Semua gangguan yang terjadi pada otak tidak boleh disepelekan, dalam hal ini termasuk meningitis. Penyakit meningitis harus segera ditangani dengan tepat, sebab jika tidak maka kondisi ini bisa memburuk. Ada berbagai risiko komplikasi meningitis yang dapat terjadi. Apa saja itu?
Sekilas tentang meningitis
Meningitis adalah peradangan pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini cenderung sulit dideteksi karena memang gejala meningitis awalnya mirip seperti gejala flu pada umumnya.
Penyebab meningitis bisa karena banyak hal, mulai dari infeksi bakteri, jamur, dan parasit. Jika sistem imun tubuh sedang tidak baik atau lemah, maka orang tersebut lebih rentan mengalami penyakit meningitis.
Penyakit meningitis bisa menyerang siapa pun, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Kaum pria maupun wanita pun semuanya sama-sama berisiko mengalami meningitis.
Bila dilihat dari ciri-cirinya, gejala menigitis memang mirip seperti gejala flu sehingga sering kali terlewatkan. Salah satu cara paling mudah untuk mengenali gejala meningitis pada bayi adalah munculnya benjolan di kepala.
Baca selengkapnya: Mewaspadai Berbagai Gejala Meningitis Awal Sejak Dini
Berbagai risiko komplikasi meningitis
Meningitis bukanlah penyakit ringan dan harus segera ditangani. Pasalnya, gejala meningitis yang dibiarkan terus-menerus dapat memicu risiko komplikasi.
Sejumlah komplikasi meningitis yang dapat terjadi antara lain:
- Kejang-kejang
- Migrain
- Kehilangan penglihatan
- Gangguan ingatan
- Gagal ginjal
- Syok
- Kerusakan otak
- Hidrosefalus
- Radang sendi
- Sulit berkonsentrasi
Cara mendiagnosis meningitis
Untuk memastikan penyebab meningitis, dokter akan melakukan berbagai tes sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Sejumlah pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis meningitis adalah:
1. CT Scan dan MRI
CT scan dan MRI merupakan pemeriksaan kesehatan paling awal yang dilakukan untuk mendeteksi gejala meningitis. Prosedur ini bertujuan untuk mendeteksi adanya pembengkakan atau peradangan di sekitar kepala.
2. Tes darah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tes darah dilakukan untuk melihat adanya mikroorganisme berbahaya dalam darah.
Ada juga pemeriksaan sederhana yang menggunakan media gelas. Dokter akan menggunakan gelas ini untuk menekan kulit yang ruam. Jika ruam tidak kembali ke bentuk semula, maka pasien diduga terkena meningitis.
Setelah pasien dinyatakan mengalami meningitis, pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab meningitisnya. Dokter biasanya akan memberikan pasien obat anti mikroba. Penyakit ini bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga kebersihan.
Baca juga: Berbagai Penyebab Meningitis yang Perlu Diketahui
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.