Angka kematian karena kanker serviks masih begitu tinggi di Indonesia. Mulai dari kurang mawasnya para wanita tentang penyakit ini, hingga keterbatasan sosialisasi dari pemerintah dalam hal penanganan dan penyediaan informasi. Masyarakat awam hanya mengetahui kanker serviks sebatas penyakit yang mematikan tanpa tahu apa sebenarnya gejala dan cara mengantisipasi.
Kanker serviks disebabkan oleh virus human papiloma (HPV) yang bersifat onkogenik. Bersifat onkogenik maksudnyasel-seltersebut berpotensimenyebabkan kanker. Virus ini berisiko tinggi ditularkan pada wanita yang melakukan kontak seksual sedari usia di bawah 17 tahun atau bisa juga disebabkan karena berganti-ganti pasangan seksual.
Kanker serviks bisa diatasi asalkan terdeteksi sejak dini. Salah satu cara mendeteksinya adalah dengan melakukan pap smear. Pengobatan terhadap kanker serviks bervariasi tergantung stadium dan tingkat kecocokan pengidapnya. Dengan teknik pengobatan yang tepat, sudah banyak pasien yang dapat disembuhakn sehingga mampu menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik.
Langkah preventif yang bisa dilakukan untuk menghadapi kanker serviks adalah dengan menjalani pola hidup sehat dan setia pada pasangan. Selain kedua hal tadi, imunisasi pencegahan HPV yang boleh diberikan semenjak usia 9-12 tahun juga bisa menjadi pilihan. Pengecekan secara rutin perlu dilakukan bahkan bagi pengidap yang telah dinyatakan sembuh dari kanker serviks, karena adanya kemungkinan untuk kambuh kembali.
Dalam segala hal bila kita tekun dan pasrah menjalaninya, syahdan akan dibukakan jalan kesembuhan. Peran serta dan dukungan dari keluarga juga dapat menjadi faktor penentu tingkat kesembuhan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.