Lasix adalah obat yang digunakan untuk mengobati gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom nefrotik. Obat ini memiliki kandungan utama berupa furosemide sebagai turunan asam antranilat.
Furosemide bekerja dengan cara membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Furosemide menghambat reabsorpsi natrium dan Klorida di tubulus proksimal dan distal, sama dengan di lengkung Henle dengan menghambat sistem co-transport natrium klorida.
Sistem ini menyebabkan cairan berlebih tereksresi bersama dengan natrium, klorida, magnesium, dan kalsium. Cairan berlebihan yang tidak bisa dikeluarkan dengan semestinya ini disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti gagal jantung, penyakit ginjal maupun kelainan pada hati. Hal ini menyebabkan tubuh cepat lelah, sesak nafas, serta kaki dan pergelangan membengkak. Kondisi inilah yang disebut edema.
Mengenai Lasix
Pabrik
Aventis
Golongan
Resep dokter
Kemasan
Lasix dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :
- Dos 10 x 10 tablet 40 mg
- 5 ampul 2 ml injeksi
- 25 ampul 2 ml injeksi
Kandungan
Tiap kemasan lasix mengandung zat aktif sebagai berikut :
- Furosemide 40 mg / tablet
- Furosemide 10 mg / ml injeksi
Manfaat Lasix
Berbagai manfaat Lasix adalah sebagai berikut:
- Sebagai pengobatan lini pertama pada edema yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom nefrotik.
- Sebagai terapi tambahan untuk edema serebral atau paru saat diuresis cepat diperlukan juga pengobatan hiperkalsemia.
- Mengobati hipertensi, baik tunggal maupun dikombinasikan dengan obat diuretik lain, seperti triamtene atau spironolactone.
Dosis Lasix
Lasix diberikan dengan dosis sebagai berikut:
Dewasa
- Hipertensi: 40-80 mg per hari
- Edema (bengkak) yang berhubungan dengan gagal jantung: dosis awal 20-40 mg sebagai dosis tunggal, sebaiknya diminum pagi hari. Jika respon belum memuaskan dapat ditingkatkan secara bertahap 80 mg dengan kombinasi atau dosis tunggal
Anak
- Dosis awal: 0,5-1 mg/kgBB sebagai dosis tunggal. Dosis maksimal 20mg/hari
Efek Samping Lasix
Berbagai efek samping Lasix yang mungkin terjadi antara lain:
- Hipokalemia atau penurunan kadar kalium dalam tubuh). Hal ini biasanya diatasi dengan mengkombinasikan obat ini dengan produk-produk kalium.
- Hipomagnesemia
- Hipokalsemia
- Glikosuria
- Peningkatan kadar asam urat (hiperurikemia) dan kadar gula darah (hiperglikemia).
- Gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, anoreksia, iritasi mulut dan lambung, diare, dan sembelit.
- Gangguan pendengaran
- Pusing
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Efek samping pada kulit misalnya nekrolisis epidermal toksik, sindrom stevens-johnson, eritema, ruam, dermatitis eksfoliatif, dan bisa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.
- Hipotensi ortostatik yang akan bertambah buruk jika Anda juga mengonsumsi alkohol, barbiturat atau narkotika.
Obat ini juga menyebabkan efek samping yang cukup berat seperti anemia aplastik, anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis, leukopenia, dan eosinofilia.
Interaksi Obat Lasix
Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Lasix adalah:
- NSAID, Lithium, antibiotik aminoglikosida , asam ethacrynic, salisilat, cephalosporin: meningkatkan potensi toksisitas obat.
- ACE inhibitor: menyebabkan hipotensi berat dan penurunan fungsi ginjal.
- Sukralfat: menurunkan efek natriuretik dan antihipertensi dari lasix (furosemide). Jika tetap digunakan, beri jarak setidaknya 2 jam.
- Fenitoin: menurunkan penyerapan Lasix di usus dan akibatnya menurunkan konsentrasi serum puncak Lasix. Alhasil, efektivitas Lasix sedikit berkurang.
- Indometasin: mengurangi efek natriuretik dan antihipertensi dari Lasix.
Perhatian
Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Lasix adalah sebagai berikut:
- Jangan mengonsumsi Lasix terlalu malam karena obat ini menyebabkan Anda akan sering buang air kecil sehingga mengganggu waktu tidur.
- Jangan menggunakan Lasix selama menyusui karena obat ini diketahui ikut keluar melalui air susu ibu (ASI).
- Pemberian Lasix pada bayi prematur atau anak di bawah 4 tahun, harus dipertimbangkan dengan sangat matang karena obat ini bisa menyebabkan nefrokalsinosis atau nefrolitiasis. Jika obat ini harus diberikan fungsi ginjal harus dipantau dengan seksama.
- Sebaiknya jangan menggunakan Lasix jika Anda menderita penyakit asam urat, penyakit ginjal, prostat, anuria, atau diabetes.
- Pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obat jenis sulfonamid harus memberitahukannya kepada dokter, karena ada kemungkinan alergi juga terhadap lasix sehingga dikhawatirkan terjadi eksaserbasi atau aktivasi lupus eritematosus sistemik.
- Hati-hati terhadap pasien dengan riwayat retensi urin seperti hyperplasia prostat atau kelainan saraf pada kandung kemih, striktur uretra karena dengan kelebihan kencing yang dikeluarkan namun pasien mengalami retensi urin akan menyebabkan Acute Kidney Injury.
- Jika Anda menderita sirosis hati, jangan menggunakan Lasix tanpa pengawasan dokter karena lasix dapat menyebabkan perubahan tiba-tiba pada keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat memicu koma hepatik.
- Penggunaan obat diuretik termasuk Lasix bisa menyebabkan dehidrasi dan ganggguan elektrolit terutama pada pasien usia lanjut. Jika muncul tanda-tanda seperti mulut kering, haus, letih, lesu, mengantuk, gelisah, nyeri otot atau kram, detak jantung cepat dan tidak teratur atau gangguan pencernaan seperti mual dan muntah, konsultasikan dengan dokter. Suplemen kalium mungkin akan disarankan oleh dokter.
Toleransi terhadap kehamilan
Kategori C. Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.