Apa Itu Multiple Sclerosis?
Multiple Sclerosis (MS) dikenal sebagai penyakit saraf dengan seribu wajah. Multiple sclerosis bisa tampil seperti stroke, kanker otak dan lainnya. Penyakit autoimun ini menyerang sistem sel-sel saraf yang berada di otak dan sumsum tulang belakang.
“Bagian yang diserang adalah selubung (myelin) di antara saraf (axons) sehingga pesan dari otak dan saraf tulang belakang tidak dapat bekerja dengan baik dan mengakibatkan berkurang atau hilangnya sejumlah fungsi tubuh,” kata dr. Riwanti Estiasari, SpS, staf pengajar Departemen Neurologi FKUI RSCM, serta sekretaris dari Yayasan Multiple Sclerosis Indonesia (YMSI) di Jakarta, (26/1) lalu.
Meski jarang menyebabkan kematian, MS dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas serta kualitas hidup penderitanya. Menurut dr. Esti, tidak ada yang tahu penyebab MS. Faktor genetik hanya 5% dan kebanyakan penderitanya adalah wanita karena berhubungan dengan hormon.
Ras dan letak geografis juga mempengaruhi. Itu sebabnya kasus MS lebih banyak ditemukan di Eropa dan Amerika. Meskipun belum ada data resmi prevelensi MS di Indonesia, namun Asosiasi Multiple Sclresosis Amerika (2006) menyebutkan setidaknya satu juta individu di seluruh dunia terdiagnosa menderita MS dan diperkirakan terdapat 10.000 kasus baru dari MS setiap tahunnya.
Gejala Multiple Sclerosis
Berikut beberapa gejala Multiple Sclerosis, antara lain :
- Fatigue atau kelelahan
- Gangguan keseimbangan
- Nyeri
- Gangguan berjalan
- Gangguan berkemih
- Pandangan ganda
- Kelumpuhan
-dll
Tipe Multiple Sclerosis
Relapsing remitting (kekambuhan berulang)
Ini tipe yang paling umum. Serangan muncul mendadak, lalu menghilang. Beberapa waktu kemudian, serangan muncul lagi, begitu seterusnya. Pada MS jenis ini serangan berlangsung dalam waktu yang bervariasi (hitungan hari atau bulan) dan bersifat tidak aktif selama beberapa bulan atau bertahun-tahun.
Secondary Progressive
Pada awalnya mengalami serangan yang hilang-timbul, lalu dalam perjalanannya penyakit ini mengalami perkembangan yang mengarah pada ketidakmpuan yang bersifat progresif dan disertai kekambuhan yang terus menerus.
Primary Progressive
Ditandai dengan serangan-serangan kecil dengan gejala yang terus memburuk. Terjadi akumulasi perburukan yang dapat membawa penderita pada tingkat yang semakin parah.
Terapi Multiple Sclerosis
Terapi relaps biasanya hanya diberikan bila terjadi relaps atau kekambuhan. Sedangkan untuk terapi jangka panjang bertujuan untuk menghambat progresivitas, memperlambat kerusakan saraf, mencegah relaps, serta memperpendek durasi relaps.
Selama ini terapi yang diberikan untuk penderita MS adalah dengan memberikan obat suntik yang harganya masih sangat mahal di Indonesia, sekitar 15 juta/bulan. Penderita juga diharuskan melakukan pemeriksaan lab dan MRI secara berkala. “Tak kalah penting penderita MS juga membutuhkan terapi suportif dan holistik,” ujar dr. Esti.
Lebih jauh dr. Esti mengatakan beberapa kendala yang dihadapi penderita MS di Indonesia adalah belum banyak neurolog yang memberikan terapi MS, pilihan obatnya juga sangat terbatas dan harga obat yang sangat mahal, serta belum ditanggung BPJS.
Diagnosa Multiple Sclerosis
Hingga kini diagnosis Multiple Sclerosis masih terbilang sulit, karena beberapa faktor, di antaranya pengetahuan dokter tentang multiple sclerosis yang masih minim, gejala yang tidak terlihat atau belum lengkap sehingga menyulitkan dokter untuk mendiagnosa gejala tersebut sebagai Multiple Sclerosis, dan masih belum lengkapnya fasiltias pemeriksaan yang ada di Indonesia.
Pencegahan
Multiple Sclerosis tidak bisa dicegah atau belum ada terapi pencegahannya. Namun, gaya hidup sehat, seperti menjauhi stres, olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi, memang bisa mengurangi risiko kekambuhan Multiple Sclerosis.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.