat hipertensi yang aman serta sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Baca juga: 20 Obat Alami Darah Tinggi Paling Manjur
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.