Robek pada meniskus adalah robek atau pemisahan dalam substansi meniskus. Meniskus adalah kartilago penyerap guncangan di lutut. Terletak di antara tulang kering (tibia) dan tulang paha (tulang paha).
Meniskus membantu mendistribusikan berat badan, membuat lutut menekuk dengan lancar dan menggerakkan cairan pelumas di sekitar sendi.
Ketika meniskus robek, itu bisa menyakitkan. Jika tidak diobati, robekan juga dapat membuat anak lebih mungkin menderita radang sendi.
Apa yang menyebabkan robek pada meniskus?
Setiap anak bisa mengalami robekan pada meniskus. Robekan biasanya terjadi ketika seorang anak atau remaja yang aktif tiba-tiba memutar lutut mereka.
Terkadang ini terjadi ketika anak-anak bermain olahraga yang membutuhkan banyak berputar secara mendadak dan berhenti. Robek pada meniskus sering terjadi bersamaan dengan cedera pada anterior cruciate ligament (ACL).
Gejala robek pada meniskus
anak mungkin memperhatikan:
- Suara atau sensasi pecah pada saat cedera
- Nyeri pada sendi lutut
- Rasa sakit yang semakin memburuk saat Anda mendorong lutut dengan lembut
- Sendi lutut terkunci
- Suara “klik” di lutut
Mendiagnosis robek pada meniskus
Di klinik rumah sakit, dokter rumah sakit bertanya tentang rasa sakit yang dialami anak. rumah sakit kemudian memeriksa lutut anak.
Dokter dengan lembut memberikan tekanan dan menggerakkan kaki dan kaki anak untuk memeriksa ketidaknyamanan dan suara “klik” yang menandakan robekan pada meniskus. rumah sakit juga akan memeriksa pembengkakan di lutut anak.
Tes pencitraaan yang mungkin dibutuhkan anak
Jika rumah sakit mencurigai adanya robekan, rumah sakit akan melakukan rontgen.
Rumah sakit akan meminta anak melakukan pemindaian MRI (magnetic resonance imaging) sehingga rumah sakit bisa melihat jaringan lunak di lutut dengan lebih baik.
Dalam beberapa kasus, rumah sakit juga dapat memasukkan alat penglihatan (arthroscope) yang merupakan lebar pensil ke lutut anak untuk melihat kerusakan pada monitor besar yang seperti layar televisi.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.