Ini adalah review terhadap obat dengan merk lanacetin. di bagian akhir review ini juga disertakan tautan untuk mengetahui merk obat-obat lain dengan kandungan yang sama dengan lanacetin.
Mengenai Lanacetin
Golongan
obat keras dengan resep
Kemasan
dos 10x10 kapsul
Kandungan
kloramfenikol palmitat 250 mg/kapsul,
Manfaat lanacetin
Kegunaan lanacetin (chloramphenicol) adalah untuk pengobatan demam tifus, paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H.influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia, Lympogranulloma psitatacosis, Antrax, gas grangene, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis, infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain, Infeksi pada telinga dan mata.
Efek Samping lanacetin
efek samping yang paling serius dari lanacetin (chloramphenicol) adalah sering terjadi antara lain hipersensitivitas, ruam,urtikaria, mual, muntah, diare, sakit kepala , perdarahan saluran cerna, optic neuritis, gangguan penglihatan hingga kebutaan, delirium, depresi mentaldan super infeksi.
efek samping yang paling serius dari chloracol (chloramphenicol) adalah anemia aplastik, meskipun jarang tetapi secara umum sangat fatal bila terjadi. chloracol (chloramphenicol) juga menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama pemakaian, dan bisa menyebabkan leukemia (kanker darah atau kanker sumsum tulang) pada pemakaian dalam jangka waktu lama. pemberian secara Intravena bisa menyebabkan sindrom abu-abu pada bayi baru dilahirkan ataupun bayi prematur.
Dosis lanacetin
lanacetin (kloramfenikol) diberikan dengan dosis :
- dewasa : 4 x sehari 1-2 kapsul
- anak bayi > 2 minggu : 50 mg/kg BB/hari dalam 3-4 dosis bagi
- bayi < 2 minggu dan prematur : 25 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis
Interaksi obat
lanacetin (kloramfenikol) berinteraksi dengan obat-obat seperti :
- Menurunkan efek zat beri dan vitamin B12 pada pasien anemia
- Phenobarbital dan rifampin dapat menurunkan kinerja obat ini
- Mengganggu kinerja kontrasepsi hormonal pil
- Berpotensi fatal : meningkatkan efek antikoagulan pil, agen penyebab hipoglikemia seperti sulfenilurea, phenytoin.
- Hindari penggunaan dengan obat yang bekerja menekan fungsi sumsum tulan g belakang
Kontraindikasi
lanacetin (chloramphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf terhadap kloramfenikol (chloramphenicol) dan derivatnya. Kehamilan, menyusui, porphyria (pembentukan hemoglobin yang terganggu secara genetik). Profilaksis, pernah mengalami gangguan sumsum tulang atau diskrasia darah
Perhatian
lanacetin (kloramfenikol) terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika memungkinkan pemakaian lanacetin (kloramfenikol) selama menyusui sebaiknya dihindari. Hati-hati memberikan lanacetin (chloramphenicol) kepada wanita hamil, pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, neonatus, dan bayi prematur. Pemakaian dengan jangka waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. Hati-hati terhadap kemungkinan super infeksi dengan jamur dan bakteri.
Toleransi terhadap kehamilan
KATEGORI C. studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan kloramfenikol memberikan efek buruk pada janin. tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat penggunaan obat lebih tinggi pemberian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat potensi resiko.