Salah satu penyebab kejang pada ibu hamil adalah eklampsia yang merupakan komplikasi dari preeklampsia, ini dapat terjadi bahkan jika Anda tidak mempuyao riwayat kejang sebelumnya.
Kondisi ini sendiri terjadi karena terganggunya aktivitas otak yang berakibat pada serangan kehilangan kewaspadaan, mata menonjol, dan badan gemetar. Kondisi ini adalah kondisi serius yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Apa itu eklampsia
Preeklampsia adalah sebuah kondisi yang pada umumnya terjadi saat trimester ketiga masa kehamilan, dalam masa persalinan atau 48 jam setelah masa persalinan.
Belum diketahui dengan pasti apa penyebab eklampsia pada ibu hamil, tapi yang pasti eklampsia pasti akan terjadi apabila preeklampsia tidak diobati dengan benar.
Preeklampsia dipicu oleh dua faktor, yaitu:
Hipertensi
Tekanan darah tinggi yang terjadi selama preeklamsia dapat merusak dinding arteri, terutama otak. Akibatnya akan terjadi hambatan pada aliran darah dan dapat mengakibatkan terjadinya bengkak pada pembuluh darah di otak, termasuk juga mengganggu pertumbuhan janin di rahim.
Saat fungsi otak terganggu oleh pembengkakan yang terjadi, pasien akan mengalami kejang.
Proteinuria
Preeklampsia biasanya dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Ditandai dengan adanya proteinuria, yang merupakan sebuah kondisi di mana urin memiliki kandungan protein dalam jumlah besar, bahkan jauh lebih besar dari normal.
Biasanya, ketika darah masuk ke ginjal, mereka menyaring limbah dan untuk menjaga nutrisi yang terdapat di dalam darah, seperti salah satunya adalah protein yang didistribusikan di dalam tubuh. Namun, jika saringan ginjal atau yang biasa disebut glomeruli mengalami kerusakan, protein akan bocor hingga ke dalam urin.
Selain itu, beberapa ahli menduga bahwa kelebihan lemak pada tubuh, faktor buruknya nutrisi pada tubuh dan genetik adalah penyebab preeklampsia dan eklampsia.
Bahaya eklamsia
Eklampsia bisa menjadi sangat berbahaya karena bisa mempengaruhi plasenta secara langsung. Placenta sendiri adalah organ yang menyediakan oksigen, darah dan nutrisi untuk janin. Dalam kasus eklampsia, hipertensi bisa mengurangi aliran darah dan mencegah plasenta berfungsi dengan baik.
Jika pada ibu hamil memiliki masalah eklampsia atau masalah pada plasenta, dokter biasanya akan memberikan rekomendasi persalinan prematur supaya dapat menyelamatkan janin dan menjaga kondisi janin tetap sehat.
Eklampsia juga dapat menyebabkan bayi dilahirkan dengan berbagai masalah kesehatan atau berat badan lahir rendah. Bahkan dalam kasus terburuk, bayi bisa dilahirkan dalam kondisi meninggal.
Tindakan pencegahan
Sampai dengan hari ini preeklampsia sulit untuk dilakukan pencegahan karena penyebab pastinya belum diketahui dengan jelas. Salah satu cara untuk mengantisipasi kondisi ini adalahsecara berkala memeriksa kondisi kandungan supaya bisa melakukan deteksi dini.
Dokter dapat dengan cepat mendeteksi ada atau tidak adanya gejala yang diduga sebagai tanda preeklampsia atau eklampsia, dengan melakukan tes berikut:
- Pemeriksaan tekanan darah
- Pemeriksaan urin
- Tes darah
- Perkembangan janin dalam rahim.
Tidak ada cara pasti yang bisa digunakan untuk melakukan pencegahan preeklampsia, namun Anda bisa melakukan beberapa hal untuk mengendalikan hipeertensi selama masa kehamilan. Anda dapat melakukan hal hal berikut ini :
- Kurangi penggunaan garam
- Hindari konsumsi gorengan
- Perbanyak minum air putih, minimal 8-10 gelas dalam satu hari
- Cukup istirahat setiap harinya
- Melakukan olahraga secara teratur
- Hindari Alkohol dan Kafein.
Kalau dibutuhkan dokter akan memberikan resep obat untuk dikonsumsi setiap hari supaya mencegah hipertensi, biasanya diberikan 12 minggu sebelum persalinan. Mencintai dan peduli pada kehamilan dengan menjalani hidup yang sehat.
Sangat penting untuk selalu memeriksa kandungan Anda secara berkala untuk mencegah kondisi kondisi yang membahayakan janin, termasuk pre-eklampsia dan eklampsia.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.