Hormon testosteron adalah hormon seks pria yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik pria, tapi sebetulnya juga ada dalam tubuh wanita meski dalam jumlah sedikit. Hormon ini pada umumnya berperan untuk pembentukan massa otot dan ketahanan energi. Meski begitu, bukan berarti kelebihan hormon testosteron akan membuat tubuh pria jadi sangat kuat. Alih-alih bermanfaat, kelebihan atau kekurangan hormon testosteron justru berbahaya bagi tubuh.
Berapa kadar hormon testosteron yang normal?
Normalnya, kadar hormon testosteron ini berkisar antara 250-1100 ng/dl (nanogram per desiliter) dengan kadar rata-rata berkisar antara 680 ng/dl. Namun, ada juga beberapa penilitian yang menyebutkan bahwa kadar normal hormone testosteron ini berkisar antara 400-600 ng/dl.
Booking Klinik Hormon via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket hormon hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Kadar hormon testosteron akan meningkat saat masa pubertas dan mencapai puncaknya saat dewasa, sekitar usia 20 tahun ke atas. Hormon ini akan perlahan turun setelah pria menginjak usia 30 tahun. Penurunan ini hanya sebesar 1 persen dalm satu tahun sehingga bisa diperkirakan ketika pria mencapai usia 65 tahun, kadar hormon testosteronnya berkisar antara 399-450 ng/DL.
Meski identik dengan hormon pria, hormon testosteron ternyata juga dimiliki oleh wanita. Namun, testosteron yang dihasilkan oleh ovarium sangat kecil.
Sama halnya dengan hormone estrogen, hormon testosteron pada wanita juga berfungsi untuk mendukung produksi sel darah baru. Kombinasi kedua hormon tersebut dapat membantu pelepasan sel telur yang berperan dalam sistem reproduksi wanita. Hormon testosterone yang dimiliki wanita berkisar antara 8-60 ng/dl.
Apa akibatnya jika tubuh kekurangan hormon testosteron?
Kadar testosteron yang menurun dikatakan normal apabila dialami oleh pria yang sudah berusia lanjut. Selain itu, penyebab turunnya kadar testosteron juga dapat disebabkan oleh hipogonadisme, yakni ketika testis memproduksi terlalu sedikit hormon testosteron.
Adapun penyebab lain yang dapat menurunkan kadar hormon ini antara lain cedera dan infeksi pada testis, masalah pada tiroid atau kelenjar pituitari, mengalami stres, terlalu banyak minum alkohol, diabetes tipe 2, efek samping dari obat tertentu, serta kelainan genetik.
Karena memiliki fungsi utama sebagai hormon seks pria, maka hormon testosteron yang menurun akan memengaruhi kehidupan seksualitas kaum adam. Di antranya dapat memicu ketidaksuburan, sulit ereksi, hingga menurunkan hasrat seksual.
Booking Klinik Hormon via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket hormon hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Tanda dan gejala penurunan hormon testosteron antara lain:
- Berkurangnya massa dan kekuatan otot
- Tulang rapuh
- Rambut rontok
- Hot flashes, yakni sensasi panas disertai kemerahan pada wajah
- Meningkatnya kolesterol atau lemak tubuh
- Cepat lelah
- Terjadi pembesaran di kelenjar payudara (ginekomastia)
Selain mempengaruhi kondisi fisik, penurunan hormon ini juga akan mempengaruhi kondisi psikologis pria, antara lain:
- Sulit tidur
- Tidur tidak nyenyak
- Penurunan motivasi dan percaya diri
- Memiliki masalah konsentrasi dan memori
- Memicu depresi
Kombinasi hal-hal di atas tentu saja dapat memengaruhi kualitas hidup pria maupun wanita. Keduanya sama-sama bisa tidak bergairah untuk berhubungan seksual karena libidonya terganggu.
Untuk mengetahui apakah kadar testosterone Anda normal atau tidak, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Sampaikan semua gejala-gejala yang Anda rasakan, sebab hal ini dapat membantu dokter memastikan penyebabnya sembari melakukan tes kadar testosteron.
Ini dampaknya bila tubuh kelebihan hormon testosteron
Kekurangan hormon testosteron telah diketahui membawa efek tersendiri bagi pria dan wanita. Begitu juga pada saat tubuh kelebihan hormon testosteron, maka akan ada dampak positif maupun negatif pada tubuh.
Keuntungan kelebihan hormon testosteron bagi pria adalah dapat menurunkan risiko obesitas, menurunkan risiko serangan jantung, hingga menormalkan tekanan darah. Namun pada saat yang bersamaan, beberapa studi menyebutkan bahwa kelebihan hormon testosteron pada pria akan menimbulkan kecenderungan perilaku yang impulsif dan menyimpang.
Booking Klinik Hormon via HonestDocs
Dapatkan diskon hingga 70% paket hormon hanya dari HonestDocs. Klik dan booking sekarang!
Salah satu contoh kerugian kelebihan hormon testosteron adalah meningkatkan hasrat untuk mengonsumsi alkohol dan merokok, hingga dorongan perilaku seksual yang berujung pada tindakan kriminal. Akan tetapi, hal tersebut memang masih perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.
Jika kelebihan hormon testosteron ini dialami oleh wanita, maka akan menimbulkan beberapa gejala seperti timbulnya jerawat, meningkatnya massa otot, mengecilnya ukuran payudara, siklus menstruasi menjadi tidak teratur, perubahan mood, suara menjadi lebih berat, ataupun kelebihan rambut di tubuh.
Bagaimana cara menjaga kadar hormon testosteron tetap normal?
Beberapa ahli menyarankan bahwa pemeriksaan kadar hormone testosteron sebaiknya dilakukan setiap 5 tahun sekali, dimulai sejak usisa 35 tahun bagi pria. Jika ditemukan kadar hormon yang rendah, maka bisanya dokter akan menyarankan untuk melakukan prosedur terapi hormon.
Baca Selengkapnya: Suntik Hormon Testosteron, Kenali Manfaat dan Risikonya
Namun, tidak semua pria bisa melakukan terapi hormon ini. Terutama bagi orang-orang yang punya riwayat atau sedang terkena kanker prostat, kanker payudara, penyaki jantung, gangguan ginjal atau hati. Hal ini ditakutkan akan meningkatkan efek samping atau komplikasi dari penyakit yang dideritanya.
Sedangkan untuk menjaga agar kadar hormon testosteron tetap normal bagi wanita, dianjurkan untuk melakukan perubahan pola hidup maupun pengobatan medis.
Maka itulah, penting untuk menjaga kesehatan Anda setiap hari. Selain membuat tubuh bugar, menjalani pola hidup sehat akan meminimalkan gangguan kesehatan pada tubuh Anda.
Usahakan untuk menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan dan jangan lupa untuk tetap menjaga pikiran tetap positif agar terhindar dari stres. Jika Anda mengalami beberapa gejala kekurangan atau kelebihan testosteron yang telah disebutkan di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Tingkat Testosteron Menurun, Pria Jadi Mampu Urus Anak
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.