Kebanyakan wanita berpikir, tampil cantik adalah dengan berkosmetik. Alih-alih upaya untuk tampil menarik justru membawa konsumen ke dalam kondisi yang membahayakan diri.
Selain berdampak negatif bagi kondisi fisik secara langsung, tak banyak yang menyadari bahan-bahan yang kurang bijaksana dipilih oleh produsen (red; merkuri, rhodamine B, bismuth oksi klorida, titanium dioksida, dan serbuk logam) turut membawa pengaruh bagi psikis. Hendaknya kita secara cerdas memilah produk kecantikan yang tak melulu mempercantik.
Paket Vaksin Hepatitis B Di NK Health Klinik
Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksin. Paket ini termasuk 3x suntik vaksin Hepatitis B, biaya registrasi, konsultasi dengan dokter, dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
Dampak Negatif Kosmetik
Berikut kita ulas upaya cantik berdampak tidak baik.
Tato kosmetik berujung petaka
Seiring berkembangnya teknologi, kini muncul tato kosmetik yang mulai dijadikan alternatif . Namun, seperti dikutip “The New York Times”, tato riasan pada wajah memiliki risiko gangguan kesehatan lebih besar daripada pada bagian tubuh lainnya. Beberapa keluhan yang timbul usai tato kosmetik mulai dari radang kulit, luka membengkak yang dikenal dengan sebutan keloid, hingga kondisi kulit melepuh. Terlepas dari kandungan kimianya, resiko terinfeksi HIV/AIDS, hepatitis dan radang akibat penggunaan jarum yang tidak steril turut menjadi ancaman.
Merkuri tak hanya milik kosmik, kini mengorbit di produk kosmetik
Efek merkuri yang dioleskan ke permukaan kulit memang tidak separah efek merkuri yang langsung tertelan, namun perlu diketahui merkuri mudah diserap kulit dan masuk ke dalam darah yang kemudian menimbulkan kerusakan susunan saraf. Berpotensi menyebabkan kanker otak. Beberapa gejala keracunan merkuri yang telah menganggu susunan saraf antara lain; gemetar, insomnia, pikun yang kerap disangka sebagai gejala alzhaimer, gangguan emosi hingga depresi.
Konsumen harus kritis mendeteksi keberadaan merkuri pada kosmetik. Saat ada produk yang dapat mencerahkan kulit dalam tempo singkat, harusnya konsumen justru waspada. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Rosnini Savitri,“Kosmetik berbahan dasar aman, membutuhkan kurun waktu berbulan-bulan sebelum terlihat hasilnya.”
Ada baiknya kita mulai mengubah perspektif cantik. Elok tak harus karena bersolek. Cantik itu sehat dan bersih. Sikap mensyukuri dan menerima diri apa adanya juga turut membuat wanita terlihat lebih cantik.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.