PERHATIAN: Kami tidak melayani pengiriman obat Kava. Informasi di bawah ini hanya merupakan ikhtisar mengenai obat Kava.
Mengenai Kava
Golongan: jual bebas
Kemasan: kapsul, botol, tablet, teh
Kandungan: Kavalactones, flavoKavain, zat psikotropika
Manfaat Kava
Kava memiliki berbagai macam manfaat, antara lain mencegah kanker, mengatasi gangguan kecemasan karena mengandung 70% Kavalactones, mengatasi insomnia dan stress, serta mengurangi depresi, memperbaiki kondisi akibat gejala menopause (hot flashes).
Selain itu, Kava juga bisa mengatasi sakit kepala, epilepsi, CFS (Chronic Fatigue Syndrome), demam, TBC, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), sakit otot, infeksi di saluran pernapasan, infeksi saluran kencing, pembengkakkan uterus, masalah menstruasi / haid, penyakit kulit, mempercepat penyembuhan luka, dan meningkatkan gairah seksual.
Efek samping Kava
Konsumsi Kava dalam jumlah normal dan jangka waktu yang pendek dapat menyebabkan kerusakan hati bahkan kematian. Gejala seseorang mengalami kerusakan hati antara lain mata dan kulut berwarna kekuningan, merasa lelah, dan urin yang berwarna gelap.
Selain itu, Kava juga tidak aman untuk dikonsumsi sebelum menyetir. Hal ini dapat membahayakan diri Anda karena Kava dapat mempengaruhi Anda dalam menyetir sehingga seringkali menyetir menjadi tidak stabil.
Dosis Kava
Untuk mengatasi gangguan kecemasan, Anda bisa menggunakan 50-100 mg ekstrak Kava (WS 1490), diminum 3 kali sehari selama 25 minggu. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan ekstrak Kava yang lain yaitu 400 mg ekstrak Kava jenis LI 150 dan diminum setiap hari selama 8 minggu.
Konsumsi 100-200 mg esktrak Kava ditambah suplemen kalsium selama 3 bulan juga bisa mengatasi gangguan kecemasan.
Interaksi Kava
- Kava dapat berinteraksi dengan Alprazolam (Xanax)dan apabila Anda sedang mengonsumsi obat Alprazolam, sebaiknya Anda tidak sedang mengonsumsi Kava juga. Alprazolam dan Kava sama-sama dapat menyebabkan kantuk, sehingga apabila Anda mengonsumsi kedua obat ini secara bersamaan, Anda bisa mengalami rasa kantuk yang berlebihan.
- Kava juga berinteraksi dengan obat penenang (sedative), seperti Clonazepam (Klonopin), Lorazepam (Ativan), Phenobarbital (Donnatal), Zolpidem (Ambien), dan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena obat penenang dan Kava ini juga sama-sama bisa menyebabkan kantuk . Konsumsi kedua jenis obat ini secara bersamaan dapat menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan.
- Selain obat penenang dan Alprazolam, Kava juga dapat berinteraksi dengan Levodopa yang tugasnya untuk meningkatkan dopamine dalam otak, sedangkan Kava dapat menurunkan dopamine di otak, sehingga konsumsi Kava dapat menurunkan efektivitas kerja obat Levodopa bila dikonsumsi secara bersamaan.
- Kava juga bisa berinteraksi dengan obat-obatan yang dicerna dan dipecah di hati. Kava dapat memperlambat kerja hati untuk memecah obat-obatan tersebut. Contoh obat-obatan yang dipecah di hati antara lain : Clozapine ,Clozaril, Flexeris, Luvox, Mexitil, Olanzapin, Tofranil, dan lain-lain.
Perhatian
Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi Kava terlebih dahulu. Kava dapat mempengaruhi uterus. Selain itu, senyawa kimia berbahaya dalam Kava dapat masuk melalui ASI dan mungkin melukai bayi yang sedang menyusu.
Sebaiknya penderita depresi juga tidak mengonsumsi Kava karena Kava dapat menyebabkan depresi menjadi lebih buruk.
Seseorang yang mempunyai riwayat penyakit hati sebaiknya menghindari konsumsi Kava. Kava dapat menyebabkan penyakit hati dan akan sangat beresiko bila penderita penyakit hati mengonsumsi Kava yang membuat penyakit hati semakin buruk.
Tidak ada juga yang menyarankan penderita Parkinson untuk mengonsumsi Kava. Hal ini disebabkan karena Kava dapat membuat penyakit Parkinson menjadi semakin parah.
Untuk pasien yang akan menjalani operasi, sebaiknya tidak mengonsumsi Kava 2 minggu sebelum jadwal operasi. Hal ini disebabkan karena Kava dapat mempengaruhi kerja sistem saraf pusat dan dapat meningkatkan efek anestesi dan obat-obatan lain yang diberikan.