L-cysteine adalah asam amino semi-esensial yang secara alami ada dalam tubuh manusia, salah satunya di rambut. Jenis asam amino ini juga tersedia dalam beberapa jenis makanan seperti daging, produk susu, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Di dalam kemasan suplemen, L-cysteine dikenal dengan sebutan sistein. Biasanya tersedia dalam bentuk bubuk protein, termasuk protein whey dan nabati, yang digunakan untuk program penurunan berat badan. Bersamaan dengan asam amino glutamin dan glisin, sistein berperan penting sebagai bahan penyusun glutathione yang sifat antioksidannya mampu menjaga sistem kekebalan tubuh.
Mengenai L-Cysteine
Golongan
Tanpa resep dokter
Kemasan
- Tablet
- Kapsul
- Serbuk
Kandungan
L-Cysteine
Manfaat L-Cysteine
Tubuh dapat memproduksi sistein secara alami dari asam amino metionin dan serin. Akan tetapi, Anda membutuhkan cukup folat, vitamin B6, dan vitamin B12 agar proses ini bisa terjadi. Jika tubuh kekurangan sistein, maka bentuk L-sistein dapat membantu memenuhi kebutuhannya dalam tubuh.
Dalam dunia medis, L-sistein digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi kondisi-kondisi berikut:
- Angina
- Penyakit kardiovaskular
- Bronkitis kronis
- Diabetes
- Flu
- Peradangan (inflamasi)
- Penyakit radang usus (IBD)
- Osteoarthritis
Selain itu, manfaat L-cysteine diketahui dapat membantu meningkatkan kesehatan paru-paru pada penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Jenis asam amino semi-esensial ini juga dilaporkan bisa membantu mencegah kanker usus besar, meningkatkan performa olahraga, dan meningkatkan detoksifikasi.
Efek samping L-Cysteine
Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan L-cysteine dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping L-sistein yang dapat terjadi antara lain:
- Mulut kering;
- Sakit kepala atau pusing;
- Mual;
- Muntah.
Keamanan L-cysteine dalam jangka panjang belum diketahui. Namun, ada kekhawatiran bahwa konsumsi L-sistein dengan obat-obatan tertentu, seperti prednison dan obat penekan sistem kekebalan lainnya, dapat meningkatkan reaksi efek samping obat tersebut.
Dosis L-Cysteine
Dosis L-cysteine bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis L-sistein yang disarankan adalah tidak lebih dari 7 gram per hari. Pastikan untuk selalu mengikuti dosis dan aturan penggunaan obat jenis apa pun dari dokter, maupun yang tertera pada kemasan.
Hindari menambahkan atau mengurangi dosis obat maupun menggunakan obat dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter. Alih-alih menyembuhkan, tindakan demikian justru dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan tubuh.
Interaksi L-Cysteine
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan L-sistein adalah sebagai berikut:
- Obat antijamur, seperti oxiconazole;
- Obat antihipertensi, seperti nitrogliserin dan isosorbide;
- Prednisone;
- Arang aktif (activated charcoal).
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan L-cysteine adalah sebagai berikut:
- Beri tahukan dokter jika Anda memiliki riwayat alergi obat maupun penyakit tertentu;
- Sampaikan pada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, maupun herbal apa pun;
- Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan L-cysteine saat hamil atau merencanakan kehamilan, maupun sedang menyusui.
Artikel terkait: