Lanadexon adalah obat yang digunakan sebagai anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti syok. Lanadexon mengandung dexamethasone, obat kortikosteroid yang sangat kuat bahkan 20-30 kali lebih kuat daripada Hydrocortisone dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison.
Mengenai Lanadexon
Pabrik
Landson
Golongan
Harus dengan resep dokter
Kemasan
Lanadexon dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- dos 10 x 10 kaplet 500 mcg
- botol 1000 kaplet 500 mcg
Kandungan
tiap kemasan obat lanadexon mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :
- Dexamethasone 500 mcg / kaplet
Sekilas tentang zat aktif (nama generik)
Dexamethasone adalah obat steroid jenis glukokortikoid sintetis yang digunakan sebagai agen anti alergi, imunosupresan, anti inflamasi dan anti shock yang sangat kuat. Obat ini 20-30 kali lebih kuat daripada hidrokortison dan 5-7 kali lebih kuat daripada prednison. Dexamethasone bekerja dengan cara menembus membran sel sehingga akan terbentuk suatu kompleks steroid-protein reseptor. Di dalam inti sel, kompleks steroid-protein reseptor ini akan berikatan dengan kromatin DNA dan menstimulasi transkripsi mRNA yang merupakan bagian dari proses sintesa protein. Sebagai anti inflamasi, obat ini menekan migrasi neutrofil, mengurangi produksi prostaglandin (senyawa yang berfungsi sebagai mediator inflamasi), dan menyebabkan dilatasi kapiler. Hal ini akan mengurangi repon tubuh terhadap kondisi peradangan (inflamasi).
Manfaat Lanadexon
Kegunaan obat Lanadexon adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :
- Obat golongan kortikosteroid seperti Lanadexon digunakan untuk berbagai kondisi inflamasi seperti radang reumatik, radang usus, radang pada ginjal, radang pada mata, radang karena asma dan radang pada tempat lainnya.
- Obat ini juga digunakan untuk menangani penyakit-penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, berbagai jenis alergi, penyakit lupus, bronkospasme, dan idiopatik thrombocytopenic (penurunan jumlah trombosit darah karena masalah kekebalan tubuh).
- Obat ini berguna untuk menangani shock anafilaktik alergi dalam dosis tinggi.
- Obat kortikosteroid termasuk Lanadexon juga digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh dalam proses pencakokkan organ.
- Sebagai terapi pendukung kemoterapi untuk pasien kanker. Obat ini bisa menangkal perkembangan edema pada pasien tumor otak. Sebagai agen kemoterapi, obat ini digunakan untuk pengobatan multiple myeloma baik tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat-obat seperti thalidomide, lenamide, bortezomidib, kombinasi dari adriamycin dan vincristine atau velcade dan revlimid. Untuk mencegah efek samping mual dan muntah saat kemoterapi, Lanadexon bisa mendukung obat antiemetik seperti ondansetron.
- Sering diberikan pada ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan secara prematur. Pemberian obat ini bertujuan untuk mematangkan organ paru-paru janin. Pengobatan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dari dokter karena penggunaan obat ini secara tidak tepat dapat meningkatkan risiko kecacatan janin.
- Para pendaki gunung yang mengalami high-altitude cerebral edema (HACE), atau high-altitude pulmonary edema (HAPE), sering menggunakan obat ini.
- Biasa digunakan sebagai pertolongan pada kondisi darurat untuk penyelamatan nyawa.
Kontraindikasi
- Jangan menggunakan obat lanadexon untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada obat golongan kortikosteroid.
- Lanadexon (dexamethasone), sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang menderita tukak lambung, osteoporosis, diabetes melitus, infeksi jamur sistemik, glaukoma, psikosis, psikoneurosis berat, penderita TBC aktif, herpes zoster, herpes simplex, infeksi virus lain, sindroma Cushing dan penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Efek Samping Lanadexon
Beberapa efek samping Lanadexon adalah:
- Meningkatkan pembentukan glukosa dari protein sehingga dapat melonjakkan kadar gula dalam darah. Atas dasar itulah, penderita diabetes mellitus sebaiknya menghindari obat Lanadexon.
- Penggunaan protein dalam proses pembentukan glukosa juga menyebabkan pengeroposan tulang, karena matriks protein penyusun tulang menyusut drastis. Oleh karena itu penggunaan obat ini pada pasien yang memiliki risiko besar seperti usia lanjut sangat tidak dianjurkan. HIndari juga penggunaannya pada anak-anak karena dapat menghambat pertumbuhan, khususnya pertumbuhan tulang.
- Sama seperti glukokortikoid lainnya, Lanadexon juga mempengaruhi proses metabolisme lemak termasuk distribusinya di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan efek di beberapa bagian tubuh seperti wajah yang kelihatan lebih tembem. Efek samping ini, sering disalahgunakan dengan cara menambahkan Lanadexon ke dalam produk-produk penambah berat badan ilegal. Pemakai produk ilegal tersebut mengira dirinya mengalami kenaikkan berat badan, padahal hal itu adalah efek samping dari Lanadexon.Tentu bisa sangat berbahaya jika obat ilegal itu dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
- Menurunkan fungsi limfa yang mengakibatkan sel limfosit berkurang dan mengecil. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan sistem kekebalan tubuh akibat pemakaian Lanadexon.
- Secara umum kumpulan-kumpulan efek samping ttersebut dikenal sebagai sindrom Cushing, yaitu gejala-gejala seperti muka tembem, penebalan seperti selulit pada punggung dan perut, hipertensi, penurunan toleransi terhadap karbohidrat dan gejala-gejala lainnya.
Dosis Lanadexon
Lanadexon diberikan dengan dosis sebagai berikut :
- Tablet: 0,5-10 mg / hari dibagi dalam 2-4 kali pemberian.
- Insufiensi adrenal: 0,0233 mg /kg BB/hari.
Untuk pemakaian jangka panjang, dosis harus diturunkan secara bertahap untuk menghindari terjadinya insufiensi adrenal akut.
Interaksi Lanadexon
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Lanadexon adalah:
- Aminoglutethimide: menurunkan kadar dexamethasone, melalui induksi enzim mikrosomal sehingga mengurangi efek farmakologisnya.
- Agen Kalium-depleting: jika diberikan bersamaan dengan obat-obat kalium-depleting agen (misalnya, amfoterisin B, diuretik), pengamatan ketat harus dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya hipokalemia.
- Antibiotika makrolida: menurunkan klirens dexamethasone sehingga meningkatkan kadar atau efek farmakologisnya.
- Antidiabetik: kortikosteroid dapat meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Diperlukan penyesuaian dosis obat anti diabetes.
- Isoniazid: Konsentrasi serum isoniazid mungkin akan menurun jika diberikan bersamaan dengan Lanadexon.
- Cholestyramine dan efedrin: Cholestyramine meningkatkan klirens kortikosteroid sehingga menurunkan kadar/efek farmakologisnya.
- Vaksin hidup: Lanadexon menurunkan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Penggunaan vaksin hidup pada pasien yang menggunakan Lanadexon sebaiknya dihindari.
- Anti jamur azole seperti ketoconazole: mengurangi metabolisme kortikosteroid sehingga dapat meningkatkan kadar dan efek farmakologisnya.
- NSAID: aspirin atau NSAID lainnya meningkatkan resiko efek samping perdarahan pada saluran pencernaan.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan obat Lanadexon adalah sebagai berikut :
- Penderita gangguan pencernaan seperti tukak lambung dan kolitis ulseratif sebaiknya hati-hati jika menggunakan Lanadexon, karena berisiko terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan.
- Pasien yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal misalnya pasien usia lanjut, Lanadexon diberikan dengan dosis terendah dan durasi sesingkat mungkin.
- Jangan menghentikan pemakaian obat ini secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter terutama pada penggunaan jangka panjang, karena dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti mialgia, artralgia dan malaise.
- Sistem kekebalan tubuh yang menurun menyebabkan pasien lebih rentan terkena penyakit cacar dan campak.
- Obat-obat sistemik kortikosteroid diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Karena efek obat ini bisa menggangu pertumbuhan, mengganggu produksi kortikosteroid endogen, atau efek yang tak diinginkan lainnya, ibu menyusui sebaiknya tidak menggunakan Lanadexon.
Penggunaan obat Lanadexon oleh wanita hamil
Pada kehamilan trimester pertama, Lanadexon termasuk dalam kategori D. Artinya, ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Apabila dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dexamethasone masuk dalam kategori C. Hal ini berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Oleh sebab itu, obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Artikel terkait: