Pertanyaan:
Permisi dok,
Saya seorang suami, menikah baru 1 bulan yang lalu, 3x terakhir ini ketika berhubungan intim miss v istri saya selalu mengeluarkan darah ketika diwaktu-waktu akhir berhubungan, tp setelah berhubungan darah itu terhenti dan tidak keluar lagi.
Selain itu siklus haidnya telat satu hari, apakah istri saya hamil muda lantas setiap berhubungan selalu keluar darah? Darah apakah yang keluar itu dok ? Saya khawatir..
Mohon bantu solusi dok...
Regards,
Jawaban dokter:
Selamat malam.
Terima kasih telah menggunakan layanan konsultasi dokter online gratis di mediskus.com
Keluarnya darah dari vagina pasca hubungan seks sering menjadi keluhan yang dialami beberapa wanita. Penyebab keluarnya darah pasca berhubungan seksual ada banyak hal antara lain karena:
- Lecet atau terlukanya mukosa vagina istri anda. Penyebab hal ini bisa karena lubrikasi (pelumas) yang kurang di vagina misalnya karena kurangnua foreplay, dan lain sebagainya.
- Perdarahan pasca hubungan seks juga bisa terjadi karena pecahnya pembuluh darah di selaput dara. Biasanya terjadi pada wanita yang baru pertama kali berhubungan seksual.
- Perdarahan pasca hubungan seks juga bisa terjadi pada saat hamil muda. Hal ini terjadi karena implantasi sel telur yang telah dibuahi pada rahim ibu yang hamil muda masih belum melekat kuat.
- Perdarahan pasca hubungan seks dalam jumlah banyak bisa terjadi pada kanker serviks (kanker leher rahim) akibat rapuhnya daerah tersebut akibat sel kanker yang berkembang.
- Infeksi pada vagina dan infeksi pada leher rahim (serviks) juga bisa menjadi penyebab keluhan tersebut.
- Keguguran atau abortus bisa terjadi pasca hubungan seks pada wanita yang sedang hamil. Hal ini bisa terjadi karena kandungan yang lemah dan penetrasi yang terlalu kuat.
- Penyebab lainnya.
Banyaknya kemungkinan penyebab keluhan keluarnya darah dari vagina membuat pemeriksaan secara langsung oleh dokter baik dengan pemeriksaan fisik dan ataupun pemeriksaan penunjang manjadi sangat penting guna mengakkan diagnosis pasti penyebab keluhan anda.
Sekian jawaban dari saya, semoga dapat membantu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.