Lapifed adalah obat kombinasi antihistamin dan dekongestan untuk meringankan bersin-bersin, hidung gatal dan berair, hidung mampet, serta mata berair akibat flu, common cold, dan terutama yang disebabkan oleh alergi. Obat ini mengandung kombinasi triplopridine dan pseudoephedrine.
Pseudoephedrine adalah dekongestan atau pelega hidung tersumbat yang termasuk dalam golongan amin simpatomimetik. Obat ini bekerja pada reseptor adrenergik di dalam mukosa saluran napas untuk melakukan vasokonstriksi pembuluh darah, termasuk pada rongga hidung serta mengurangi pembengkakan membran mukosa saluran napas yang terjadi karena inflamasi. Ketika vasokontriksi terjadi, maka pembuluh darah akan mengecil dan saluran npas pun terbebas dari sumbatan.
Triprolidine adalah obat golongan anti histamin sebagai penangkal alergi. Obat ini bekerja pada reseptor histamin H-1 sebagai antagonisnya untuk mengurangi reaksi radang dan alergi yang timbul akibat pelepasan histamin, seperti gatal-gatal dan bersin-bersin.
Mengenai Lapifed
Jenis obat | Antihistamin dan dekongestan |
Kandungan | Triploridine HCL, pseudoephedrine |
Kegunaan | Mengatasi gejala flu, common cold dan alergi |
Kategori | Obat resep |
Konsumen | Dewasa dan anak > 2 tahun |
Sediaan | Tablet, syrup |
Manfaat Lapifed
Obat Lapifed sangat baik digunakan untuk mengurangi gejala-gejala pilek yang disebabkan oleh reaksi alergi pada saluran napas atas yang membutuhkan dekogestan nasal dan antihistamin pada saat yang bersamaan. Manfaat Lapifed dapat membantu mengatasi kondisi berikut:
- Rinitis vasomotor
- Rhinitis alergi
- Otitis media yang disertai kongesti pada saluran eustachius
- Barotrauma atau gangguan pendengaran ketika di ketinggian
- Flu
- Pilek biasa (common cold)
Kontraindikasi
Lapifed tidak disarankan untuk orang-orang dengan kondisi berikut:
- Sedang menggunakan obat penenang
- Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini
- Mengonsumsi MAOI
- Hipertensi berat
- Memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit glaukoma, kencing manis, atau jantung koroner
Efek samping Lapifed
Lapifed umumnya ditoleransi dengan baik. Namun, sama seperti obat pada umumnya, penggunaan Lapifed dapat menimbulkan efek samping. Akan tetapi, reaksinya bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang.
Sejumlah efek samping Lapifed yang mungkin terjadi antara lain:
- Mengantuk
- Ruam kulit
- Gangguan tidur
- Hidung, mulut, dan kerongkongan terasa kering
- Retensi urin (jarang terjadi)
Efek overdosis Lapifed
Jika terjadi penggunaan berlebihan yang menyebabkan pingsan atau sesak nafas, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat.
Dosis Lapifed
Lapifed tersedia dalam bentuk sediaan dan kekuatan dosis berikut:
- Lapifed tablet: Triploridine HCL 2,5 mg, pseudoephedrine HCL 60 mg setiap tablet.
- Lapifed syrup: Triploridine HCL 1,35 mg, pseudoephedrine HCL 30 mg setiap 5 mL (satu sendok takar).
Dosis Lapifed bisa jadi berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari usia, jenis kelamin, tingkat keparahan penyakit, dan kebutuhan masing-masing orang.
Dosis Lapifed yang umum digunakan antara lain:
- Dewasa: 3 x sehari 1 tablet
- Anak usia > 12 tahun: 3 x sehari 2 sdt syrup
- Anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari 1 sdt syrup
- Anak usia 2-5 tahun: 3 x sehari ½ sdt syrup
Petunjuk penggunaan:
- Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makan.
- Dianjurkan untuk banyak minum air putih setelah minum Lapifed.
- Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
- Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan 2 kali sehari berarti per 12 jam, 3 kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan dan tidak lupa minum obat, usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
- Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Lapifed pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Interaksi Lapifed
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Beberapa jenis obat dan penyakit dapat mempengaruhi efektifitas atau miningkatkan efek samping bahan aktif Lapifed, diantaranya yaitu:
- Zolpidem
- Hydroxyzine
- Chlorpheniramin
- Diazepam
- Acetaminophen (paracetamol)
Penyakit kardiovaskular, antikolinergik, asma, penyakit hati dan ginjal, PKU, dan glaukoma merupakan penyakit yang dapat berinteraksi dengan bahan aktif obat ini. Jika Anda mengalami salah satunya, segera konsultasikan dengan dokter sebelum minum obat Lapifed.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Lapifed adalah sebagai berikut:
- Informasikan dokter jika memiliki riwayat alergi pada kandungan obat.
- Jika memiliki masalah kesehatan seperti glaukoma, masalah jantung, tekanan darah tinggi, masalah pada ginjal, pembesaran prostat, atau hipertiroidisme konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Lapifed dapat menyebabkan kantuk. Maka dari itu, hindari berkendara dan mengoperasikan alat berat setelah minum obat ini.
- Hindari penggunaan Lapifed dalam waktu 2 minggu sesudah menghentikan penggunaan MAOI.
Kehamilan dan Menyusui
Apakah obat Lapifed boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?
- Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, triploridin dan pseudoephedrin masuk kategori C untuk ibu hamil. Oleh karena itu, sebaiknya hanya gunakan obat ini jika sangat diperlukan saja atau dengan pengawasan dokter.
- Belum ada data yang menunjukkan bahwa triploridin dan pseudoephedrin dapat terekskresi pada ASI. Namun, American Academy of Pediatric (AAP) menganggap pseudoephedrin dapat digunakan oleh ibu menyusui. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan Lapifed pada ibu menyusui.
Artikel terkait: