Waspada Preeklampsia Pada Ibu Hamil

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menjadi eklampsia. Eklampsia adalah kondisi preeklampsia yang disertai kejang-kejang. Keadaan ini akan sangat berbahaya untuk ibu beserta janinnya dan apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kematian. Dampak lain bagi bayi yang ada di dalam kandungan preeklampsia dapat menyebabkan lahir prematur dan hambatan dalam pertumbuhan janin.
Dipublish tanggal: Sep 4, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Preeklamsia pada umumnya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu keatas. 

Preeklampsia sendiri adalah kelainan pada masa kehamilan dengan beberapa tanda spesifik seperti hipertensi dan urine yang mengandung protein dalam jumlah yang tinggi, akibatnya akan sangat berbahaya bagi organ lain yang ada di dalam tubuh seperti hati dan ginjal. 

Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menjadi eklampsia. Eklampsia adalah kondisi preeklampsia yang disertai kejang-kejang. Keadaan ini akan sangat berbahaya untuk ibu beserta janinnya dan apabila tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kematian. 

Dampak lain bagi bayi yang ada di dalam kandungan preeklampsia dapat menyebabkan lahir prematur dan hambatan dalam pertumbuhan janin.

Dengan mengetahui apa saja yang menjadi penyebab preeklampsia dan apa saja gejala preeklampsia, secara efektif dapat mengurangi risiko pada ibu dan janin. Oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil untuk dapat mengetahui apa saja yang menjadi gejala, penyebab serta bagaimana dan mengobati preeklampsia.

Penyebab preeklampsia

Salah satu organ terpentin bagi ibu dan bayi adalah plasenta, karena mempuyai fungsi menyalurkan darah ibu ke bayi yang berada di dalam rahim. Preeklamsia muncul karena diduga terdapat gangguan perkembangan plasenta karena permasalahan pada pembuluh darah yang memasok plasenta.

Faktor genetik atau riwayat keluarga preeklamsia juga berperan dalam berkembangnya penyakit ini. Akan tetapi sampai sekarang belum ditemukan apa yang sebenarnya menjadi penyebab preeklamsia.

Dalam keadaan normal, plasenta menerima darah dalam jumlah yang besar untuk membantu tumbuh dan kembang bayi. Tetapi dalam keadaan preeklampsia, plasenta diperkirakan tidak memiliki cukup darah. 

Ini kemudian dapat menyebabkan penurunan supply darah ke bayi. Dalam kondisi ini plasenta mengirimkan sinyal, yang kemudian mengakibatkan naiknya tekanan darah ibu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi munculnya preeklampsia adalah:

  • Hamil anak pertama.
  • Kehamilan sebelumnya juga mengalami preeklampsia.
  • Memiliki masalah medis lainnya, seperti hipertensi, diabetes dan lupus.
  • Jarak kehamilan diatas 10 tahun dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.
  • Berusia diatas 40 tahun.
  • Obesitas yang terjadi pada awal masa kehamilan.
  • Kehamilan kembar.

Gejala preeklampsia

Terkadang tidak ada gejala tertentu yang menyertai preeklampsia. Inilah pentingnya pemeriksaan kehamilan rutin sehingga dapat memantau tekanan darah ibu hamil. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menjadi gejala awal preeklampsia. 

Sebaiknya berhati hati apabila tekanan darah naik hingga 140/90 mmHg atau bahkan lebih tinggi.

Gejala lain yang mungkin terjadi adalah sakit kepala berat, penglihatan mengalami gangguan, mual, muntah dan sesak napas. Selain itu, rasa sakit dapat muncul di perut bagian atas atau tepatnya berada di bawah tulang rusuk kanan.

Penanganan preeklampsia

Jika pre-eklampsia terdeteksi pada wanita hamil, akan lebih sering dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter dibandingkan pemeriksaan rutin biasa. Dokter juga melakukan pengecekan secara rutin dan berkala kondisi bayi di dalam rahim melalui serangkaian tes.

Penanganan preeklampsia yang paling utama adalah pada saat persalinan. Jika usia rahim sudah mencukupi dalam artiak tidak terlalu muda pada umumnya dokter akan memberi rekomendasi untuk melakukan persalinan lebih cepat supaya keadaan ini tidak berbahaya bagi ibu dan bayi di dalam rahim.

Namun, jika rahim dinilai masih terlalu muda untuk dilakukan persalinan dan preeklampsia telah terdeteksi dini, ada beberapa tindakan yang akan dilakukan dokter untuk mengatasinya. Di bawah ini adalah beberapa solusi untuk mengatasi preeklampsia.

1. Mengatasi tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi adalah masalah utama dalam kasus preeklampsia, sehingga diperlukan pengobatan medis untuk mengatasi permasalahan ini dengan antihipertensi. Ada baiknya sebelum konsumsi antihipertensi melakukan konsultasi dengan dokter karena tidak semua antihipertensi aman untuk wanita hamil.

2. Obat anti kejang

Magnesium sulfat sering digunakan dokter untuk melakukan penanganan dan pencegahan kejang. Dokter akan meresepkan obat anti kejang jika preeklampsia sudah masuk dalam kategori serius.

3. Kortikosteroid

Penggunaan kortikosteroid biasanya akan dulakukan apabila ibu hamil berada dalam kondisi sindrom HELLP atau Hemolysis, ELevated liver enzymes(peningkatan enzim hati), Low Platelet count(rendahnya jumlah trombosit

Kortikosteroid secara efektif dapat meningkatkan fungsi hati beserta trombosit supaya kelahiran terlalu dini dapat dicegah. Tidak hanya itu, kortikosteroid juga berfungsi untuk membantu perkembangan paru paru bayi. Jadi apabila bayi terpaksa lahir dalam kondisi prematur, bayi bisa bernafas dengan sempurna.

4. Rawat inap

Apabila preeklampsia sudah tergolong parah, maka dokter akan membuat rekomendasi untuk rawat inap supaya dapat mengontrol ibu dan bayi yang berada dalam kandungan. 

Termasuk juga kondisi air ketuban di dalam rahim, apakah dalam kondisi normal atau kekurangan cairan karena ini berkaitan dengan supply darah bayi.


29 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Preeclampsia And Eclampsia. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/a_to_z/preeclampsia-and-eclampsia-a-to-z)
Preeclampsia and Eclampsia. NICHD - Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. (https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preeclampsia)
About Preeclampsia and Eclampsia. NICHD - Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development. (https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preeclampsia/conditioninfo)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
Kenali Eklampsia dan Preeklampsia beserta Komplikasinya
Kenali Eklampsia dan Preeklampsia beserta Komplikasinya

Preeklampsia adalah sebuah kondisi yang pada umumnya terjadi saat trimester ketiga masa kehamilan, dalam masa persalinan atau 48 jam setelah masa persalinan. Belum diketahui dengan pasti apa penyebab eklampsia pada ibu hamil, tapi yang pasti eklampsia pasti akan terjadi apabila preeklampsia tidak diobati dengan benar.

Buka di app