Kloderma adalah obat dari golongan kortikosteroid topikal yang berguna untuk mengobati berbagai masalah kulit seperti peradangan dan gatal, terutama untuk penyakit psoriasis (peradangan kronis di kulit akibat sistem imun menyerang sel-sel kulit). Obat ini juga digunakan untuk mengatasi eksim yang sukar sembuh atau kondisi kulit yang tidak merespon obat steroid biasa.
Obat yang diproduksi oleh PT. Surya Dermato Medica Laboratories merupakan jenis obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter.
Mengenai Kloderma
Jenis obat | Kortikosteroid topikal |
Kandungan | Clobestasol propionate |
Kegunaan | Mengobatai masalah kulit seperti psoriasis dan eksim yang sukar sembuh |
Kategori | Obat Resep |
Konsumen | Dewasa dan Anak |
Kehamilan | Kategori C |
Sediaan | Kloderma gel, Kloderma cream, Kloderma oinment dan Kloderma lotion |
Mekanisme Kerja Kloderma
Cara kerja Kloderma dapat dicermati dari kandungan bahan aktifnya yang berupa clobetasol propionate. Senyawa turunan prednisolon ini memiliki aktivitas glukokortikoid tinggi namun memiliki aktivitas mineralkortikoid rendah. Hal ini menyebabkan clobetasol propionate mampu membinasakan limfosit serta bersifat apoptosis (mematikan sel yang tidak berguna).
Clobetasol propionate merupakan salah satu kortikosteroid kelas tinggi dengan kemampuan anti-inflamasi, antipruritik, dan vasokonstriksi yang kuat. Karena itulah, obat ini tidak boleh digunakan pada luka terbuka karena dapat memicu iritasi. Penggunaannya juga disarankan tidak lebih dari 4 minggu berturut-turut dan terapi harus dihentikan jika hasil yang memadai telah tercapai.
Manfaat Kloderma
Kloderma digunakan untuk mengobati beberapa masalah kulit yang mengalami peradangan (inflamasi) dan gatal yang parah seperti pada:
- Penyakit psoriasis
- Eksim yang sukar sembuh
- Liken planus
- Lupus eritematosus diskoid
- dan kondisi kulit lainnya yang tidak merespon obat steroid yang kurang aktif.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, terutama bagi yang mengalami kondisi berikut:
- Memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan obat ini atau jenis kortikosteroid lainnya.
- Penderita luka kulit akibat bakteri, jamur, atau virus yang tidak ditangani dengan baik.
- Kulit mengalami jerawat, rosasea, perioral dermatitis (di area mulut), serta psoriasis jenis plak.
- Tidak boleh diberikan pada anak-anak usia < 1 tahun.
Dosis Kloderma
Kloderma tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis berikut:
- Kloderma gel 0,05% ukuran 5 gr.
- Kloderma cream 0,05%, ukuran 10 gr dan 5 gr.
- Kloderma oinment 0,05% ukuran 5 gr dan 10 gr.
- Kloderma lotion 0,05%.
Ingat! Kloderma merupakan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter. Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter akan disesuaikan berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain.
Adapun dosis Kloderma yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
Dosis Kloderma untuk psoriasis atau kondisi kulit lain yang responsif terhadap kortikosteroid
- Dewasa: dalam bentuk gel/krim/lotion/oinment 0,05%. Oleskan tipis-tipis secara merata pada area kulit yang sakit 1-2 kali sehari. Kurangi dosis jika diperlukan. Dosis maksimal per hari 50 gr dan maksimal terapi 4 minggu.
- Anak-anak umur dari 1 tahun: sama dengan dosis dewasa. Namun, maksimal penggunaan tidak boleh lebih dari 5 hari.
Petunjuk Penggunaan:
- Gunakanlah obat ini hanya pada bagian kulit yang mengalami masalah. Hindari terkena luka terbuka atau kondisi lain yang menjadi kontraindikasi Kloderma.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai menggunakan Kloderma.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan 2 kali sehari berarti per 12 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan, usahakan untuk mengaplikasikannya pada jam yang sama setiap hari.
Efek Samping Kloderma
Kloderma umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping Kloderma yang perlu diperhatikan yaitu:
- Sensasi terbakar, menyengat, kesemutan, retak-retak di kulit, iritasi, gatal, hipopigmentasi, eritema, folikulitis, stirae, miliaria, alopecia, dan kering pada kulit.
- Mati rasa pada jari.
- Tekanan pada hiptalamus, adrenal dan pituari atau supresi hiperkortisme seperti sindrom cushing, hiperglikemia, glikosuria.
Efek Overdosis Kloderma
Belum ada data yang menunjukkan efek overdosis penggunaan Kloderma sesuai aturan. Namun seperti halnya obat lainnya, penggunaan dosis tinggi untuk jangka waktu yang lama mungkin menyebabkan overdosis yang memicu efek samping merugikan. Jika kondisi ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter Anda dan hentikan penggunaan obat.
Interaksi Kloderma
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter. Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Kloderma, di antaranya yaitu:
- Obat ini dapat meningkatkan paparan sistemik dari obat jenis penghambat enzim CYP34A seperti itraconazole dan ritonavir.
- Obat ini dapat mengurangi efek antineoplastik dari obat aldeslaukin.
- Penggunaan bersamaan dengan ceritinib dapat meningkatkan efek hiperglikemik.
- Dapat menyebabkan efek merugikan bahkan beracun jika digunakan bersamaan dengan deferasinox.
Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan Kloderma, harap perhatikan hal-hal di bawah ini:
- Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini atau jenis kortikosteroid lainnya.
- Hati-hati penggunaan obat ini pada anak-anak dan ibu hamil dan menyusui.
- Hindari penggunaan jangka panjang.
Kehamilan dan Menyusui
Bolehkah Kloderma untuk ibu hamil dan menyusui?
- Menurut FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia), bahan aktif Kloderma berupa clobestasol propionate diketahui masuk dalam obat kategori C untuk ibu hamil. Hal itu berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, penggunaan Kloderma pada ibu hamil sebaiknya hanya jika sangat dibutuhkan saja dan harus dalam pengawasan dokter.
- Meskipun hanya digunakan secara topikal di kulit, bahan aktif obat ini dapat terserap secara sistemik dan terekstraksi ke dalam ASI ibu menyusui dan berisiko mengganggu kesehatan bayi yang menyusu. Oleh karena itu, penggunaan Kloderma selama masa menyusui sebaiknya dihindari.
Artikel terkait: