Klorokuin obat apa?
Klorokuin adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria. Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria.
Obat ini juga digunakan sebagai profilaksis/pencegahan bagi mereka yang akan berkunjung ke daerah endemik malaria seperti papua, papua barat dan beberapa wilayah indonesia timur.
Meskipun klorokuin cukup efektif mengatasi malaria, namun beberapa riset telah menunjukkan terjadinya resistensi plasmodium jenis tertentu terhadap obat ini hingga efektifitasnya dirasa semakin berkurang. Bahkan diketahui bahwa klorokuin sudah tidak efektif lagi membasmi P. falciparum yang merupakan salah satu penyebab malaria. Namun obat ini masih dapat digunakan untuk mengatasi plasmodium dari jenis P. vivax, P. ovale dan P. malariae.
Klorokuin juga digunakan untuk mengatasi infeksi akibat parasit amoeba atau amebiasis yang terjadi diluar saluran cerna. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit arthritis reumathoid dan lupus eritmatosus sistemik.
Ikhtisar Obat Klorokuin
Jenis obat | anti rematik, anti amoeba |
Kandungan | Obat resep |
Kegunaan | Pengobatan malaria akut, amebiasis dan rematik |
Konsumen | Dewasa dan anak-anak |
Sediaan | Tablet dan injeksi |
Kehamilan | Kategori C, hanya digunakan oleh ibu hamil jika risiko terhadap janin lebih kecil dari manfaat. |
Merek | Chloroquine Indo Farma, Malarex, Mexaquin, Rosechin, Riboquin |
Mekanisme Kerja
Klorokuin bekerja seperti halnya obat jenis kuinolin lainnya yaitu menghambat aktifitas heme polimerase, hingga menyebabkan akumulasi heme bebas pada sel darah. Kondisi ini dapat dapat bersifat racun bagi parasit. Dimana parasit atau plasmodium yang ada di dalam sel darah merah harus merubah hemoglobin agar mendapatkan asam amino esensial untuk kebutuhan pembentukan protein dan energi.
Selama proses ini parasit memproduksi racun dan molekul heme yang dapat larut. Selanjutnya klorokuin mengikat heme dan membentuk FP-klorokuin, senyawa ini sangat beracun bagi sel dan mengganggu fungsi membran sehingga terjadi lisis dan kematian pada sel parasit.
Indikasi atau Kegunaan Klorokuin
Klorokuin umumnya diresepkan untuk mengatasi kondisi malaria akut, namun beberapa kondisi berikut ini juga dapat menggunakan obat ini.
- Pencegahan malaria.
- Amebiasis akibat amoeba yang terjadi diluar saluran cerna.
- Lupus eritmatosus sistemik.
- Arthritis rheumatoid.
Kontraindikasi
Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak direkomendasikan menggunakannya:
- Diketahui memiliki riwayat hipersensitif/alergi terhadap kandungan obat ini.
- Diketahui atau suspek yang sudah resisten terhadap P. falciparum.
- Sedang menderita porfiria, kerusakan retina atau sedang mengonsumsi obat-obatan yang bersifat hepatotoksik.
Dosis dan Cara Penggunaan
Klorokuin tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis
- Tablet: 250 mg, 300 mg, 500 mg
- Injeksi: 322,5 mg/5 ml.
Dosis terbaik adalah yang diresepkan oleh dokter Anda. Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
Malaria akut
- Dosis dewasa: permulaan 600 mg kemudian menjadi 300 mg setiap 6-8 jam sekali pada hari pertama. Pada hari ke 2 dan 3 dosisnya 300 mg/ hari.
- Dosis Anak-anak: awal, 10 mg/kg , dilanjutkan dengan dosis 5 mg/kg setelah 6 jam. Pada hari ke 2 dan 3 dosisnya 5 mg. Maksimum penggunaan 600 mg per hari.
Pencegahan Malaria
Berikut panduan dosis klorokuin untuk mencegah anemia:
- Dosis dewasa: 300 mg sekali seminggu, sebaiknya diberikan seminggu sebelum berencana ke area endemik atau berisiko tinggi malaria. Kemudian 4 minggu setelahnya.
Amebiasis
- Dosis dewasa: 600 mg selama 2 hari hari, kemudian diikuti 300 mg per hari selama 2-3 minggu.
- Dosis anak-anak: 3 mg/kg/ hari.
Reumathoid Arthritis
- Dosis dewasa: 150 mg/ hari. Maksimum penggunaan tidak lebih dari 2,5 mg/kg per hari. Hentikan penggunaan jika selama 6 bulan tidak terjadi perubahan.
- Dosis anak-anak: 3 mg/kg/hari. Hentikan penggunaan jika selama 6 bulan tidak terjadi perubahan.
Lupus Eritmatosus Sistemik
- Dosis dewasa: 150 mg/hari, kurangi secara berkala setelah respons maksimalnya. Maksimum dosis 2,5 mg/kg/hari
- Dosis anak-anak: 3 mg/kg per hari.
Petunjuk Penggunaan:
- Gunakanlah obat ini setelah atau bersamaan dengan makan dan dianjurkan untuk banyak minum air putih.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama. Untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis klorokuin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Efek Samping Klorokuin
Klorokuin umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
- Mual dan muntah.
- Penglihatan buram.
- Pusing.
- Rambut rontok.
Jika efek samping berikut muncul dan berulang, konsultasikan pada dokter Anda.
- Kesulitan atau berkurang kemampuan melihat akibat retinopati.
- Telinga berdengung akibat tinitus.
- Kelamahan otot akibat miopati, biasanya pada penggunaan jangka panjang.
- Psikosis.
- Kejang.
- Jaundic atau menguningnya kulit dan mata.
- Hipokalemia.
Efek Overdosis Klorokuin
Klorokuin sangat cepat diserap setelah dikonsumsi, penggunaan melebihi dosis dapat memberikan efek overdosis yang membahayakan jiwa. Jika muncul gejala seperti sakit kepala parah, mual dan muntah, kesulitan bergerak, shock dan kejang diikuti kegagalan nafas dan jantung segeralah hubungi kegawatdaruratan medis untuk mendapatkan pertolongan segera.
Peringatan dan Perhatian
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
- Sampaikan pada dokter Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat sejenisnya.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda memiliki riwayat epilepsi karena berisiko meningkatkan kejang.
- Berhati-hatilah menggunakan obat ini jika Anda memiliki masalah pada organ hati atau seorang pecandu alkohol.
- Jika kondisi pendengaran didiagnosa kurang sehat sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Harus hati-hati menggunakan obat ini pada penderita masalah kelainan darah terutama kondisi kekurangan glukosa phospate dehidrogenase (G6PD).
- Penggunaan pada anak-anak harus berhati-hati.
Kehamilan dan Menyusui
Apakah obat klorkuin boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?
- Klorokuin masuk dalam kategori C untuk ibu hamil menurut FDA. Hal ini berarti Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya hanya jika sangat dibutuhkan saja.
- Klorokuin diketahui dapat terekstraksi pada ASI ibu menyusui. Untuk itu, konsultasikan pada dokter Anda jika ingin menggunakan obat ini saat menyusui.
Interaksi Obat
Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan klorokuin, diantaranya adalah:
- Obat antasid dan kaolin dapat menghambat penyerapan klorokuin. Jangan gunakan bersamaan atau beri jarak 4 jam.
- Cimetidin dapat menghambat metabolisme klorokuin. Penggunakan bersamaan sebaiknya dihindari.
- Ampicillin dapat direduksi penyerapannya oleh klorokuin.
- Cyclosporine dapat meningkatkan konsentrasi klorokuin pada darah.
- Penggunaan bersamaan dengan mefloquine dapat meningkatkan risiko kejang.