Apakah Anda biasa memotong daging beserta bahan-bahan makanan lainnya dengan pisau yang sama? Jika ya, ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan dalam pengolahan bahan-bahan makanan ini.
Salah satu hal penting yang perlu Anda perhatikan saat bersiap mengolah bahan-bahan makanan seperti daging dan bahan makanan lainnya adalah menjaga kebersihan.
Menjaga kebersihan Anda maupun alat-alat yang Anda gunakan saat mengolah daging atau bahan makanan lainnya untuk menjadi menu masakan sangatlah krusial. Sebab, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dari daging dengan masakan yang lainnya.
Kontaminasi silang pada makanan
Kontaminasi silang dapat terjadi saat Anda menggunakan alat yang sama saat digunakan saat memotong daging dengan memotong bahan makanan yang lainnya seperti sayur-sayuran.
Secara umum, kontaminasi silang atau infeksi silang dapat diartikan sebagai perpindahan organisme berbahaya antara manusia, alat dapur dan rumah tangga, atau di dalam tubuh. Organisme tersebut meliputi virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Organisme-organisme tersebut dapat ditularkan kepada manusia melalui beberapa faktor sebagai berikut:
- Sentuhan antar manusia
- Bersin dan batuk
- Peralatan (misalnya alat makan, alat dapur, alat medis) yang tidak steril
- Tempat tidur atau dapur yang kotor
- Bersentuhan dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi
- Daging hewan yang sudah terkontaminasi
Contoh bakteri yang ditemukan pada makanan adalah Campylobacter dan Salmonella. Bakteri ini umumnya terdapat pada makanan mentah, seperti daging dan telur ayam. Dua bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pencernaan, mulai dari keracunan makanan, muntaber, hingga tipes.
Gejala umum yang dapat terjadi diantaranya adalah mual dan diare.
Penularan penyakit melalui alat dapur
Organisme asing yang berbahaya bagi kesehatan keluarga dapat menyebar melalui alat dapur yang dipakai untuk mengolah makanan sehari-hari.
Peralatan dapur yang dapat memicu hal ini biasanya adalah pisau dan tatakan potong atau talenan. Penyebabnya karena kedua benda ini adalah alat yang paling sering digunakan untuk mengolah berbagai jenis makanan. Bagaimana hal ini dapat menyebabkan kontaminasi silang?
Pisau dapur digunakan untuk memotong berbagai jenis bahan makanan. Makanan ini berupa sayur, buah, atau bumbu masak. Pada makanan tertentu seperti ayam, kambing, sapi, ikan, dan udang mengandung bakteri didalamnya. Terutama pada daging ayam, sapi, dan kambing.
Hal berbahaya dapat timbul ketika Anda menggunakan pisau yang sama untuk memotong ayam, daging, dan sayur. Bakteri yang terkandung di dalam daging akan menempel di pisau yang digunakan, lalu akan menempel dan menyebar pada bahan makanan lain yang dipotong dengan pisau yang sama.
Bukan hanya pisau, talenan yang digunakan dengan cara yang sama juga bisa menyebabkan kontaminasi silang dan akhirnya menimbulkan berbagai penyakit bagi tubuh. Bakteri, virus, dan jamur dari daging yang dipotong di atas talenan bisa berpindah ke dalam sayur dan buah yang dipotong dengan talenan yang sama.
Bagaimana cara tepat membersihkan dan merawat alat dapur?
Langkah berikut dapat Anda lakukan untuk menghindari bahaya kontaminasi silang pada makanan yang Anda santap:
- Cucilah tangan tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik sebelum mempersiapkan dan mengolah bahan makanan.
- Sayur dan buah wajib dicuci dengan air mengalir tanpa menggunakan sabun.
- Sangat tidak dianjurkan mencuci daging merah dan unggas sebelum dimasak. Sebab, hal ini dapat membuat bakteri menyebar ke peralatan dapur dan permukaan dapur yang menyebabkan terjadinya kontaminasi silang.
- Gunakan pisau dan talenan yang berbeda untuk daging, ayam, dan ikan dengan sayuran dan buah untuk menghindari kontaminasi silang antar makanan.
- Hindari penggunaan ulang alat makan atau alat masak bekas daging, ayam dan ikan yang belum dimasak, untuk daging, ayam, dan ikan yang sudah dimasak.
- Cuci alat masak, pisau, dan talenan yang digunakan untuk mengolah daging, ayam, dan ikan segera setelah selesai digunakan.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.