Apakah Kriptorkismus?
Seorang bayi laki-laki yang lahir normal tentu akan memiliki testis yang utuh. Namun, ada suatu kondisi yang mengakibatkan seorang bayi tidak kelihatan testisnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai kriptopkismus.
Kondisi yang satu ini terjadi saat testis seorang bayi laki-laki tidak turun ke skrotum saat ia dilahirkan. Normalnya, testis akan tumbuh dalam abdomen atau rongga perut ketika janin berkembang. Selanjutnya, menjelang kelahiran tepatnya pada trimester ketiga normalnya testis tersebut turun untuk menempati skrotum secara alami.
Namun, untuk bayi dengan kondisi kriptorkismus ini, mereka akan mengalami perbedaan karena testis tersebut tidak turun ke skrotum dan tetap berada di abdomen atau di saluran inguinal canal. Keadaan ini biasanya lebih sering terjadi pada bayi yang dilahirkan secara premature.
Pada sebagian kasus, testis tersebut bisa turun ke tempat semestinya setelah tiga sampai enam bulan setelah bayi tersebut dilahirkan. Namun, ada sebagian kecil kasus dimana testis tersebut tetap di dalam abdomen. Dan jika ini terjadi, maka harus dilakukan operasi untuk menangani hal tersebut.
Apa Saja Gejala dan Penyebabnya?
Berbicara soal gejala, kriptorkismus ini bisa dibilang jarang sekali menunjukan suatu gejala atau tanda tertentu. Kondisi tersebut umumnya baru bisa diketahui setelah bayi tersebut dilahirkan. Sementara itu, penyebab pasti dari kondisi ini pun juga masih belum dapat dipastikan. Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Berikut ini beberapa faktor diantaranya:
- Kelahiran prematur, bayi yang lahir sebelum masa kehamilan mencapai 37 minggu biasanya bisa berisiko mengalami masalah in
- Adanya riwayat keluarga dengan masalah yang sama
- Gangguan janin terutama gangguan yang menyebabkan pertumbuhan janin terhambat seperti misalnya Down syndrome
- Kelahiran dengan berat badan yang rendah
- Adanya paparan pestisida
- Ibu hamil yang merokok dan mengonsumsi alkohol saat kehamilan
- Infeksi
- Perdarahan
- Jaringan testis mati dan mengecil karena adanya gangguan suplai darah
- Testis naik kembali ke ronggo perut atau saluran inguinal canal
- Kerusakan pada saluran dari testis ke uretra yang mengakibatkan mani atau cairan semen sulit untuk keluar
Pengobatan Kriptorkismus
Diagnosis Kriptorkismus
Kriptorkismus dapat didiagnosis melalui perabaan pada testis. Bila pada pemeriksaan tidak teraba adanya testis, dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan laparoskopi, dengan menggunakan selang berkamera yang dimasukkan ke dalam perut bayi melalui sayatan kecil pada dinding perut. Metode ini dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis, sekaligus sebagai terapi. Namun pada kasus tertentu tetap diperlukan tindakan operasi.
Pengobatan Kriptorkismus
Jika ada kasus bayi yang lahir dengan masalah ini, penanganan medis perlu dilakukan apabila sampai bayi berusia lebih dari enam bulan ternyata testis tetap tidak turun secara alami. Tindakan ini bisa dikerjakan saat bayi tersebut berumur 6 sampai 12 bulan.
- Penanganan medis tersebut dilakukan dengan maksud memindahkan testis ke skrotum seperti sebagaimana seharusnya. Salah satu cara yang dilakukan untuk hal tersebut adalah dengan melakukan suntik hormone chrionic gonadotropin (HCG) yang dimaksudkan untuk merangsang testis untuk segera turun dan menempati skrotum. Akan tetapi, pemanfaatan terapi hormon ini biasanya tidak dijadikan sebagai opsi utama sebab efektivitas dari prosedur tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan penanganan dengan cara operasi.
- Operasi yang bisa dilakukan tersebut adalah orkipeksi. Orkiopeksi merupakan operasi untuk memindahkan testis ke tempat yang semestinya yaitu skrotum.
Sama halnya dengan berbagai prosedur operasi lainnya, prosedur ini juga mempunyai beberapa risiko seperti:
Meskipun prosedur operasi ini mempunyai beberapa risiko yang sudah disebutkan di atas, namun kebanyakan tindakan operasi tersebut berhasil untuk memposisikan testis ke tempat yang semestinya. Sedangkan untuk kasus bayi yang ternyata tidak mempunyai testis sama sekali, biasanya akan dilakukan implantasi testis sebagai bentuk penanganannya.
Sementara untuk bayi yang setidaknya masih mempunyai satu testis yang dalam keadaan sehat, maka hal tersebut dapat ditangani dengan melakukan terapi hormon. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan kematangan fisik dapat sempurna pada masa pubertas.
Perlu diketahui jika adanya masalah ini juga bisa menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya untuk kehidupan selanjutnya yaitu seperti kemandulan yang ditandai dengan kualitas sperma yang tidak sehat atau buruk maupun jumlah sperma yang tidak terlalu banyak. Selain itu, kanker testis juga menjadi potensi komplikasi lainnya.
Slmt mlm dok, maaf dok sy mau tny mengenai payudara istri saya, swktu saya (maaf) menghisap payudranya rasanya koq agak pahit spt bau kemiri, trus swaktu melahirkan anak ASInya tidak keluar bahkan tidak ada. Kira" knp ya dok? terimakasih sangat.